Chapter 38. Bermain Itu Menyenangkan, Bukan?

116 19 0
                                    

Lena pernah hidup sebagai Pahlawan dimasa lalu. Karena itu, dia mengerti tentang 'The One' yang Doretha bicarakan.

The One.

Makam dari sosok ini tiba-tiba saja mulai muncul  di dunia ini sementara Lena sedang terlibat dalam pertarungan dengan Arcene.

Setelah pertarungan itu berakhir dan Lena berhasil mengalahkan Arcene, dia sempat mendengar beberapa informasi tentang Makam The One dari Muridnya.

Makam ini tampaknya berjumlah 6 secara total dan telah memilih individu masing-masing yang Makam ini anggap layak sebagai pelindung mereka.

Para 'pelindung' akan dilatih di dalam dimensi khusus dimana waktu berjalan dengan jauh lebih cepat dari dunia luar.

Ketika mereka akhirnya keluar dari pelatihan, semua 'pelindung' akan memiliki level mereka setidaknya akan mencapai level 25 dan telah menguasai Seni Magis dari zaman yang tidak diketahui yang unik dan tentunya sangat kuat.

Sebutan 'The One' untuk Makam diberikan karena bahkan orang-orang yang menjadi 'pelindung' pun tidak mengetahui identitas dari apa yang tersimpan didalam Makam.

Satu hal yang mereka yakini adalah bahwa Makam ini benar-benar tidak boleh disentuh atau dibuka dengan cara apapun.

Pada saat itu, Lena yang sudah menyelesaikan tugasnya sama sekali tidak menganggap masalah itu penting sama sekali. Lagipula mereka tidak akan ada hubungannya dengan dirinya.

Namun, secara tidak terduga, Lena malah menemukan salah satu Makam di kehidupannya yang sekarang.

Menurut Muridnya, para 'pelindung' adalah sosok kuat yang setiap dari mereka memiliki cara untuk menghindari kematian, jadi kemungkinan besar bahwa mereka akan tetap bertahan hidup sampai sekarang dan terus menjaga Makam.

Namun disinilah Lena, baru saja menemukan keberadaan Makam lain yang tidak memiliki 'pelindung' secara acak saat mengikuti kedua kakak perempuan biologisnya dikehidupan barunya.

Apakah sebenarnya jumlah Makam adalah 7 dan bukan 6?

Lena mulai merenung sambil menatap permukaan danau yang jernih dan dalam.

Disisi lain, Doretha menelan air liur. Dia gugup!

Dia sebenarnya tidak yakin bahwa Reruntuhan yang terdapat didasar Danau adalah Makam The One atau bukan.

Itu benar, dia benar-benar berbohong!

***

Ketika dia pertama kali sampai di tempat itu, Doretha bertemu dengan sosok arwah transparan berpenampilan gadis kecil dari Ras manusia yang memiliki senyum di wajahnya.

Gadis itu duduk diatas peti mati batu putih yang sedikit terkorosi oleh waktu.

Gadis itu hanya tersenyum dan melirik Doretha sebentar sebelum menghela napas.

Gadis kecil itu tampak sangat tertekan atau sedang dalam masalah. Dia menundukkan kepalanya dan menatap lantai.

Senyum masih terpampang diwajahnya, tapi matanya gelap seolah cahaya telah lenyap sepenuhnya dari dirinya.

Doretha pada saat itu tidak benar-benar peduli dengan arwah hantu itu dan hanya mencari tempat bagus baginya untuk tertidur, jadi dia benar-benar mengabaikan Gadis kecil itu.

Arwah Hantu adalah fragmen jiwa yang tertinggal setelah seseorang atau sesuatu merasa bahwa hidupnya belum cukup memuaskan. Kebanyakan dari mereka sangat aneh ketika kau berhubungan dengan mereka atau bahkan ganas sebelum pada akhirnya menghilang dengan sendirinya, jadi Doretha bahkan tidak melirik wajah Gadis kecil itu ketika dia menyadari bahwa pihak lain adalah Arwah Hantu.

Sayangnya, Gadis kecil itu bukanlah Arwah Hantu biasa dan menyadari keberadaan Doretha bahkan jika Doretha mengabaikannya.

Muncul dihadapan Doretha, dia berkata, "Hei, apakah menurutmu bermain itu menyenangkan?"

