28

3.6K 182 1
                                    

Selamat membaca 😘








"Dek ngapain?"

Arsel menoleh ke asal suara ternyata kakak sulungnya juga belum tidur. Sepertinya dia juga mau menghilangkan dahaga.

"Bikin susu, gak bisa tidur"

Yagi menghampiri Arsel lalu memeluk adiknya itu dari belakang. Dia meletakkan dagunya di bahu Arsel sambil melihat si kecil yang mengaduk segelas susu.

"Gak bisa tidur? Mikirin apa emangnya hm?"

"Gak mikirin apa-apa kok, tapi Acel dah guling-guling tetep aja gak mau merem matanya" keluh Arsel lalu meminum susunya sampai tandas.

"Hmm... Mau kakak temenin?" tawar Yagi.

"Gak deh, Acel kan bukan anak kecil" Arsel cemberut mendengar tawaran Yagi. Sebenernya mau aja, tapi Arsel malu kan udah gede.

"Sok nolak" Tanpa aba-aba Yagi menggendong Arsel ala koala sambil menimang-nimangnya. Arsel yang nyaman langsung membenamkan wajahnya di ceruk leher Yagi. Dan rasa kantuk pun mulai menghampiri. Membuat mata Arsel terasa berat dan sedetik kemudian dia terpejam.

Yagi yang merasakan hembusan nafas Arsel yang teratur dan mendengar dengkuran halus dari bibir mungil Arsel terkekeh tanpa suara. Mungkin adiknya butuh teman tidur.

Masih sambil menimang-nimang Arsel, Yagi berjalan perlahan menuju kamar Arsel. Memutari kamar beberapa kali sampai dirasa Arsel benar-benar nyenyak dalam tidurnya. Setelahnya, Yagi membaringkan Arsel di ranjangnya dan menemani tidur si kecil dengan berbaring di sampingnya sambil memeluk tubuh mungil itu.

Sedangkan di sisi lain, Gallen ngos-ngosan setelah bertarung dengan lima tentara bayaran yang bersenjatakan belati itu. Beberapa luka Gallen dapatkan di sekitar lengan dan pinggang. Namun, Gallen juga berhasil memberikan luka pada lima orang itu.

Dan satu orang lainnya yang Gallen yakini bos mereka hanya melihat dari singgasana Gallen. Mungkin dia akan bertindak setelah Gallen berhasil menumbangkan kelima anak buahnya. Dan saat itu Gallen yakin dirinya pasti sudah kehilangan banyak darah dan tenaga.

Gue mati kali ini?

Gallen melirik teman-temannya yang tergeletak tak sadarkan diri. Tiba-tiba tekad Gallen untuk membunuh kembali. Matanya menggelap dan semakin tajam memperhatikan gerak-gerik kelima orang yang siap menghajarnya itu.

Dan jangan salah, Gallen juga siap menghajar mereka berlima.

Lima lawan satu? Terlihat tidak adil tapi beginilah dunia Gallen.

Gallen menyerang terlebih dahulu. Meski salah satu dari mereka menghindar dan mulai melawan, Gallen berhasil menebaskan katananya tepat di dada orang itu. Dalam. Dan tentu saja nyawanya hilang saat itu juga.

Keempat musuhnya yang lain tidak terima dan langsung mengeroyok Gallen. Gallen benar-benar kewalahan tapi dia tetap berusaha bertahan. Beberapa luka gores dia dapatkan kembali. Gallen muak!! Dia lelah!! Dia ingin semua ini segera berakhir!!

Gallen berubah brutal. Tak perduli berapa luka yang dia dapatkan dia menebaskan katananya dengan keras dan berhasil merenggut nyawa musuhnya satu persatu.

Meski kelelahan, Gallen berusaha untuk tetap berdiri. Tapi, banyaknya luka yang dia dapat membuatnya lemas. Gallen terjatuh berlutut. Katananya pun terlepas dari genggaman tangannya.

"Hahahaha"

"Sungguh pertunjukan yang menyenangkan! Ternyata lo lebih kuat dari sodara lo!"

Gallen mendongkak. Namun, pria itu menendang Gallen sampai Gallen terjungkal. Pria itu mendekati Gallen dan menginjak kepala Gallen. Memberi sedikit tekanan sampai Gallen meringis kesakitan.

"Hahahahaha! Pantes aja banyak yang ngincer lo! Lo ancaman pasar gelap! Lo bakal berkuasa seperti bonyok lo! Tapi hal itu gak akan terjadi karna lo bakal mati sekarang!"

Arseell...















Maaf kalo gak nge-feel, aku dah berusaha semampuku🙏🏻

See you next chapter 😘

ARSEGAL [BL]Where stories live. Discover now