11. The same shoes

98 64 2
                                    

***

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

***

Ia berlari menyusuri koridor, wajahnya terlihat pucat pasi. Beberapa siswa-siswi ia tabrak namun seolah tidak mempedulikannya, hingga langkahnya terhenti di depan kamar mandi putri. Kedua kaki juga badannya kini bergetar hebat, perlahan ia bertekuk lutut sambil menatap sahabatnya tidak percaya. Wajahnya yang pucat ini berganti menjadi basah akibat air mata, jemarinya tergerak untuk menyentuh sahabatnya.

"Sandra..."

"BANGUN BANGSAT! LO PIKIR INI SEMUA LUCU HAH?! BANGUN ANJIING!" jeritnya, ia adalah Bianca Liza. Gadis itu meremas kuat baju yang sahabatnya kenakan sudah berlumuran darah segar, lengannya terkepal kuat.

"Ra bangun... Bercanda lo nggak lucu Ra," mohon Bianca kembali.

Ekor matanya tak sengaja bertemu dengan sepatu yang cukup familiar, Bianca mendelik tajam saat mengetahui siapa pemilik sepatu tersebut.

"Nyawa harus dibayar nyawa Anna,"

***

Sempat terjadi kericuhan, bahkan banyak siswa-siswi yang meminta pulang saja karena takut akan menambah korban. Untungnya mereka berhasil menangani semua pelajarnya agar tetap tenang dan belajar seperti biasanya tanpa memperdulikan kasus tadi pagi.

Sandra Chazkiya Xieenan, gadis cantik yang dikenal sebagai sahabat dekatnya Bianca. Sikap mereka hampir sama, hanya saja Sandra lebih mending daripada Bianca dalam mengejar cintanya.

"Bu kenapa Sekolah bisa kecolongan kayak tadi sih?"

Bu Lala tersenyum tipis. "Iya kami sedikit lalai, tapi kami rasa dia berada di lingkungan Sekolah. Karena tidak mungkin juga jika mereka menyelusup masuk ke area Sekolah," kelas Bu Lala dengan senyuman manisnya.

"Ibu nggak takut gitu Bu?"

Bu Lala menggeleng. "Kalau Ibu aja takut, siapa yang mau ngelindungi kalian nanti?" pertanyaan Bu Lala mampu membuat siswa kelas 12 IPS-3 terdiam sejenak.

Bu Lala tersenyum, ia menatap gadis malang yang sedang menelengkupkan kepalanya. "Bianca?" panggil Bu Lala dengan suara lembutnya.

Bianca mendonggak, menatap tanpa minat guru tersebut. "Ibu mau bilang kalo ini keenggak sengajaan? Saya udah tau siapa pelakunya! Dia bersembunyi dibalik nama siswi 12 IPA-1."

"BIANCA!" sentak Bu Lala tidak suka jika kelasnya di salahkan sepenuhnya atas kasus ini. "Apa yang membuat kamu kekeuh kalo pelakunya ada di kelas 12 IPA-1?! Jangan asal tuduh jika kamu gak punya bukti!" tegur wanita itu menggelengkan kepalanya.

Bianca tertawa meremehkan. "Saya berani berbicara disertai fakta Bu! Gak ada kerjaan banget emangnya saya nuduh orang-orang?" tanya balik Bianca.

"Biasanya juga lo gitu Ca! Jangan bilang lo nuduh Anna, dasar lo cewek gila!" maki salah satu siswa yang duduk di sampingnya, Bianca hanya menoleh tanpa menjawab ucapan cowok itu.

7 Rajawali Où les histoires vivent. Découvrez maintenant