Chapter 19. Anna

136 19 0
                                    

"Kau tersesat?"

Mark menatap wanita pirang yang baru saja tiba-tiba muncul dari balik bukit pasir.

"Y-ya..." Wanita itu mengangguk dengan wajah merah.

Mark tidak segera menjawab.

Mungkinkah ini adalah jebakan? Mark pertama-tama mencurigai wanita ini, tapi dia segera membuang kecurigaannya setelah melihat pedang pada pinggang wanita itu.

Seseorang biasanya akan lebih memilih untuk bertindak lemah untuk menjebak lawannya, jadi tindakan memamerkan senjatanya seperti wanita ini akan sangat merugikan.

Setidaknya Mark sekarang yakin bahwa kemungkinan wanita ini berniat untuk menjebaknya sangat rendah.

"Siapa namamu? Kenapa kau bisa tersesat? Apakah kau datang ketempat ini sendirian?"

Wanita itu menggeleng sembari berkata: "Tidak... Aku datang dengan rekan-rekanku, tapi mereka meninggalkanku karena menilai bahwa aku tidak berguna. Ah, namaku Anna. Semua barang dan peta dibawa oleh rekan-rekanku, jadi aku tersesat di sini... Karena itu... Um..."

Mereka meninggalkan dia, hm, party yang baru dibentuk, ya...

Mark mengangkat tangannya untuk menghentikan kata-kata wanita itu.

"Aku mengerti. Aku akan membawamu kembali ke kota terdekat."

Wanita itu langsung tersenyum senang.

"Ah! Terima kasi-"

"Tapi, ada syaratnya."

"Eh?"

Tentu saja, Mark tidak berpikir untuk membantu wanita ini secara cuma-cuma.

"Gurun ini adalah gurun yang menjadi perbatasan antara wilayah manusia dan iblis, jadi luasnya bukan main karena perang pada zaman kuno. Kau juga mudah tersesat disini. Partymu pasti sangat pelit atau miskin karena tidak mampu membeli gulungan teleportasi yang penting dalam penjelajahan yang dilakukan di gurun ini."

Ada beberapa petualang miskin yang memaksakan diri mereka untuk menjelajahi gurun ini tanpa gulungan teleportasi untuk kembali, tapi Mark masih memiliki beberapa kecurigaan seperti bagaimana cara wanita ini bisa sampai pergi sedalam ini ke wilayah gurun sendirian.

Namun, dia menyimpan kecurigaan itu untuk dirinya sendiri karena itu memang tidaklah mustahil.

"M-maksudmu..." Wanita bernama Anna itu tampaknya mengerti maksud perkataan Mark.

"Ya, uang. Bayar aku setelah aku membawamu kembali ke kota." Mark mengangguk.

Anna hanya menundukkan kepalanya dengan canggung sebagai respon.

"B-barang-barangku dibawa oleh rekan-rekanku, jadi..."

"Cih. Tidak punya uang, ya?"

"Y-ya..."

Wanita itu menjadi semakin malu.

Tas penyimpanan... Mark tidak berpikir bahwa Anna memilikinya. Mungkin bahkan Tasnya telah dibawa pergi oleh rekan-rekan satu party yang meninggalkan nya.

Pada akhirnya, Mark hanya menghela napas dan menepuk pundak Anna.

"Kalau begitu, satu-satunya cara adalah dengan tidur denganku."

Mata biru Anna melebar pada kata-kata Mark.

"E-eh, t-tapi..."

Mark hanya melambai dengan acuh tak acuh pada jawaban ragu-ragu Anna.

"Kalau begitu, kita akan melupakan pembicaraan ini. Aku tidak ingin membuang-buang gulungan teleportasi milikku secara cuma-cuma. Aku bukan pria yang sebaik itu, kau tau."

Isekai Mom - They Are My ChildsWhere stories live. Discover now