2. Alasan Memilih Dia

224 125 72
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"SEMANGAT NA, BERESIN SAMPE NI SEKOLAH KINCLONG!!"

Ia tertawa kecil melihat sahabatnya menderita di bawah sana, wajah Zhivanna yang melemas justru semakin membuat Siska ingin meledeknya. Dia adalah Siska Farissa Jovan, teman dekat Zhivanna selama enam tahun ini.

Elan membantu pekerjaan Zhivanna, ia bahkan membawakan sebotol air mineral dingin untuk Zhivanna. Tentu saja hal tersebut tidak luput dari pandangan Bianca juga Siska dan Naura.

Naura Bunga Putri Ashana, ia hanya menggelengkan kepalanya lalu berjalan kembali memasuki ruang kelas IPA-1. Ia mendudukkan dirinya di kursi Zhivanna, di temani oleh Siska di sampingnya.

"Udah lama nggak nginep bareng Sis, kangen gue!" celetuk Naura.

Siska manggut-manggut. "Gua juga kangen, gimana kalo besok malam kita nginep dirumah Anna??" tawar Siska dengan semangat.
"Boleh juga,"

Mereka kembali berbincang-bincang, entah membicarakan apapun itu mereka selalu tersambung. Hingga Siska merasakan ada seseorang yang menarik rambutnya secara usil, ia mendengus kesal lantaran sakit.

"Diem bisa kan?!" tegur Siska kesal, "Kayak nggak ada kerjaan aja lo Na! Gue tau rambut gue bagus, tapi nggak gini juga kali" ucap Siska dengan percaya diri, Kina hanya bergidik ngeri.

Rakkina Felix Dirgantara, ia memang senang mengusili Siska bahkan hingga gadis itu nangis. Setiap di tuduh berpacaran, mereka hanya menjawab teman saja. Sementara disisi lain, Naura memutar bola matanya lantaran kesal dirinya pasti akan menjadi nyamuk.

"Mau apel di lapangan sana gih! Mumpung masih pagi, cocok buat apel pagi" sembur Naura, ia bangkit meninggalkan temannya hingga berdua dengan Kina.

"Najis! Pergi nggak lo?? Dalam hitungan ke tiga kalo lo masih ada di sini gue bilang yang nggak-nggak sama guru, mau lo?!" ancam Siska membulatkan matanya.

"Nggak takut. Lagian nanti juga lo bakal dicurigai yang nggak-nggak sama mereka," balas Kina dengan santai, bahkan cowok itupun tertawa geliendengar balasan Siska yang terkesan lucu.

"Inginku berkata anjing!"

Kina meletakkan jari telunjuknya di bibir merah muda Siska, "Jangan kasar, gue nggak mau punya istri yang kasar nantinya. Bisa-bisa diikutin sama anak gue bahasanya,"

Siska melotot, "Dih najis! Pergi nggak lo?!" titah Siska mulai jengkel.

Kina terkekeh kemudian mengangkat tangannya seolah menyerah. "Ya udah gue keluar, kalo nggak balik jangan kangen ya?"

"Siapa juga yang mau kangen sama lo!!"

Lagi-lagi cowok itu tertawa, bahkan cowok itu tertawa dengan sangat lantang hingga terdengar ke ruang sebelah mungkin? Ia mendengus kesal menatap punggung lebar milik Kina, selama ia bersekolah tidak ada yang pernah mengganggunya kecuali semenjak ia memasuki SMA dan muncullah Rakkina yang 24jam selalu mengganggunya.

7 Rajawali Where stories live. Discover now