Bab 7.1

1.5K 193 6
                                    

Yurui kambeeeekkk...

Di Karyakarsa sudah mau tamat, dan versi lengkapnya yaaa (21+)... Muehehe...



🌸🌸🌸



Keesokan harinya, Yurui kembali seperti sedia kala sebagai seorang putri yakuza yang ke mana-mana selalu diikuti selusin bodyguard. Namun kali ini, dia agak mengeluh karena tidak menemukan Hiro di mana pun, hanya ada paman-paman berkepala plontos dan bertato yang memasang wajah garang sepanjang waktu, hingga semua orang akan menjauhi Yurui secara otomatis.

Saat ini Yurui berada di area publik yang ada di dek paling atas dari kapal pesiar itu, dengan para penumpang yang sedang menikmati berjemur di tengah lautan lepas. Orang-orang yang bermain di area olahraga dan juga yang berenang di kolam. Saat ini kapal pesiar masih berada di laut Jepang, baru saja melewati Osaka, dan akan berlabuh di pelabuhan Busan di Korea Selatan.

Yurui sendiri berada di area publik yang lebih digunakan untuk bersantai. Sambil menikmati birunya lautan lepas di bawah teriknya sinar matahari musim panas. Dia sedang duduk di kursi single, dengan kanvas lukis yang terbentang di hadapannya. Tangan-tangan halusnya bergerak lincah di atas kanvas memegang sebuah pensil ketika dia membuat sebuah sketsa.

Topi lebar terpasang di kepalanya, melindunginya dari sinar matahari. Ketika angin bertiup kencang, topinya terbawa angin dan terbang, tapi seseorang dengan sigap menangkapnya sebelum jauh. Yurui bahkan tidak memperhatikannya karena begitu fokus dengan sketsa di hadapannya. Saat topinya dikembalikan ke kepalanya, barulah dia mendongak dan bertemu tatap dengan Hiro.

"Terima kasih," katanya kembali berkutat dengan sketsanya. Namun tiba-tiba dia menghentikan pekerjaannya dan menoleh kembali, di mana Hiro sedang berdiri bersama bodyguard lainnya dengan wajah tanpa ekspresi dan tatapan lurus.

"Hiro," panggilnya.

Hiro mendekatinya, merendahkan sedikit tubuhnya di belakang Yurui. "Ya, Nona?"

"Bagaimana sketsaku?" tanya Yurui seraya menunjuk kanvasnya.

Hiro memandang sketsanya dengan seksama, dengan wajah lebih serius dan kedua alis bertaut. Untuk kali ini, dia benar-benar terlihat berbeda dari pria semalam yang mengajari Yurui tentang permainan-permainan vulgar.

"Masih belum terlihat jelas," jawab Hiro.

Yurui menatap kembali pada sketsa kasarnya, yang mulai terbentuk seperti seorang gadis yang sedang berdiri dengan kedua tangan terikat, lalu ada tangan lain yang memegang dagunya.

Jika Hiro bisa melihat hasil jadinya, mungkin dia akan berpikir jika Yurui benar-benar memiliki jiwa seniman. Hanya dengan satu momen yang terjadi semalam, dia bisa menuangkannya dalam sebuah lukisan.

"Nona, kau akan membuat Kakakmu curiga," komentar Hiro.

Yurui mengerutkan dahinya, memandang kembali sktesanya, kemudian menoleh pada Hiro yang saat ini sedang tersenyum dengan mata ikut memincing.

"Dengan menggambarkan suasana balkon dari suit-mu, Kyo-wakai jelas akan curiga," jelas Hiro masih tersenyum.

Benar juga, pikir Yurui.

Dia pun buru-buru mengambil penghapus dan menghapus semua sketsa yang telah dibuatnya. Dia mungkin akan menggambar yang lainnya, tapi momen semalam lah yang memenuhi kepalanya dan telah memberinya inspirasi. Dia menimbang-nimbang dan terus mencari inspirasi, tapi tak ada yang muncul selain momen semalam.

Tutoring the Princess Yakuza (Tersedia di Google Play & KARYAKARSA)Where stories live. Discover now