02

17.8K 906 34
                                    

Selamat membaca 😘








Hening

Selama di mobil tak ada yang membuka suara. Daddy dan Papi diam membuat Arsel ikut diam tak berani mengeluarkan suara sedikitpun.

Benar saja, Nauval dan Kayle memang berencana memasukkan Arsel ke SMA GANESHA. Tempat mereka menyekolahkan putra mereka yang lain. Ya, kedua kakak Arsel ada disini, mereka yakin Arsel gak akan bertingkah di bawah pengawasan kedua kakaknya.

Arsel menelan ludah susah payah melihat gedung sekolah yang tinggi menjulang. Alasan kenapa Arsel gak mau sekolah disini adalah...

Disana ada kakak kembarnya!!

Emang bener kata Papi kalo Arsel gak mau sekolah disana itu karna ada Devan juga Devin. Mereka tuh kaya punya banyak mata, apapun yang Arsel lakuin kepantau sama mereka. Dan berakhir pengaduan pada sang papi. Arsel kan gak mau bikin papi sedih. Pret

Itu kebukti saat Arsel masih SMP kelas delapan artinya kedua kakaknya kelas sembilan, Arsel pernah mencoba bolos dengan manjat pagar belakang sekolah tapi belum sempet sampai atas kakaknya udah ada di bawah Arsel dengan tatapan galak.

Selain takut sama papi Arsel juga takut sama kakak kembarnya lebih tepatnya Devan. Meski manjain Arsel Devan sebenernya orang yang dingin. Jarang ngomong panjang lebar. Tatapannya yang tajam udah buat Arsel bergidik ngeri.

"Papi..."

"Turun!" Perintah Kayle

Mau tak mau Arsel turun disusul kedua orang tuanya. Mereka pun berjalan menuju gerbang yang terkunci. Sesaat kemudian seorang satpam menghampiri mereka dan bertanya keperluan mereka datang saat jam pelajaran sudah dimulai.

"Kami ingin mendaftar, apa masih boleh?" Tanya Nauval dengan sopan.

Satpam tersebut menyambut baik dan mempersilahkan mereka untuk masuk. Dan juga menuntun Arsel dan kedua orangtuanya menuju ruang kepala sekolah.

Meski Nauval dan Kayle sudah hapal ruang kepala sekolah karna sudah beberapa kali datang kesini, mereka tetap mengikuti arahan satpam tersebut. Untuk menghargai beliau tentunya.

Setelah sampai, satpam tersebut pamit undur diri kembali ke posnya. Tak lupa Nauval dan Kayle mengucapkan terima kasih pada satpam itu.

Arsel? Dia cuma diam sambil tolah-toleh liatin sekitar. Sepi...banget. Cuma ada suara samar guru-guru yang sedang mengajarkan materi. Asli beda banget sama sekolah sebelumnya. Arsel kuat gak ya

Setelah berbincang-bincang sebentar bersama kepala sekolah, Arsel diserahkan pada Bu Andin- wali kelasnya nanti. Setelahnya daddy dan papi pulang.

Masih hari pertama, Arsel gak berani bertingkah. Dengan patuh dia mengikuti langkah Bu Andin menuju kelas barunya.

"Permisi Pak Agus,"

Guru yang sedang mengajar di kelas sebelas A itu menoleh dan menyambut kehadiran Bu Andin juga Arsel. Dan sementara kegiatan belajar berhenti.

"Ibu mohon perhatiannya sebentar, kelas ini kedatangan murid baru, perkenalkan dirimu" ucap Bu Andin pada Arsel.

"Em.." Arsel sedikit gugup. Bukan karna disuruh memperkenalkan diri tapi ini efek takutnya sama Papi, juga bayang-bayang Devan yang bakal mantau dia.

"Namaku Arselio Davina Adinatha, panggil aja Arsel"

"Hay Arsel"

"Ganteng banget anjir"

"Cantik tau"

"Cute, lihat pipinya gemoy banget"

Arsel disambut dengan baik tapi para cewek ngasal banget mulutnya. Masa Arsel yang seganteng ini dibilang cantik sih.

Bu Andin menyuruh Arsel duduk di bangku kosong di barisan ketiga. Arsel pun mematuhinya.

Setelah Bu Andin keluar kelas, semuanya kembali hening. Hanya suara guru yang bernama Pak Agus?

Arsel pun hanya diam melihat kedepan. Karna belum mendapatkan buku materi dari sekolah akhirnya dia cuma bisa planga plongo. Bahkan dia juga belum dikasih seragam baru. Katanya nanti dikasih pas jam istirahat.

Apa nih sekolah elit seragam sulit

Cuaakkss









Tbc
Jangan lupa votkom kalo suka 😗


ARSEGAL [BL]Where stories live. Discover now