5. Manusia manusia kuat itu kita!

184 118 43
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Maa Syaa Allah, makasih yang udah mampir guyss. Jujur aku seneng buangettt, apalagi kalau cerita ini tamat aku pasti seneng gedeee pake buangedh!!!

Tokoh yang kamu sayangi siapa di cerita ini??

Spam namanya disiniii »»»

Spam namanya disiniii »»»

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

.
.
.

Zhivanna yang baru saja bangun tentu kaget karena sudah mendapati Elan di depan kamarnya sedang menunggu, cowok itu saat ini sedang mengobrol dengan Anita. Zhivanna menatap dirinya yang masih mengenakan baju tidur, sedangkan Elan sudah rapi dengan seragamnya.

Cowok itu melirik sekilas kemudian tersenyum. "Itu Anna tan udah bangun," tunjuk Elan dengan sopan sambil menggunakan jempol tangannya.

Yang ditunjuk hanya tersipu malu, ia segera berbalik arah dan pamit ingin mandi dulu supaya cowok itu tidak menunggunya lebih lama lagi.

Anita hanya menggelengkan kepalanya. "Kebiasaan Zhiva kalo lagi sakit, bangunnya suka siangan. Makannya tante minta kamu jemput, gataunya kamu juga lagi sakit El," ucap Anita dengan lembut.

Elan mengerutkan kedua alisnya, "Anna, sakit tan?" tanya Elan.

Anita menggeleng. "Cuma kecapekan aja, kemarin di tempat latihannya Zhiva pingsan. Terus disuruh pulang aja. Untung ada Atha yang nganterin waktu kamu nggak ada," beritahu Anita.

"Atha?" ulang Elan didalam hatinya.

Elan tersenyum kecil, "Syukurlah. Elan janji tan, Elan bakal jagain Anna selama di Sekolah sampe kembali lagi ke orangtuanya!" yakin cowok itu, Anita hanya tersenyum kemudian mengangguk paham.

"Eh kamu nggak mau sarapan dulu sambil nunggu Zhiva selesai? Nanti malah sakit lagi lho," tawar Anita.

Elan hanya menggeleng. "Nggak usah tan, Elan udah sarapan di rumah kok, kebetulan ada nenek ke rumah." tolak Elan dengan sopan. "Elan tunggu Anna aja sampe dia udah sarapan, baru kita berangkat"

Anita manggut-manggut, ia lantas bangkit. "Tante ke dapur dulu ya nak," pamitnya.

"Iya tan,"

Ia mengedarkan pandangannya, kemudian titik pandangnya terhenti pada sosok gadis yang sudah rapi mengenakan seragam putih abu-abu. Ia sudah siap dengan ranselnya.

"Ayo El berangkat!" ajak Zhivanna.

"Nggak sarapan dulu?"

Zhivanna menggeleng, "Nanti aja di Sekolah. Daripada kita kesiangan gimana?"

Elan hanya menghela napasnya panjang. "TANTE NI ANAKNYA NGGAK SARAPAN NIH TANNN, GAMPAR PAKE PANCI COBAA!!!" teriak Elan.

Zhivanna merengus marah, ia menutup mulut cowok itu sebisa mungkin. "Berisik banget lo jadi cowok! Udah diem," bentak Zhivanna menatap tajam temannya.

7 Rajawali Où les histoires vivent. Découvrez maintenant