Bab 12.1

688 130 0
                                    

Malamnya, Yurui ditempatkan di sebuah hotel di Ilsan, dengan dijaga ketat oleh beberapa bodyguard. Sedangkan Kyota sendiri sudah kembali ke kapal pesiar, dan akan melanjutkan pelayaran ke Shanghai. Bagaimana pun Kyota memiliki tugas untuk mengawasi kasino, bertemu dengan beberapa orang penting demi membangun korelasi.

Beberapa jam sejak kejadian, Yuu Akuma dan Istrinya telah datang ke Korea dan sedang mengurus semuanya di Ilsan. Setelah urusan selesai, Yurui akan dijemput dan mereka akan pulang ke Tokyo.

Sejak dia berada di kamar hotel, dengan para bodyguard berjaga di lorong, dia tak bisa keluar untuk melihat Hiro. Apakah pria itu pergi dengan Kyota dan meneruskan pelayaran? Atau dia di sini, menunggu Ayahnya untuk menjelaskan semuanya?

Dengan wajah bosan, Yurui duduk di sofa sambil memainkan ponselnya. Dia mengirim pesan pada Hiro, tapi masih belum dibaca. Apa yang sedang Hiro lakukan saat ini. Dia melirik vibrator yang tergeletak di dekatnya, yang sudah dia lepaskan. Benda itu tidak lagi bergetar sejak Hiro berpisah dengannya di depan hotel.

Pintu tiba-tiba diketuk, dan dengan panik Yurui mengambil vibrator lalu membuangnya ke tempat sampah. Dia membuka kuncinya, dan menemukan orang tuanya sedang berdiri di depan pintunya.

Wajahnya seketika berubah tegang, lalu senang. Dia pun menerjang memeluk Ayahnya lebih dulu. "Chichi."

Yuu Akuma memeluk Yurui dengan sayang, mengecup puncak kepalanya. Meski aura di sekitarnya dipenuhi dengan aura membunuh, tapi di dekat putri dan istrinya dia akan lebih terkendali.

"Apa kau terluka?"

"Tidak," jawab Yurui, masih memeluk Ayahnya erat. Dia bahkan melingkarkan kedua tangannya di tubuh Ayahnya, lalu menyusupkan wajahnya, seperti gadis kecil.

Sebuah sapuan lembut terasa di kepala belakangnya ketika Haelyn membelainya dengan begitu lembut dan penuh kasih sayang.

"Kau sudah baik-baik saja, ada Chichi dan Haha-mu," kata Haelyn.

Yurui melepaskan pelukannya, kemudian menatap Ayah dan Ibunya dengan mata berkaca-kaca, seolah begitu ketakutan dengan teror pembunuhan.

"Ayo kita masuk," kata Haelyn lagi.

Yurui membawa orang tuanya memasuki kamar hotelnya yang mewah dan memiliki fasilitas lengkap. Mereka bertiga duduk di sofa, dengan Yurui yang duduk di samping kanan Yuu Akuma, terus memeluknya seolah tak ingin melepaskannya. Sedangkan Haelyn duduk di sisi kiri Yuu Akuma, dengan wajah lembut, memandang Yurui penuh sayang.

"Demi menjemputmu, kami harus meninggalkan Leon sendiri di Tokyo," kata Haelyn, dengan wajah berubah cemas.

Yurui memandang Ibunya dengan wajah tak percaya, kemudian semakin mempererat pelukannya pada ayahnya.

"Haha, yang dalam bahaya adalah aku! Oniichan bahkan di kapal pesiar tanpa kalian," protes Yurui.

"Tapi di kapal pesiar lebih aman, Yu-chan. Nyawa Kyo-chan setidaknya baik-baik saja, sedangkan Leon sendiri di Tokyo." Haelyn masih begitu cemas, meninggalkan si bungsu sendirian.

Dia justru akan jauh lebih senang kalian tinggal sendirian karena dia bisa melakukan apa pun sesukanya! Gerutu Yurui dalam hati.

Tiba-tiba Yuu Akuma berkata, "Kau pernah diculik di kapal pesiar."

Haelyn menepuk tangannya sambil tertawa. "Hahaha! Ah, iya! Aku pernah diculik dulu saat belum memiliki kalian."

Yurui benar-benar memutar bola matanya melihat Ibu dan ayahnya. Sekarang justru Yurui yang harus menenangkan kegelisahan Ibunya. "Leon dijaga oleh segudang penjaga. Ya ampun, Haha. Itu bahkan rumah kita, markas Sendai group, siapa yang berani menerobos?"

Tutoring the Princess Yakuza (Tersedia di Google Play & KARYAKARSA)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora