Bab 5.2

1.9K 270 6
                                    


Yurui kambeeeekkk...

Semoga kalian suka yaaaa sama ceritanya! 💃


🌸🌸🌸🌸


Yurui berdiri di dinding lift, memandang pantulan dirinya sendiri. Dia mengenakan celana jins dengan kaos polos berwarna putih dan kardigan tipis. Rambut gelapnya dikuncir kuda dengan riasan tipis di wajahnya. Dia terlihat seperti gadis pada umumnya, meski seluruh pakaiannya berasal dari brand-brand mewah langganan Ibunya.

Pandangannya beralih, melalui pantulan dinding lift tatapannya bertemu dengan tatapan Hiro yang berdiri di belakangnya. Keduanya tetap diam, hanya saling mengunci tatapan secara tersembunyi selama beberapa saat, sampai Yurui membuang pandangannya. Dia tak bisa memandang Hiro begitu lama, karena pria itu bahkan seakan tak berniat mengalihkan pandangan darinya.

"Aku ingin mendapatkan kamar yang jauh dari oniichan," kata Yurui tiba-tiba.

"Ayah sudah mengaturnya, kamarmu tepat di samping kamarku," balas Kyota.

Yurui tersedak pelan sambil memelototi Kyota dari dinding lift. Dia berbalik, dengan kerutan di dahi dan wajah tak suka. "Aku tidak mau! Aku mau pesan kamar lagi!"

Kyota mengeluarkan ponselnya dan memberikannya pada Yurui. "Telepon Ayah, dan katakan sendiri."

Dengan wajah merengut Yurui menyambar ponsel Kyota, lalu menghubungi Yuu. Dia menunggu sejenak sampai panggilan diangkat.

"Apa?" Suara Yuu terdengar dari ujung telepon.

"Aku tidak mau kamar yang dekat dengan Oniichan," keluh Yurui. "Chichi, aku akan pesan kamar lain."

"Silakan," balas Yuu. Senyuman Yurui terkembang, dan tiba-tiba runtuh saat Ayahnya melanjutkan, "Aku dan Ibumu akan naik sekarang untuk menjemputmu."

Itu artinya, Ayah dan Ibunya akan menyeretnya dari kapal pesiar ini dan tak mengiizinkannya untuk pergi berlayar. Tentu saja dia lebih tak ingin. Yurui mengatupkan kembali mulutnya yang terbuka, lalu mengerang pelan dan dengan terpaksa menerima pengaturan yang sudah Ayahnya siapkan.

Panggilan ditutup dan pintu lift terbuka, mengantarkan mereka ke lantai lima. Saat Yurui dan Kyota keluar dari lift, para pengawalnya berdiri di depan lift dan tidak ikut––termasuk Hiro. Yurui dan Kyota berjalan menuju kabin masing-masing, dan disepanjang perjalanan Yurui terus bermuram durja.

Di depan salah satu kabin, Kyota berhenti dan memberikan kuncinya yang berupa kartu pada Yurui, dia sendiri memasuki kamar di sebelahnya.

Lantai lima berisi kabin yang lebih mewah dan luas, dengan pelayanan yang lebih unggul. Teman-teman klubnya mendapatkan kabin di lantai empat, sedangkan Yurui ditempatkan di lantai lima. Mereka juga sudah memesan satu ruang konferensi untuk mengadakan rapat, dan ruang klub yang akan mereka jadikan tempat berkumpul selama mereka berlibur.

Yurui memasuki kamarnya dengan salah satu bodyguard membawakan kopernya. Dia menatap seluruh ruangan dengan agak takjub. Ayahnya benar-benar memberinya kamar yang mewah. Kasurnya besar, dengan meja nakas di kedua sisi dan lampu dinding di kedua sisi dinding sebelah dipan. Ada satu set sofa dan televisi. Ada satu set meja rias dengan kaca yang besar menempel di dinding. Kamar itu bahkan memiliki balkon pribadi yang dibatasi oleh dinding dan pintu geser dari kaca.

Yurui menghampiri balkon, dan di kedua sisinya benar-benar terlindungi. Sambil berpegangan pada birai balkon dia berpikir, jika ingin melakukan sesuatu di balkon ini, bahkan Kakaknya yang ada di kabin sebelah pun tak akan mengetahuinya.

Tutoring the Princess Yakuza (Tersedia di Google Play & KARYAKARSA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang