19

17K 1K 7
                                    

Pagi harinya semua sudah selesai sarapan dan devan belum mau mengeluarkan suaranya itu membuat semua frustasi.

"Adek gak mau sekolah". Tanya Robert

Devan menatap dan menggeleng kepalanya membuat semua khawatir.

"Kenapa sayang, kan kamu ingin bermain sama teman² mu". Sania menatap devan.

"Jangan di paksa, biarkan adek istirahat beberapa hari ke depan". Ucap Edgar

"Kalian pergilah kami yang menjaga adek di sini". Ucap elena ke anaknya

"Ck jalang sialan". Gumam saka marah
Yang melihat kondisi adiknya seperti ini.

"Hm".  Gumam semua dan pergi meninggalkan para wanita untuk menjaga devan.

"Mau bicara sama momy dek". Elena mendekati devan

Devan menggeleng kepalanya dan memeluk Sania menyembunyikan wajahnya.

"Mama di sini dek, jangan takut". Bujuk sania ke devan.

"Huh kapan lo akan bersifat kekanakan gini devan sialan". Batinnya

"Katakan ke semua kalau lo benci di katakai anak tidak berguna". Batinnya yang masih mengingat kehidupan di masa lalu yang selalu di katai anak angkat atau anak haram di sekolahnya dulu.

"Gue benci perasaan ini". Batin devan mengepalkan tangannya trauma yang dulu kembali lagi itu membuat devan menjadi lemah.
 
Sebelumnya Devan ingin bicara dengan anggota keluarga yang lainnya untuk mengambil hati para keluarga Barclays.  Namun saat tengah malam devan turun mengambil air minum ia mendengar suara maid dan bodyguard yang membicarakannya hal buruk.

"Tuan Robert terlalu baik membawa anak jalanan seperti dia". Ucap maid

"Anak tidak berguna seperti dia hanya akan menghabisi harta tuan Robert". Ucap maid satunya

"Ku rasa dia anak dari seorang jalang". Ucap bodyguard

"Ck lebih baik jika dia mati mungkin keluarga Barclays akan jauh dari kesialan". Ucap maid

"Menjijikan sekali dirinya". Ucap kedua maid itu tertawa

"Syutt jangan kencang² nanti ada yang dengar". Ucap bodyguard ke maid

Mereka bertiga kaget melihat ada devan yang menatap ketiganya tajam.

"Anak haram kaya kamu tidak pantas ada di sini".  Ucap dea maid menunjuk ke devan

"Semenjak kedatangan kamu, pekerjaan kami semua bertambah untuk menjaga mu anak sialan ". Risma maid

Devan hanya diam dan mengepalkan tangannya dan pergi untuk menenangkan pikirannya agar tidak membunuh mereka bertiga.

Elena dan sania melihat devan gemetar membuat mereka panik dan berlari membawa devan ke rumah sakit. Elena membawa mobil keluar dari mansion

"Adek jangan buat mama khawatir". Ucap sania mencium kening devan

"Sania terus bicara tenangkan emosinya jangan sampai membuatnya tertekan itu bisa membuat mentalnya terguncang.  Ujar elena yang membawa mobil menuju ke rumah sakit.

"Hiks hiks bagaimana caranya el". Tangis sania

"Katakan sesuatu untuk menghibur nya sania, hentikan air mata mu itu". Geram elena

"Hiks adek dengar mama sayang hiks bicaralah sedikit jangan seperti ini hiks". Tangis sania membawa wajah devan menatapnya.

Sedangkan di sekolah saka dalam mood buruk begitu pun dengan kai san Marvin yang jadi siswa baru di sekolah, mereka juga kurang semangat tidak ada adek kecil mereka.

DEVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang