24

6.2K 348 8
                                    


Selamat membaca 😘



Arsel lagi asyik nonton series boyslove di laptopnya. Tentunya yang slow aja ya meski otaknya Arsel gak suci lagi. Tapi dia tuh masih takut kalo liat adegan penusukan.

Posisi dia kan uke, jadi Arsel mikirnya tuh udah kesana-kesana. Nanti kalo sakit gimana? Nanti kalo berdarah? Kalo sobek? Kalo Arsel mati karna yang masuk kegedean gimana?

Arseell😭

Yah, begitulah kira-kira. Arsel juga sempet mikir, kok cuma dia sih yang jadi uke? Abang-abangnya seme padahal.

Yakin dek?

Cuma perkiraan Arsel aja sih, soalnya abang-abangnya masih jomblo. Dan gak ada kabar mereka deket sama seseorang gitu. Apa Arsel aja yang kurang info. Ya entahlah, itu urusan mereka bukan urusan Arsel.

"Udah pulang dek?"

Arsel menoleh mendapati pria berbadan kekar menuruni tangga. Posisinya Arsel lagi di ruang santai.

"Daddy gak kerja?" Tanya Arsel. Tumben daddynya gak ke kantor. Biasanya rajin bener ke kantornya.

"Daddy ambil cuti adek" jawab Nauval. Lalu dia mengangkat tubuh Arsel dan mendudukkan Arsel di pangkuannya. "Anak Daddy udah gede ya"

"Iya lah"

"Dih, tapi kok gak berbobot ya ini" ejek Nauval karna memang Arsel ringan banget.

"Oh ya, Arsel mau beli pisang goreng crispy"

"Ya beli lah!"

"Uangnya?" Arsel mendongkak menatap Nauval melas. Kalian masih inget uang jajan Arsel disita Devan kan? Dan sekarang Devan lagi ada jam tambahan, jadi belum pulang.

"Uang jajanmu dah habis?" Tanya Nauval sambil merogoh kantong celananya.

"Diambil Kak Devan"

"Sukurin! Makanya jangan nakal!"

"Dih, Arsel nakal kan dapet gen Daddy"

"Mana ada Daddy nakal hm? Yang ada kamu gak lahir di dunia, mana mau Papimu sama anak nakal, makanya jangan jadi anak nakal, nanti Papi gak sayang sama kamu loh!"

"Ihh, Papi tuh sayangnya sama Acel! Gak sayang sama Daddy huh!"

"Ya udah gak jadi dikasih uang" Nauval kembali memasukkan uangnya ke dalam kantong celana.

Arsel yang melihat itu melotot lalu mencekal tangan Nauval. "Gak kok! Papi paling sayang sama Daddy, mana uangnya?"

"Dih"

"Kasih uang dua puluh ribu aja, Yang!"

Arsel dan Nauval menoleh ke asal suara. Di ujung anak tangga, berdirilah Kayle yang sedang bersedekap dan menatap Arsel tajam.

Arsel susah payah menelan ludah kalo liat Kayle kaya gitu.

"Cuma beli pisang goreng kan? Pisang goreng harganya dua ribuan, dua puluh ribu udah dapet banyak. Nanti dikasih uang lebih malah buat beli rokok"

Arsel menunduk. "Enggak kok, Pi" cicitnya.

"Enggak apanya?!"

"Sayang, jangan bentak terus ih, adek takut nih" Nauval memeluk Arsel erat. Soalnya dia bisa ngerasain kalo tubuh Arsel gemeter.

Kayle menghela nafas dan berjalan menghampiri Arsel dan suaminya. "Papi sayang sama kamu" ucapnya sambil mengecup kening Arsel lama. Arsel sedikit rileks. Dia mengangguk-angguk paham. Semua orang sayang sama Arsel, dia tau itu.

"Nih, uangnya. Jangan beli yang macem!!" Peringat Nauval sambil memberi selembar uang berwarna merah pada Arsel.

"Hehe... Makasih"

Cup

Arsel mengecup bibir Nauval singkat.

Cup

Di lanjut mengecup bibir Kayle.

Arsel yang seneng banget dapat uang jajan langsung berlari keluar rumah. Menuju ke garasi buat ambil sepeda listriknya.

Dan gas ngeng menuju tempat yang jualan pisang goreng. Gak jauh dari rumahnya. Dia baru lihat beberapa hari yang lalu. Gerobaknya baru ada disitu.












See you next chapter 😘

ARSEGAL [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang