𝐇𝐚𝐥 𝟖 𝐁𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚

67 47 8
                                    


"Lyra..

Sebentar lagi,
Kamu harus menunggu setidaknya sebentar lagi"

Menunggu?

Untuk apa aku menunggu?
Menunggu sesuatu yang tidak pasti.

Menunggu seseorang yang jelas-jelas tidak aku ketahui siapa dia dan seperti apa wajahnya?

Yang aku hanya bisa lihat adalah sosok laki-laki tinggi sedang berdiri di depan cahaya, yang membuat wajahnya tidak bisa terlihat dengan jelas karena cahaya yang ada di belakang tubuhnya.

Untuk apa aku menunggu kamu?



"Ra bangun.."

Lyra terbangun dari mimpinya kali ini entah mengapa Lyra merasa jenuh dan letih dengan mimpi nya.

Orang itu, setiap aku bertemu dengannya energi ku seakan- akan terkuras olehnya dan lama kelamaan aku merasa bosan akan hadirnya dalam mimpi-ku.

Dengan semua perkataan nya yang selalu membuat ku penasaran akan hadirnya dan apa hubungan ku dengan sosok itu?

Aku lelah.

🧣


06.28

"LYRAAAA AYO BANGUN! KAMU GAK LIHAT SEKARANG SUDAH JAM BERAPA?
anak ini selalu saja terlambat,
bangun selalu kesiangan--".
ucap Ibu membuka pintu kamar Lyra membangunkan Lyra untuk segera bangun dan bersiap pergi ke sekolah.

"hmm.. iya bu, Lyra sudah bangun".
ucap Lyra lemas.

"Ra?? Kamu sakit?"
Ibu memeriksa keadaan Lyra,
Ibu menempelkan tangannya di kening Lyra untuk mengecek suhu badan Lyra.

"RAAA KAMU SAKIT? BADAN KAMU PANAS GINI! KITA KE DOKTER YA SEKARANG. KITA KE RUMAH SAKIT SEKARANG, IBU PANGGIL AYAH DULU".
ucap Ibu khawatir dengan keadaan Lyra dan bergegas memberitahu Ayah tentang keadaan Lyra.

"Buu.. Lyra gapapa, Lyra cuman kecapek-an dikit doang kok. Lyra izin ya satu hari ini ajaa Lyra gak pergi ke sekolah. Kepala Lyra agak sedikit pusing bu" .
ucap Lyra menahan tangan dan memberhentikan langkah ibunya yang ingin memberitahu Ayah Lyra tentang keadaan nya sekarang.

"Lyra beneran gapapa kok bu, ibu jangan kasih tau Ayah ya kalo Lyra sakit nanti kalo ayah tau bisa-bisa ayah malah khawatir. Bilang aja ke Ayah Lyra belum selesai siap-siap, Ayah duluan aja berangkat ke kantor, hari ini Lyra berangkat sekolah sendiri".

"T-tapi Ra.."

"Buu, im okeyyy. Lyra baik-baik aja, cuman pusing sedikit. Paling nanti dibawa tidur sebentar juga membaik."

"Yasudah, nanti Ibu bawakan bubur ya ke kamar untuk kamu sarapan. Sekarang kamu istirahat"

"makasih Bu"

---- Apa aku terlalu lelah belajar? ----

Tidak ada paksaan bagi Lyra untuk belajar dengan keras, dan bukan suatu paksaan juga untuk Lyra untuk mengejar Impiannya yang terbilang masih dini, Jenjang SMP.
University of Toronto, adalah salah satu impian Lyra dari dulu. Dan bisa mendapat beasiswa disana adalah mimpi Lyra yang harus menjadi sebuah kenyataan, -"bukan hanya sebuah mimpi, tapi harus benar- benar terjadi dalam hidupku"- kata Lyra.
Untuk mencapai semua itu Lyra harus belajar setiap hari, belajar di sekolah, di tempat les, bahkan setelah sampai dirumah pun dia tidak langsung tidur untuk istirahat dari hari yang melelahkan bagi seorang pelajar, tapi melanjutkan belajarnya yang tadi sudah ia pelajari di sekolah dan di tempat les.
Tidak jarang juga, jika Lyra sudah benar-benar lelah, hidung nya akan mengeluarkan darah, ya mimisan.
Sudah menjadi sebuah rutinitas Lyra sedari di sekolah dasar, setiap ia terlalu lelah dan hampir stress karena harus terus belajar, belajar, dan belajar.

Benang KusutWhere stories live. Discover now