Bab 8.1

939 152 2
                                    


Ketika waktu makan malam tiba, Yurui sudah ada janji dengan ketua klubnya bahwa dia akan menghadiri acara makan malam klub. Meski siang harinya baru saja terjadi konflik antara dirinya dan para senior, tapi ketua klub tetap mengundangnya dan Yurui berencana untuk hadir.

Pintu kamarnya diketuk sekali, disusul dengan pintu yang berayun terbuka. Ketika dia melihat Kyota yang muncul, Yurui memutar bola matanya malas.

"Datang ke kasino setelah makan malam," kata Kyota, seraya menaruh sebuah paper bag di atas tempat tidur.

"Aku tidak mau main di sana," balas Yurui.

"Ada pengusaha berlian dari keluarga Masaru, dan pemilik kapal pesiar ini Mr. Igor Dobrashin dari Rusia. Mereka adalah pria-pria tua yang menyukai wanita muda."

"Kau menjualku?!" pekik Yurui seraya meraih paper bag dan melemparkannya pada Kyota.

Dengan kesal Kyota menangkap paper bag-nya. "Dengarkan aku, Yurui!" bentak Kyota.

Yurui langsung diam, jika Kakaknya sudah menyebut namanya dengan wajah seakan hendak mematahkan kaki seseorang, mau tidak mau dia pun diam.

"Haha ingin membangun bisnis berlian, jadi dia memintaku untuk mempermudah jalannya. Kita akan bertemu kepala keluarga Masaru dan putranya. Kita juga akan bertemu Mr. Igor Dobrashin, pemilik kapal ini. Dia memiliki beberapa kapal pesiar lagi yang saat ini berlabuh di beberapa negara. Chichi ingin membuka kasinonya di beberapa kapal Mr. Igor Dobrashin."

Yurui sontak cemberut. "Kenapa bukan mereka saja? Aku hanya gadis delapan belas tahun yang polos dan menyedihkan, aku tidak bisa melayani pria-pria tua hidung belang," ratap Yurui dengan wajah menderita.

Kyota menatap adiknya dengan wajah malas, kemudian memukul kepalanya dengan paper bag. "Kau hanya menemani mereka bermain, sebagai dealer. Tiga putaran saja, dan aku yang akan berurusan dengan mereka selanjutnya."

Masih dengan wajah cemberut, Yurui membuka paper bag dan menemukan satu set kimono cantik berwarna biru muda, dengan motif yang indah.

"Kenapa kimono?"

"Haha sangat tahu, kau pasti akan datang ke kasino dengan memakai rok pendek, stoking sampai lutut dan pakaian atas yang terbuka."

Yurui tersenyum tak bersalah, saat pikirannya ditebak oleh Kakaknya.

"Chichi tidak mau tubuhmu jadi tontonan para pria mesum. Semakin tertutup wanita, maka semakin terpikat para pria, karena mereka tak bisa melihat tubuhmu."

"Aih ... benar-benar sangat kolot," keluh Yurui.

"Kau mau kupukul?" gertak Kyota, dan dibalas dengan cengiran oleh Yurui.

"Ne, ne, Oniichan ...," balas Yurui dengan suara dibuat seimut mungkin, seraya mendorong tubuh Kakaknya agar keluar dari kamarnya. Kemudian dia membanting pintu tepat di depan hidung Kyota.


🌸🌸🌸


Dek sembilan merupakan area pusat hiburan di kapal pesiar itu, terdapat banyak hiburan seperti pertunjukan musik, teater dan sebagainya. Di area itu juga terdapat kasino, yang biasa didatangi oleh kaum jetset atau para pengusaha yang hanya sekedar ingin mencari hiburan lain, membicarakan bisnis di casino table atau memang ingin bermain sambil mempertaruhkan uang mereka.

Salah satu hiburan yang merupakan kasino, dikelola oleh Sendai group dan saat ini sedang diawasi oleh Kyota Sendai. Ruangan besar dan luas itu memiliki desain interior yang mewah dan memanjakan, dengan karpet yang didominasi warna merah dan memiliki motif-motif yang sangat khas. Langit-langitnya didesain dengan indah, dengan lampu-lampu kristal gantung yang ada di atas setiap meja kasino.

Tutoring the Princess Yakuza (Tersedia di Google Play & KARYAKARSA)Where stories live. Discover now