4. Bantuan Gama

1.1K 167 19
                                    

4. Bantuan Gama








 Bantuan Gama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Bibir Pras mengulas senyum tipis begitu centang dua abu-abu berganti menjadi biru. Sejak tiga tahun terakhir, sisa harinya dihabiskan dengan para keponakan—dua diantaranya Kayshila Maina Pandita dan Kenzie Mahija Pandita. Meski jauh di dalam hatinya, pria yang berprofesi sebagai arsitek itu ingin mengukir kisah indah bersama sang putra.

Abi-nya.

Si jagoan.

"Buset dah!" Suara Zafran terdengar lagi. "Kerja, Pras! Malah chatting-an."

"Iyaaaa. Ini juga mau balik kerja." Pras mengantongi ponselnya.

Di hadapannya, Zafran mengerutkan dahi. "Chatting-an ama siapa sih?"

"Erin," jawab Pras, malas.

"Halah!" decak Zafran, tak percaya. Tangannya melayang—menabok lengan Pras.

Buat yang ditabok mendengkus jengkel. "Jangan sentuh-sentuh gue!"

"Ngaku aja deh, Pras," Zafran menghela jarak, menatap Pras dengan sorot penuh intimidasi—seakan-akan Pras baru saja melakukan tindakan kriminal atau hal-hal yang merugikan. "Ente lagi deket ama perempuan ye? Ane perhatiin, hari ini ente kelihatan beda. Kayak ... ada sesuatu yang bikin hati ente resah, gundah gulana."

Pras mendengkus geli. "Apaan sih! Nggak!" sangkalnya, "Lagian, gue masih betah sendiri."

Sendiri menunggu anak dan istri—maksud Pras.

Pernikahannya dengan Ochi saat itu berlangsung mendadak. Pras kehilangan akal sewaktu Ochi berniat menggugurkan janin dalam rahimnya. Maka dari itu, menikahi Ochi secara agama adalah pilihan. Karena planingnya, setelah anak mereka lahir, Pras akan membawa Ochi dan sang jagoan ke kedua orang tuanya—memperkenalkan mereka sebagai keluarga kecilnya. Namun, takdir berkata sebaliknya.

Heera—ibunya—telah menetapkan Titi sebagai target calon menantu.

Ditambah Malik—ayah Pras—bersahabat dengan ayah Titi. Susena Adhiwangsa.

Dan Elok Nastiti Adhiwangsa sendiri sahabat Erina Dhara Gumilar.

"Emang tipe ente kayak gimana sih?" pancing Zafran.

"Yang jelas bukan kayak lo!" tandas Pras, beranjak pergi.

Siang ini, rencananya Pras akan menemui Ochi di SMA Theresiana. Tapi sepertinya tidak bisa, karena ada beberapa hal yang harus ia selesaikan. Masih ada besok, pikirnya kemudian. Dan selama bekerja, bayang-bayang Ochi dan bayi laki-laki berumur enam bulan—yang terakhir kali ia gendong sebelum berangkat ke Jakarta—menghiasi pelupuk mata.

FEELING BLUEWhere stories live. Discover now