30

3.7K 213 2
                                    

Selamat membaca 😘



Tiba-tiba....

Pria itu merasakan aneh pada tubuhnya. Dia merasakan sesuatu yang bergejolak menjalar ke seluruh tubuhnya.

Gallen memang menusukkan belati dengan brutal pada pria itu namun Gallen sengaja tidak mengenai organ-organ vitalnya agar pria itu bisa merasakan racun miliknya sendiri.

"Aargghh! Panas!"

Racun itu ternyata membuat korbannya merasa terbakar. Meski tidak terlihat berefek di luar.

Pria itu terlihat sangat kesakitan. Dia bahkan sudah meringkuk memeluk dirinya sendiri. Menahan rasa panas yang bergejolak tak henti-hentinya. Racun itu akan berpusat pada jantung. Menggerogoti sampai berhenti berdetak.

Gallen kembali meneteskan air matanya. Melihat pria itu berteriak kesakitan luar biasa, Gallen tak sanggup membayangkan bahwa itu Allan. Adiknya.

Gallen melihat katana yang tak jauh darinya. Dengan langkah terseret dia mengambil katananya dan mendekati pria itu.

"To..long" ucap pria itu.

"Tolong? Apa saat adikku minta tolong lo nolongin dia?"

"Ma-maaf! Gu-e cuma jalaninn mi-misi"

"Dan gue cuma mau balas dendam atas kematian Allan"

"Makasih udah datang sendiri"

Deg

Deg

Deg

Nafas pria itu tercekat. Jantungnya mulai melemah dan... Dia menghembuskan nafas terakhirnya.

Lo bisa tenang Allan _Gallen

Gallen mengangkat katananya dan menebaskannya keras ke arah leher pria yang tergeletak tak bernyawa itu. Gallen puas.

"Gaa..llennn" panggilan lirih itu membuat Gallen menoleh. Di sudut, teman tongkrongannya sedang duduk bersandar sambil memegang perut. Gallen mendekatinya meski jalan saja susah. "Maa-af, telat minta bantuan"

"Bantuan?"

Seorang pria berbaju hitam dengan membawa senapan laras panjang keluar dari tempat persembunyiannya. "Maaf terlambat, Tuan muda"

Gallen menghela nafas. "Tak apa, kau sudah memanggil ambulan?" tanyanya dengan bahasa formal.

"Sudah, Tuan muda. Saya juga sudah menghubungi Tuan besar."

"Bagus kalo gitu, gue bisa...."

Bruk

Gallen tak sadarkan diri. Kedua orang yang masih sadar panik melihatnya. Pria suruhan Gallen pun langsung memastikan keadaan Gallen. Dia menghela nafas saat masih merasakan hembusan nafas Gallen meski lemah.

Tak lama, beberapa ambulan dan mobil hitam menyerbu markas Gallen. Dengan cepat mereka berlari menuju lantai tiga gedung dan mengamankan anak-anak sekolah yang terluka itu.

Seorang pria bertubuh kekar memakai kemeja hitam dan celana bahan berwarna senada turun dari mobil, disusul seorang wanita memakai gaun seksi berwarna hitam yang terlihat glamor.

Mereka adalah Tuan dan Nyonya Danuarta. Mereka perlahan menaiki lift menuju lantai tiga dan menemukan anak sulung mereka yang akan di angkat ke tandu dan di bawa ke mobil ambulan.

Mereka melihat sekeliling. Melihat orang-orang yang mengincar Gallen tergeletak tak bernyawa dengan keadaan mengenaskan. Tuan Danuarta tersenyum. "Dia hebat"

Sedangkan Nyonya Danuarta memukul lengan suaminya itu. "Anak kita hampir mati dan kamu malah senyum? Kamu gila?!!"

"Tapi dia tidak mati kan? Dia berhasil membunuh mereka"

"Cih,"

Tuan Danuarta melihat ke arah pria membawa senapan yang berdiri di sudut. "Kau akan naik pangkat"

Pria itu menunduk. "Terima kasih, Tuan"

"Ayo pergi temui anak kita"

"Baiklah"





"Bereskan mayat-mayat itu dan bakar mereka!"

Beberapa orang bersetelan jas hitam serentak menjawab "Baik Tuan"

Tuan dan Nyonya Danuarta masuk ke dalam mobil dan mengikuti ambulan yang membawa anak mereka juga teman-temannya. Mereka menuju rumah sakit pusat. Rumah sakit terbesar di kota dan tentunya beratasnamakan Danuarta.















Suka gak sih? Kalo suka kasih bintang dong 😗

See you next chapter 😘

ARSEGAL [BL]Where stories live. Discover now