Bab 21.2

629 148 10
                                    

Mereka melewati jalan berbelok sebanyak dua kali, hingga tiba di salah satu bangunan yang diperuntukkan bagi para tamu. Beberapa pelayan sudah berbaris untuk menyambut Yurui, membawanya ke salah satu kamar tamu yang berhadapan dengan sebuah taman bergaya Eropa.

Ketika Yurui memasuki kamar, Ren di belakang mengikutinya. Tiba-tiba pria itu menutup pintunya dan menguncinya. Yurui terkejut dan berbalik, memandang Ren dengan kerutan di dahinya.

Pria itu berdiri di depan pintu dengan senyum kecil, terlihat angkuh dan agak mengejek.

"Apa yang kau lakukan, Matsumoto-san?" tanya Yurui dengan waspada.

Dok, dok, dok! Suara gedoran di luar pintu terdengar keras dan disusul dengan suara teriakan Hiro, "Matsumoto!"

Ren berjalan mendekati Yurui dengan senyum yang masih tergantung di bibirnya. Kedua tangannya diletakkan di kedua saku celananya. Begitu tiba di hadapan Yurui, dia segera merenggut rahang Yurui dan mencengkeramnya.

"Yurui Sendai," panggil Ren.

Yurui meningkatkan kewaspadaannya. Dia tak lagi mendengar suara gedoran di luar pintu dari Hiro. Saat ini, dia tidak tahu apa yang Hiro lakukan, tapi dia menjadi kian waspada. Yurui bahkan tak pernah menduga bahwa Ren Matsumoto akan melakukan hal ini.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Yurui setelah beberapa saat mengumpulkan sikap tenangnya.

Ren menatapnya dalam diam, kemudian terkekeh. "Aku bisa melakukan apa pun pada calon istriku."

Yurui mengerutkan dahinya, menatapnya dengan wajah tak senang. Dengan kasar Yurui menepis tangan Ren yang mencengkeram rahangnya, kemudian mendorong dadanya. Dia menatap pria itu dengan sama angkuhnya.

"Calon istri?" Yurui mengulas senyumnya dengan tenang. "Apa kau pikir aku tidak tahu, klan Karashu mengajukan pernikahan pada Ayahku untuk mendapatkan dukungannya dalam melawan klan Takayagi yang mulai melawan balik kalian."

Ekspresi Ren Matsumoto berubah seketika, dia memandang Yurui dengan tajam. "Aku pikir kau adalah gadis cengeng yang takut pada gertakan. Aku tak menyangka, kau benar-benar putri Yuu Akuma."

"Apa kau tidak pernah mendengar rumor tentangku? Aku tidur dengan pria mana pun yang aku suka."

Ren memandangnya dengan cemoohan, kemudian menarik pinggulnya mendekat hingga tubuh keduanya merapat. Saat itu Yurui mendorongnya, tapi kekuatan Ren jauh lebih besar darinya. Tanpa diduga, Ren mendorong Yurui ke tempat tidur dan menindihnya.

"Menyingkir!" gertak Yurui sambil mendoronag tubuhnya.

"Apa yang kau takutkan? Kau akan segera menjadi istriku. Sekarang atau pun setelah menikah, tubuhmu akan menjadi milikku."

Dalam mimpimu! Ejek Yurui dalam hati.

Klik! Suara kunci dibuka dari luar disusul dengan pintu yang berayun terbuka. Sosok Hiro memasuki kamar, mendekati tempat tidur.

"Apa kau tidak malu pada dirimu sendiri? Memaksa seorang gadis." Suara Hiro terdengar mencemooh.

Ren Matsumoto terkekeh pelan, kemudian menoleh ke belakang tanpa melepaskan tubuh Yurui dari cengkeramannya. "Siapa kau berani berbicara padaku? Kau hanya anjing penjaga."

Hiro menatap Yurui, kemudian menatap Ren dengan pandangan mengejek dan mencemooh. Dia mendekat, berdiri di samping tempat tidur lalu menarik bahu Ren agar bangun dan tidak menindih Yurui lagi.

Tiba-tiba para penjaga dari Sendai berdatangan memasuki kamar itu, mereka berdiri di belakang Hiro. karena kegaduhan itu, para penjaga dari kediaman Karashu pun berdatangan dan seolah mengepung orang-orang dari Sendai. Dalam sepersekian detik, terjadi ketegangan di depan kamar itu.

"Brengsek!" umpat Ren seraya melepaskan tubuh Yurui.

Yurui berbaring di tempat tidur dengan begitu berantakan, mencengkeram pakaiannya sendiri sambil memasang wajah terluka. Wajahnya pucat, dengan mata bunga persiknya yang memerah seakan hendak menumpahkan air mata. Ekspresinya begitu terbalik dari sebelumnya.

