"Lah, kenapa?" tanya Rio yang tak paham.

"Takut baper. Tatapan kamu tuh, teduh banget." Kanaya berterus terang tentang apa yang ia rasakan ketika mata nya bertemu dengan Rio dengan waktu yang cukup lama. Desiran hatinya tidak bisa di bohongi ketika ia melihat Rio.

"Yuk berangkat!" ajak Arsa dengan tas kecil yang ia bawa. Namun tas itu ia lemparkan pada Rio yang segera menangkapnya.

"Buruan kerja jangan pacaran terus. Bucin aja ----"

"Dih. Pacaran kita, mah, masih normal. Gak kaya Lo yang bucin abis. Lebay banget pake tatapan mata segala udah kaya -----"

Belum sempat Kanaya melanjutkan kata-katanya, Rio segera menutup mulut pacarnya. Bisa dipastikan jika Arsa mendengar semuanya, maka mood artisnya dalam kondisi yang tidak baik dan uang tersebut akan hilang. Mencegah hal-hal yang tidak ingin ia lakukan, Rio pun memberi kode pada Kanaya agar diam.

"Maksudnya gimana?" tanya Arsa kembali menanyakan pada Kanaya.

"Enggak. Gue cuman mau bilang selama Lo pergi, Anindya aman sama gue di sini. Jadi cari uang yang banyak," jawab Kanaya tersenyum sembari berjalan ke arah Anindya yang bahkan sudah menduga sahabatnya akan kembali menjadikan dirinya sebagai bahan lelucon karena tingkah suaminya yang terlalu lebay.

"Itu yang gue mau. Kalau ada apa-apa kabari aja. Jangan sampe istri gue kenapa-kenapa," ucap Arsa lagi yang tentu saja mengkhawatirkan istrinya.

"Siap, bos. Jaga pacar gue juga, ya!" balas Kanaya yang kemudian melambaikan tangan tanpa mau berpamitan dengan Rio.

Arsa dan Rio pun terlihat membuka pintu, namun belum sempat langkah kaki mereka benar-benar keluar, Rio menaruh tas Arsa lalu berlari dan memeluk Kanaya yang bahkan tak bisa berbuat apa-apa karena terkejut dengan aksinya. Rio terlihat memeluk Kanaya dalam, lalu mendaratkan sebuah ciuman di dahinya. Benar-benar diluar prediksi BMKG seorang Rio bertingkah romantis seperti ini.

"Cuman satu Minggu. Tunggu sebentar, ya," ucap Rio seraya menggenggam tangan Kanaya.

"Eh, iya. Gak apa-apa." Hanya itu yang bisa Kanaya berikan karena rasa terkejutnya.

"Oke. Kita jalan dulu," balas Rio tersenyum lalu benar-benar keluar bersama Arsa yang bahkan tersenyum miring pada Kanaya.

Ini, mah, kemakan ludah sendiri. Lagian kenapa Rio tiba-tiba berusaha untuk terlihat romantis seperti itu? Padahal ia tak pernah mengharapkan Rio untuk menjadi seperti Arsa. Benar-benar diluar prediksi sekali tingkah lakunya.

"Anjir jadi gini rasanya," ucap Kanaya yang segera menjatuhkan dirinya ke atas sofa dengan tangan yang memegang degup jantungnya.

"Akhirnya Lo kemakan omongan sendiri," sahut Anindya membuat Kanaya yang berbaring disampingnya menolehkan kepalanya.

"Baru kali ini gue merasa di cintai secara ugal-ugalan. Pertama dan terakhir buat gue," balas Kanaya yang mengharapkan hubungan dirinya dan Rio tak sebatas pacaran saja.

"Amin. Gue yakin kak Rio serius banget sama Lo," sambung Anindya membuat Kanaya menganggukkan kepalanya.

Mereka berdua pun menatap langit-langit. Televisi yang menyala tak mereka hiraukan. Mata dan pikiran mereka tertuju pada hal lain rupanya. Hening itu lah yang ada diantara mereka.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now