"!?" Kemunculan tiba-tiba Gadis itu benar-benar mengejutkan Doretha sehingga membuatnya mengambil langkah mundur. Dia merasa seolah jantungnya akan kelelahan jika dia harus mengalami hal semacam ini berulang kali.

Gadis kecil itu tidak memedulikan keterkejutan Doretha dan terus berbicara dengan mata gelap dan senyuman.

"Menurutku, bermain itu menyenangkan. Bukankah kau tidak bisa hidup tanpa bermain? Bermain adalah yang terpenting. Kau bisa menjadi kuat, menjadi cepat, menjadi besar, menjadi apapun. Bermain itu adalah hidup."

Gadis kecil itu tiba-tiba saja menghilang dan muncul kembali di atas sebuah pilar yang terpotong rapi setelah dia mengatakan sebanyak itu.

Kali ini wajahnya sedingin es.

"Tapi mereka tidak berpikir seperti itu. Mereka tidak bermain. Mereka serakah. Mereka mengambil segalanya. Mereka pemarah. Mereka menghancurkan segalanya. Mereka adalah sekelompok orang-orang sombong yang mencuri dari kami."

"Mereka adalah perwujudan sampah itu sendiri, menurutku. Bagaimana menurutmu, Nona Fean?" Gadis itu tersenyum lebar dengan cara yang menyeramkan ketika dia berbalik kearah Doretha.

SIAPA FEAN!? AKU DORETHA! Doretha membalas dengan keras didalam hatinya.

Dia sempat ingin memarahi Arwah Hantu yang aneh ini, tapi kemudian dia menyadari bahwa tampaknya pihak lain bahkan tidak berbicara kepadanya.

Tiba-tiba saja, ekspresi wajah Gadis kecil itu berubah. Dia menampilkan wajah seolah dia baru saja mendapatkan dukungan dari sosok 'Nona Fean' ini.

Senyum diwajah kecil Gadis itu menjadi semakin kejam.

"Kau benar. Mereka harus membayar atas semua yang mereka ambil dari  kita. Seperti yang diharapkan dari Nona Fean."

Gadis kecil itu mulai tertawa. Dia tertawa. Terus tertawa.

Kegilaan muncul di matanya.

Namun dia berhenti sejenak ketika dia menoleh kearah peti mati. Matanya menyipit.

"Tunggu aku, - - - - -."

Hah? Doretha mengerutkan alisnya. Apa yang Gadis ini baru saja katakan?

Tampaknya sebuah sensor telah diterapkan pada nama yang Gadis itu ucapkan.

Setelah itu, secara mengejutkan, sepasang sayap merah darah tumbuh dari punggung Gadis kecil itu. Dia mengepakkan sayapnya lalu terbang jauh dan menghilang.

Seluruh adegan terjadi seolah itu bukanlah sesuatu yang terjadi dibawah air.

Ilusi?

Satu-satunya kemungkinan yang dapat Doretha pikirkan adalah bahwa Gadis kecil itu adalah semacam ilusi atau rekaman dari semacam mekanisme tersembunyi dari Reruntuhan tua itu.

***

Reruntuhan Makam yang ada di danau ini hanyalah sebuah Makam aneh dengan sebuah Seni Magis untuk menyelamatkan hidup pengguna.

Dari apa yang Doretha pernah pelajari dari Sarjana Hollow di masa lalu, Makam The One seharusnya adalah Makam yang kokoh dan indah dengan seorang Pelindung yang menguasai puluhan Seni Magis yang sangat kuat. Itu benar-benar berbeda dengan Makam di danau ini!

Menarik napas dalam-dalam demi menyembunyikan bunyi detak jantungnya yang semakin gaduh, Doretha melirik Lena dengan cemas.

Silk dan Thena... Mereka masih menangis penuh sukacita karena akhirnya adik mereka ini berhasil memahami apa yang mereka ucapkan. Sudah beberapa waktu berlalu, tapi keduanya belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.

Baiklah, bagaimanakah Gadis bernama Lena ini akan bereaksi pada  keberadaan mirip Makam The One ini?

Doretha bertanya-tanya sementara disaat yang sama, dia memohon pada entah siapa agar Lena tidak menunjukan minat untuk melihat secara langsung Makam serta Reruntuhan yang mengelilinginya!

Isekai Mom - They Are My ChildsOnde histórias criam vida. Descubra agora