Orang-orang dari Sendai melindungi Yurui, sedangkan orang-orang dari Karashu seakan mengepung Yurui dan para penjaganya.

"Ada apa ini?" Sebuah suara bertanya dari luar.

Sosok ketua Matsumoto muncul bersama dengan Kyota. Di dalam kamar itu, ada Yurui yang berbaring kacau di tempat tidur dengan Hiro dan yang lainnya melindunginya. Hiro sendiri sudah melepaskan jasnya, kemudian menyampirkannya ke tubuh Yurui.

Ketua Matsumoto segera memandang Ren dan ekspresinya berubah menggelap. Dia menghela napas kasar, lalu memberinya isyarat untuk mengikutinya.

"Tidak bisakah kau menahan dirimu? Dia akan segera menjadi istrimu!"

"Ah, ya, ya ..." balas Ren.

Suara Ren dan ketua Matsumoto menjauh, tapi beberapa penjaganya diperintahkan untuk menjaga kamar itu, yang membuat orang-orang dari Sendai merasa tak senang. Meski mereka tidak menampakkannya di permukaan, tapi benih-benih pertikaian sudah ada di dasar tak terlihat.

Diam-diam Yurui menyeringai senang melihatnya. Dia pun menoleh pada Hiro yang balas menatapnya dengan penuh arti.

Di sisi lain Kyota melihatnya, bagaimana Yurui yang pandai bersandiwara itu merubah ekspresi dengan sangat cepat. Dia bahkan bisa melihat pandangan tergila-gila terhadap Hiro. Pandangan Kyota bergeser pada Hiro, tapi dia tak bisa melihat pandangan apa pun darinya. Hiro terlalu sulit dibaca, bahkan oleh Yuu Akuma sekali pun.

"Apa dia melakukan sesuatu padamu?" tanya Kyota.

Yurui segera membenarkan kembali pakaian dan rambutnya. "Dia ingin meniduriku sekarang."

Seketika Kyota menggertakkan giginya. "Bajingan itu," desisnya. "Dia ingin menidurimu tepat saat masih ada aku di sini?"

Yurui mengangguk mengiyakan. Dia memandang Kakaknya dengan hampa. "Oniichan, apakah kau akan kembali ke Tokyo sekarang?"

"Melihatnya seperti itu, aku tidak bisa meninggalkanmu, kita akan pergi ke penginapan di sekitar sini. Ren Matsumoto bukan seseorang yang sabaran, aku takut dia melakukan sesuatu lagi padamu."

Lagi-lagi Yurui mengangguk sebagai balasan. Karena Kyota harus berbicara lagi dengan ketua Matsumoto, jadi dia meninggalkan Yurui yang dijaga oleh Hiro.

"Aku harus berbiucaera dengan ketua Matsumoto, jadi kau tunggu di sini. Aku akan datang lagi menjemputmu." Sebelum pergi, Kyota melirik Hiro, "Kupercayakan dia padamu."

Hiro mengangguk kecil sebagai tanggapan. Setelah Kyota pergi, Yurui kembali menunggu di kamar itu sedangkan Hiro menunggu di luar. Setelah tak ada siapa pun, Hiro pun memasuki kamar dan berdiri di belakang pintu sambil bersandar dengan kedua tangan di saku celana.

"Kejadian hari ini pasti akan memberi tamparan pada ketua Matsumoto, dan meningkatkan kewaspadaan pada Sendai. Ren Matsumoto adalah pria yang tidak puas jika keinginannya tidak terpenuhi dengan segera," kata Hiro.

"Aku dan dia memiliki jadwal makan malam berdua malam ini. Mereka sudah memilih restorannya. Kupikir jika membawa banyak bodyguard akan sangat tidak nyaman. Apa hanya kita yang akan datang?" tanya Yurui yang diangguki Hiro.

Hiro bersiap akan keluar kamar, tapi dia membungkuk singkat di hadapan Yurui. tanpa diduga, Ren mencium leher Yurui, kemudian menggigitnya dan menghisapnya agak keras agar meninggalkan jejak kemerahan yang jelas. Dia pun berbisik berbisik, "Tunjukkan ini padanya."

Senyuman terkembang di wajah Yurui. Dia mengedipkan sebelah matanya tepat sebelum Hiro berbalik dan keluar. Pintu kamar pun tertutup, memisahkannya dengan Hiro.


🌸🌸🌸

Tutoring the Princess Yakuza (Tersedia di Google Play & KARYAKARSA)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें