𝐇𝐚𝐥 𝟓 𝐊𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢

74 57 7
                                    


...

Ndah..

kenapa Ra? Apa dia muncul lagi?

kali ini bukan tentang dia Ndah

Kalau bukan tentang dia, ada apa Ra?
kenapa kamu telfon aku tengah malam?

Ndah, kembali lagi ----------

Indah mengetahui tentang kemampuan Lyra. Lucid Dream dan Dejavu yang selama ini terjadi pada Lyra, Indah tahu semuanya.
Termasuk seseorang yang selalu hadir dalam mimpi Lyra belakangan ini.

🧣

"Makasih ayah, udah nganter Lyra berangkat sekolah". ucap Lyra tersenyum pada Ayah.

"Sama-sama Ra. Belajar yang rajin ya di sekolah". ucap Ayah sembari mengusap kepala Lyra.

(Lyra tersenyum menggangguk sambil salim pada Ayah kemudian keluar turun dari mobil)

"Dahh Ayah, hati-hati dijalan ya Yahh". ucap Lyra sambil melambaikan tangan pada Ayah.

Lyra terus melihat ke arah mobil Ayah sampai mobil Ayah menjauh dan tak terlihat lagi dari pandangan Lyra.

(Letak sekolah Lyra berada di seberang jalan, tepat di depan Lyra berdiri)

Saat Lyra ingin menyebrang, Lyra melihat ada seorang anak laki-laki di depan nya.

"Air"

Apa dia melihat ke arah ku?

Air melihat ku.

Kami melakukan eyecontact sebentar.

Saat Lyra ingin menyebrang dan menghampiri Air,
Air pergi terlebih dahulu meninggalkan Lyra yang masih berada di seberang jalan.

Tatapan mata yang indah.
Walau hanya beberapa detik,
Tapi aku bisa merasakannya.
Tatapan mata dari kejauhan tapi dapat dirasakan dan terasa dekat dan hangat.

🧣

Bagaimana bisa dalam satu waktu,
Dejavu dan Lucid Dreamku datang dalam waktu bersamaan?

Sepertinya sudah lama sekali aku tidak mengalaminya, tapi kenapa sekarang datang kembali?.

Apa ada suatu hal yang akan disampaikan atau akan ada sesuatu yang akan terjadi pada hidupku?.

"WOI RA! Bengong aja, mikirin apa sih?". ucap Rena mengejutkan Lyra.

"Rena!
Naa jangan begitu ah, jadi kaget tau gua". ucap Lyra spontan memukul pelan lengan Rena.

"Ya iyaa maap. Ya-lagian lu diem aja, bengong juga lagi. Ada apa sih Ra? ha? Kalo lu lagi ada masalah, cerita sama gue. Siapa tau gue bisa bantu kasih solusi". ucap Rena.

Lyra menatap mata Rena dalam-dalam.

Apa aku harus menceritakan tentang kemampuanku pada Rena?

Apa dia akan percaya dan menerima kemampuanku jika aku bercerita padanya tentang apa yang terjadi padaku?

Atau malah sebaliknya?
Dia tidak akan percaya, dan menganggap semua yang terjadi padaku hanya sebuah imajinasi dan khayalan biasa.

'Aku yakin semakin banyak orang yang tahu tentang kemampuanku, maka semakin banyak orang juga yang tidak percaya pada ku dan menganggap aku ini orang aneh'.

"gak Na, gak ada apa-apa. Gua cuman lagi mikir aja, ntar istirahat enaknya makan apa ya? somay atau katsu, atau nasi goreng? somay enak si Na, tapi katsu kayaknya enak juga si Na. Kan makin bingung gua". ucap Lyra mengalihkan pembicaraan Rena.

Benang Kusutحيث تعيش القصص. اكتشف الآن