15. Bertemu Mertua

821 140 6
                                    









"Mas Pras?" Merasa terpanggil, Pras menoleh. Titi berdiri tidak jauh dari meja yang ia tempati bersama si kecil. "Ini ... siapa?" tanya Titi, melangkah mendekat. Tatapannya jatuh pada sosok Ganendra yang balik menatapnya.

"Anak saya," ujar Pras to the point.

Titi tampak kaget ketika menyulihkan fokus ke arahnya. "Anak gimana maksud Mas?"

"Mas Enda," panggil Pras, membungkukkan tubuh—mensejajari wajah sang jagoan. Ganendra menyambutnya dengan tatapan ada apa. "Coba kasih tahu Tante Titi; Mas Enda siapanya Bapak," suruhnya.

Dipatuhi si bocah yang kembali menancapkan tatapan lugunya ke Titi. "Mas Enda anaknya Bapak sama Ibu Ochi," kata Ganendra, semakin membuat Titi shock. Kepala Titi menggeleng tak percaya. "Memang Tante siapa? Tante istrinya Bapak?"

"Bukan," sahut Pras segera.

Perhatian Ganendra teralih padanya.

Bibir Pras melengkungkan senyum, ia sentil pucuk hidung sang jagoan dengan gemas. "Istrinya Bapak ... Ibu Ochi, ibunya Mas Enda." Ganendra nyengir. Pras melirik Titi yang tampak menghela napas berat, kemudian ia tegakkan tubuh, dan melarikan pandangan ke arah sahabat dari adiknya. "Memang nggak ada yang tahu soal pernikahan kami. Jadi, sampai sini kamu paham?"

"Mama Heera nggak tahu?"

"Akan," ralat Pras.

"Jadi yang dibilang Erina kalau Mas Pras pernah pacaran sama Ochi itu ... benar?" Pras mengangguk menanggapi, dia tidak perlu sembunyi lagi. "Dan kemaren, waktu kita ketemu di kafe—" Menelan ludah dengan susah payah, Titi memaksa suaranya agar keluar.

Tapi nihil.

Selagi Pras menganggukkan kepala, menegaskan. "Iya."

"Sejak kapan kalian menikah?"

"Lima tahun yang lalu," jawab Pras lugas. "Jauh sebelum Mama ngebet jodohin saya sama kamu," imbuhnya. "Dan waktu Mama nyuruh saya cepat-cepat pulang tiga tahun lalu," jeda, dada Pras mendadak sesak tiap kali mengingat apa yang menjadi penyebab keretakan rumah tangganya. "Anak saya lagi sakit. Tapi karena ini Mama, jadi Ochi minta saya untuk pulang ke Jakarta, walau—"

"Kenapa Mas sembunyiin mereka?" cecar Titi.

Pras menggersah. "Ada beberapa hal yang membuat kita memilih jalan ini."

"Selama itu?" desak Titi, menaikkan satu alis. "Aku yakin, Mas nggak serius sama Ochi, makanya Mas sembunyiin dia. Lagi pula, Ochi udah nggak punya siapa-siapa, jadi nggak akan ada yang ngebacking dia. Kan dulu dia bisa deket sama keluarga Mas karena tantenya."

"Kamu merendahkan Ochi di depan anak dan suaminya?" geram Pras.

"Aku ngomongin fakta, Mas!" sanggah Titi.

"Mas Enda, ayo ikut Bapak jemput Ibu!" ajak Pras.

Ganendra mengangguk, lalu berangsur turun dari kursi. Sementara itu, Pras bangkit. Mengabaikan Titi yang merasa terabaikan. Ia gandeng putra kecilnya, melewati Titi yang tampak tersinggung atas perlakuannya barusan. Dan di langkah ketiga, Pras bisa mendengar ancaman Titi yang serupa bisikkan.

FEELING BLUEWhere stories live. Discover now