Chapter 54. Dia(1)

56 13 2
                                    

Sudah dua minggu penuh berlalu sejak kemunculan gadis roh Lue.

Dalam rentan waktu ini, serangan monster yang datang dari luar Hutan telah terjadi sebanyak 9 kali. Karena mereka tidak terlihat seperti monster hasil modifikasi atau terlatih, Anyla menduga bahwa pasukan monster yang dikatakan Ariana masih belum akan datang dalam waktu dekat.

Kyle bahkan datang mengunjungi Anyla sekali pada waktu ini. Dia membawa surat dari Ariana.

Yang mengejutkan Anyla, meskipun Ariana dan Kyle seharusnya tidak mengetahui keberadaan Silk, Thena, Lena, atau pun Lue, mereka sudah mendapatkan kesan bahwa dia, Anyla, sudah menjadi seorang ibu.

Kyle datang hanya untuk memeriksa kondisi Anyla dan mengirimkan surat, jadi setelah dia menerima surat balasan dari Anyla, dia langsung pergi pada hari yang sama.

Untuk orang-orang dari Republik Magy... Untuk saat ini, mereka belum terlihat di sekitar hutan Man-Eater, dan Anyla sangat berharap bahwa mereka tidak akan pernah datang.

Hari pertemuan antar negara sudah lama terlewat, jadi seharusnya baik-baik saja. Setidaknya, Anyla ingin berpikir begitu.

Malam ini, setelah menghabiskan seharian mengembangkan lingkungan gua, Anyla bermimpi.

Sebuah mimpi yang aneh.

Mimpi tanpa suara.

Disana, Anyla menyaksikan dua sosok yang tengah terlibat dalam sebuah pertarungan intens.

Cahaya pedang dan api putih datang dari sisi kiri, sementara energi gelap yang luas dan dalam datang untuk memblokirnya.

Seorang wanita dengan rambut putih halus berjalan dengan santai di tengah energi gelap itu.

Senyuman manis yang memberikan kesan agresif kepada yang melihatnya tumbuh di wajah putih merona wanita itu.

Matanya yang merah terlihat sangat dalam bagaikan lautan darah.

Sepasang mata itu menyipit lucu ketika dia mengunci sosok pria berambut pirang dihadapannya.

Wanita itu mengangkat wajahnya dengan cara yang sombong ketika dia mendengus puas melihat penampilan berantakan pria itu.

Pedang ditangan pria itu telah terkikis di banyak tempat, terlihat seperti akan hancur kapan saja.

Pakaian pria itu - dia hanya mengenakan sesuatu yang dulunya pakaian. Kain ditubuhnya bahkan sudah hampir tidak bisa menyembunyikan bagian paling pribadi miliknya lagi.

Tubuhnya penuh luka. Staminanya telah mencapai batas. Kekuatan sihirnya telah habis. Dia juga kehilangan mata kirinya.

Pria itu sekarat.

Wanita itu senang melihatnya. Dia tertawa. Energi gelap di tubuhnya meningkat secara eksponensial disaat yang sama; membuat pria itu bahkan lebih putus asa.

Wanita itu bahkan belum menggunakan 10% dari kekuatannya, namun pria itu sudah mendekati kematiannya.

Mata biru pria itu bergetar. Alih-alih amarah, mata itu melambangkan penyesalan yang luar biasa akan kesalahan masa lalu dan ketidakmampuan dirinya sendiri.

Pria itu ingin menyerah.

Tangannya telah menjatuhkan pedangnya.

Wanita itu terlihat geli melihat betapa menyedihkannya pria itu.

Dia mengulurkan tangannya. Utas keluar dari ujung jarinya. Dalam sekejap, pria itu telah dibuat tergantung di udara pada sarang laba-laba raksasa yang baru saja dibuat dalam posisi T.

Pria itu menundukkan kepalanya dan memejamkan kepalanya. Dia telah kalah sepenuhnya.

Wanita itu berjalan perlahan. Mendekat langkah demi langkah.

Gerakannya sangat elegan dan memancarkan aura seorang ratu.

Gaun putih bersih di tubuhnya juga menambahkan poin tambah kecantikan padanya.

