Bab 12.3

722 136 3
                                    


Tokyo, Jepang.

Keesokan harinya mereka kembali ke Tokyo. Orang-orang menyambut kedatangan kembali Yurui, dan para anggota yakuza itu berbaris rapi sambil membungkukkan badannya menyambut Yurui.

"Selamat datang kembali, Nona muda!" sambut semua orang.

Yurui melangkahkan kakinya melewati gerbang, tersenyum senang pada semua orang. "Halo semuanya! Apa kabar kalian?"

"Kami baik-baik saja, Nona muda!"

"Nona muda, apa Anda baik-baik saja? Apa ada lecet? Kami akan membantai Takayagi sekarang untuk Anda!"

"Ya, Nona muda! Jika ada satu saja lecet pada Anda, kami akan bersiap meratakan markas mereka!"

Semua orang terlihat bersemangat dan menggebu-gebu, membuat Yurui semakin senang. Dia pun berdiri di tengah kerumunan para pria garang dan bertato itu.

"Aku baik-baik saja, semua berkat Hiro! Hiro sangat hebat saat melindungiku," kata Yurui dengan senyuman yang dipenuhi oleh binar lain di matanya.

Semua orang segera menoleh ke arah Hiro yang baru saja muncul sambil menyeret koper Yurui. Dia balas menatap semua orang dengan wajah santai, meski mendapat tatapan mematikan dari semua orang, seakan mereka hendak mematahkan satu persatu tulang-tulangnya.

Nampaknya, para pria yakuza itu benar-benar tidak menyukai Hiro karena sudah menjadi pahlawan bagi Nona muda mereka. Terlebih Yurui begitu memuji Hiro dengan wajah berbinar.

Segera wajah Yurui berubah sedih dan kesal. "Aku tidak membawa oleh-oleh untuk kalian, sayang sekali."

Perhatian para yakuza itu kembali pada Yurui dan mereka membujuk serta menghibur Yurui agar tidak lagi menjadi sedih.

"Kami tidak perlu oleh-oleh, asalkan Nona muda kembali tanpa lecet sudah sangat bagus!"

"Benar, itu benar, Nona muda!" Yang lainnya menimpali.

Dari balik kerumunan, pria berkacamata dan bertubuh tinggi muncul. Wajahnya sudah menampakkan fitur matang. "Selamat datang Nona Yurui."

"Paman Tatsuya!" teriak Yurui, menyingkirkan pria lain kemudian berlari ke arah Tatsuya, melompat dan memeluknya.

Tatsuya tertawa pelan sambil membenarkan kacamatanya yang nyaris lepas. "Nona, jangan sembarangan memeluk."

Yurui melepaskan pelukannya dan menatap Tatsuya dengan bersemangat. "Paman Tatsuya, siapa yang merekomendasikan Hiro menjadi bodyguard-ku?"

Tatsuya nampak berpikir sejenak, melirik Hiro yang sedang berjalan di belakang Yuu Akuma ke arah mereka. "Sepertinya Ryota-san."

"Aku harus menghubungi paman Ryota, dia merekomendasikan bodyguard yang sangat hebat."

"Apanya yang hebat?" Yuu Akuma berbicara di belakang Yurui.

Yurui berbalik dan tersenyum pada Ayahnya, kemudian melirik Hiro sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Pergi ke kamarmu, dan jangan berkeliaran tanpa izinku," perintah Yuu Akuma.

Dengan cepat wajah senang Yurui berubah merengut. "Chichi!"

Haelyn yang berdiri di samping Yuu pun menegurnya, "Yu-chan, menurut pada Chichi."

Dengan wajah merengut Yurui berbalik dan pergi ke kediamannya, meninggalkan orang tuanya bersama Hiro dan Tatsuya.

"Kau juga kembali ke kamarmu," kata Yuu pada Haelyn, yang segera dituruti.

Tanpa mengatakan apa pun, Yuu Akuma pergi ke kantornya diikuti oleh Tatsuya dan Hiro. Di belakang mereka ada beberapa bawahannya yang menyeret pria babak belur dan terikat.

Tutoring the Princess Yakuza (Tersedia di Google Play & KARYAKARSA)Where stories live. Discover now