12

10.7K 545 3
                                    


Selamat membaca 😘




Arsel berjalan lemah lesu tak berdaya menuju tempat duduknya. Semalam dia tidak bisa tidur nyenyak karna otaknya sibuk memikirkan hubungan Gallen dan Devin. Jam tiga dini hari saat mata Arsel begitu berat dan akan terpejam dia malah mengingat tugas yang harus dikumpulkan hari ini. Auto melek sampe pagi.

Seandainya masih di sekolah lama, Arsel bakal bolos. Tidur di rooftop sekolah misalnya atau pura-pura sakit. Tapi sekarang beda, ketika berniat untuk bolos pelajaran Arsel langsung teringat Devan. Bolos sehari aja uang jajan disita selama sebulan berarti kalo dua hari dua bulan dong. Mana tahan ಥ⁠‿⁠ಥ

Arsel pun mendudukkan bokongnya dan langsung meletakkan kepalanya di atas meja tanpa alas tangan atau tasnya. Saking ngantuknya dia. Dalam sekejap Arsel pergi ke alam mimpi.

Tapi sebelumnya Arsel sempat mengirim pesan pada seseorang.

Ting

Gallen melihat layar ponselnya sambil tersenyum. Sekarang ini dia lagi di parkiran, baru dateng soalnya. Dia juga habis begadang semalem ikut balap liar.

Gallen belum sempet sarapan eh udah dapet asupan dari ayang. Langsung kenyang deh.

Baby
║Bangunin gue kalo udah bel masuk║

Gallen terkekeh. Dia gak bales pesan doi, kan doi lagi bobo jangan diganggu ah. Mending diabadikan. Dengan jurus langkah seribu Gallen sudah sampai di kelasnya. Dan benar saja si cantik lagi bobo manis.

Gallen mengode seisi kelas agar tidak berisik. Biar tidur si cantik nyenyak sampai bel bunyi. Masih ada waktu lima belas menit lagi.

Gallen berjalan perlahan menghampiri Arsel. Lalu duduk di samping si cantik. Menopang dagu sambil menatap kepolosan Arsel waktu tidur. Ah, kenangan kemarin membuat perut Gallen tergelitik.

Pandangan Gallen tertuju pada bibir mungil Arsel. Kemarin dari bibir itu keluar gumaman lirih yang lucu. Apa katanya kemarin ya "Donat jangan lari?" itu membuat Gallen gemas sampai ubun-ubun. Pengen ngarungin, pengen nyulik, pengen ngekep Arsel biar gak ada orang lain yang ngelihat keimutan Arsel.





Jam istirahat berbunyi, Arsel kembali tidur. Kali ini tangannya menjadi bantal.

"Gak laper?" tanya Gallen yang bersiap mau ke kantin.

"Gwak...antuuk..."

Gallen terkekeh mendengar jawaban Arsel dengan suara khas orang ngantuk itu.

Karna doi gak ke kantin sebagai calon pacar yang baik, Gallen berinisiatif membeli makanan dan minuman untuk si cantik. Tanpa mengatakan apapun Gallen pergi ke kantin.

Gallen ini orang yang disegani di SMA Ganesha. Meski begitu dia gak akan nyuruh alias babuin orang selama dia bisa ngelakuin sendiri. Seperti beli makanan di kantin meski harus ngantri.

Saat mengantri, seseorang menepuk pundak Gallen. Gallen menoleh ke belakang.

"Ntar malem."

"Hm"

"Btw, yakin lo mertaruhin motor lo?"

"Kenapa enggak? Gue yang bakal menang dan dapet motor dia" ucap Gallen percaya diri.

"Serah lu dah"

"Hm"

"Lo mau kemana?"

"Kantin"

"Tumben lo ke kantin gak biasanya"

Gallen tersenyum tipis mengingat si doi suka makan. Tanpa menjawab pertanyaan temannya Gallen kembali melangkah menuju kantin.

??







See you next chapter 😘



ARSEGAL [BL]Where stories live. Discover now