Setelah sampai dihadapan pria itu, wanita itu mengulurkan tangannya untuk meraih kepalanya.

Namun, wanita itu menghentikan tangannya sesaat sebelum benar-benar menyentuh kepala pria itu.

Dengan gerakan yang sangat tidak manusiawi, dia memutar lehernya kesamping.

Mata merahnya terbuka lebar menatap tepat kearah 'Anyla.'

Wajah wanita itu memerah. Dia terlihat sangat bahagia atau bersemangat.

Senyuman yang sangat lebar hingga tampak menyeramkan merekah di wajah cantiknya.

Dia mengatakan sesuatu, tetapi Anyla tidak dapat mendengarnya.

Kemudian, dia mengulurkan tangannya kearah 'Anyla.'

***

"!!"

Anyla tiba-tiba terbangun ketika dia menyadarinya.

Jantungnya berdetak kencang.

Perasaan gelisah dan takut menguasai Anyla.

"Ha... Ha... Ha..."

Tubuhnya penuh keringat.

Apa itu tadi? Pikir Anyla dalam rasa takut.

Dalam upayanya untuk meredakan rasa takut yang dia rasakan, Anyla meraba-raba kesampingnya untuk mencari keberadaan Silk dan Thena - putri-putrinya.

Namun, pada saat itu, dia menyadari bahwa dia saat ini sedang berbaring di lantai batu. Tampaknya dia telah terjatuh dari kasur dalam tidurnya.

"Uh... Ha... Ha..."

Anyla menoleh kearah kasur tempat Silk dan Thena tertidur dengan tenang bersama dengan Lue. Dia merasakan kerinduan yang sangat besar untuk mencapai anak-anak itu.

Tetapi, tubuhnya bergetar keras seolah lumpuh ketika dia mencoba untuk bergerak.

Tubuhnya secara bertahap menjadi semakin lemah. Tubuhnya juga menjadi semakin panas seolah dia terkena demam.

"Apa yang terjadi padaku?" gumam Anyla. Suaranya serak.

"Ugh..."

Tidak mampu berdiri, Anyla meringkuk di lantai batu yang dingin.

Panas tubuhnya menjadi semakin meningkat seiring waktu terus berjalan.

Didalam kebingungannya, Anyla tiba-tiba saja menerima suara notifikasi.

[Anda telah melihat kepingan Arcene.]

[Anda menerima 0,00000000000000000000000001% Ingatan Arcene.]

[Anda telah melihat kepingan Arcene.]

[Anda menerima 0,00000000000000000000000001% Ingatan Arcene.]

[Anda telah melihat kepingan Arcene.]

[Anda menerima 0,00000000000000000000000001% Ingatan Arcene.]

Pesan notifikasi yang sama terus berulang-ulang sebanyak lebih dari ratusan kali didalam kepala Anyla seolah rusak.

Kepala Anyla terasa sangat sakit.

Dia bahkan tidak mampu berbicara lagi sekarang karena rasa sakit yang menyerang langsung tak hanya ke otaknya, tetapi juga seluruh tubuhnya.

Anyla menggertakkan giginya dalam upaya untuk menahan rasa sakit.

Air mata mengalir di sisi wajahnya.

'Sakit... Sangat menyakitkan...'

Panas tubuhnya juga tidak berhenti meningkat. Sekarang dia merasa seperti dia sedang terbakar.

Karena semua rasa sakit yang sangat menyiksa ini, Anyla akhirnya kehilangan kesadaran setelah bertahan selama 20 menit.

Kali ini dia tidak bermimpi lagi, tetapi dia menyaksikan seorang gadis kecil berambut putih berumur 5 tahun yang didorong jatuh oleh beberapa pelayan.

Pelayan itu menatap dingin gadis itu.

"Nona Anyla, bisakah anda menjauh sedikit dari saya? Tidakkah anda menyadari bahwa anda itu sangatlah menjijikan?"

Kata-kata pelayan itu formal, tetapi dia sama sekali tidak menghormati gadis kecil itu.

Isekai Mom - They Are My ChildsWhere stories live. Discover now