8

23.5K 1.5K 11
                                    

Sedangkan di lain tempat sebuah keluarga menatapnya benci ke arah tv yang menayangkan keharmonisan keluarga Barclays.

"Sialan kenapa susah membuat keluarga mereka hancur". Ucapnya

"Kau pelacur kecil sudah ku bilang cari perhatian anak ketiganya". Ucap seseorang ke Alia

"Itu susah pah setiap aku mendekati dia langsung pergi". Ucap Alia

"Aku tidak mau tau kau harus bisa masuk kedalam keluarga Barclays bagaimanapun caranya". Ucapnya dingin

"Mas kita pikir rencana lain pasti mereka punya kelemahan'. Ucap istrinya

"10 tahun kita sudah mencari kelemahan mereka namun tidak ada satupun cara untuk menghancurkan Barclays". Marahnya

"Dan kau kenapa saat jadi orang ketiga di keluarga Barclays tidak langsung membunuh Robert". Ucapnya marah ke istrinya kenapa dia menyiakan kesempatan.

"Kau pikir mudah untuk membunuh Robert hah di setiap sudut cctv terpasang aku tidak ingin nyawaku hilang begitu saja". Marahnya

"Kau..

"CUKUP aku muak melihat kalian selalu bertengkar aku akan berusaha untuk masuk ke keluarga Barclays". Teriak Alia membuat kedua suami istri itu terdiam.

"Apa yang akan kau lakukan untuk menjadi keluarga Barclays". Ucap mamanya.

"Menjebak saka, membuat dia memperk*sa ku dan bertanggung jawab". Ucap Alia menyeringai

"Papa akan membantu mu". Ucap papanya tersenyum bahagia

"Kau masih 17 tahun alia jangan jadi jalang yang haus belaian". Ucap mamanya marah

"Ck kau lupa anakmu ini sudah jadi jalang ma". Ucap Alia memutar matanya malas

"Huh terserah kalian". Ucapnya pergi keluar ruangan.

"Jalankan rencana mu papa akan membantu mu sayang". Ucapnya membuat Alia menyeringai.

Dan kembali ke keluarga Barclays sudah berada di mall menjaga bungsu baru Barclays agar tidak ada yang melukai atau mencelakai devan dari bahaya.

"Mau beli apa sayang". Tanya sania ke devan

"Devan mau beli buku dulu mom". Ujar devan

"Ayo kita ke tokoh buku". Ucapnya

Mereka menuju ke tokoh buku dan mengambil banyak buku yang di liat mereka tanpa bertanya ke devan.

"Mom kenapa di sini sepi tidak ada pengunjungnya". Tanya devan

"Kami sudah mengosongkan tempat ini untuk mu dek". Ucap dirga mengelus rambut devan

"Apa tidak rugi kalau hanya kita yang beli di sini'. Tanya devan membuat mereka tertawa

"Jangan pikirin belilah apa yang adek inginkan". Ucap Robert

Setelah itu devan tidak bertanya lagi dan mengambil keperluan apa saja yang di butuhkan saat sampai di tokoh Android devan ingin membeli laptop ia rindu menghecker data.

"Adek mau laptop hm'. Tanya Axel yang melihat devan menatap laptop.

"Emang boleh". Tanya devan pura²

"Apa pun boleh sayang pilih yang mana adek mau".  Ucap sania. Membuat devan bahagia dan memilih laptop yang paling bagusnya

"Devan mau yang itu". Tunjuk devan ke laptop yang di rak atas

"Ambil kan keinginan anakku". Ucap sania datar ke penjaga toko.

"Ini nyonya".  Ucapnya

"Adek mau yang ini tidak mau yang lain". Tanya saka.

"Yang ini aka abng ini keliatannya agak murah". Ucap Devan polos membuat mereka mengembalikan dan menyuruh penjaga mengambil laptop yang paling bagus di antara yang lainnya.

"Adek Dady mu ini masih mampu membeli yang paling mahal". Ucap Robert baru kali ini ia pamer

" Ckk sangat mudah membuat mereka tersinggung. Batin devan menyeringai

"Uh iyakah uang dady banyak kalau begitu traktir devan es krim'. Ucap devan tersenyum

"Selesai membeli semua kebutuhan kamu kita makan es krim kesukaan mu oke". Ucap Robert

"Baik dady, ayo kita cepat beli biar devan bisa makan es krim". Ucap devan menarik tangan Robert dan sania menuju ke bagian sepatu.

"Adikku sangat menggemaskan". Ucap dirga tersenyum melihat keduanya orang tuanya di tarik Devan.

"Huh cepat bawa laptop devan sebelum kita di tinggal". Ucap saka menyerahkan laptop devan ke dirga

"Kita membawa banyak bodyguard kenapa tidak menyuruh mereka saja.  Ucap dirga

"Ckk".   Saka pergi menyusul Devan meninggal dirga sendiri karena Axel sudah pergi dari tadi.

"Jika dia bukan adikku sudah ku bunuh".   Gumam dirga membawa barang devan.

Devan melihat seseorang bodyguard yang mencurigakan ia tau apa yang akan terjadi pasti mata² dari musuh Robert.

"Mom devan mau ke toilet mau pipis".  Ucap devan

"Ayo momy temani".  Ajak sania

"Mom devan malu kalau di temani".  Ucap devan membuat sania terkekeh

"Huh baiklah momy menunggu mu di sini sayang".  Ucap sania

Devan langsung pergi menuju toilet dan seseorang mengikuti secara perlahan agar tidak di curigai oleh bodyguard lainnya.

"Di mana anak itu".Gumam seseorang yang sudah masuk ke kamar mandi.

"Bugh.. siapa kau". Tanya dingin devan memukul kepala bodyguard

"Kau tidak perlu tau siapa aku".   Ucapnya menahan sakit di kepalanya

"Jika kau tidak mau mengatakan maka nyawamu tidak akan selamat".  Ucap devan menyeringai

"Ck kau ternyata hanya pura² polos di depan keluarga Barclays".Ucapnya emosi

"Itu karena mereka terlalu bodoh melihat wajah ku ini".Ucap devan tersenyum

"Jadi katakan siapa yang menyuruhmu jika kau masih sayang dengan nyawamu".  Ucap devan dingin

"Sampai mati aku tidak akan membuka mulutku".Ucapnya emosi mencoba berdiri melawan devan.

"Ckk kau menguji kesabaran ku sialan".  Geram devan menendang bodyguard ke dinding

"Akh sialan aku akan membongkar wajah asli mu ke mereka semua". Ucapnya menahan sakit

"Apa mereka akan percaya dengan ucapan sampah mu itu".  Ucap devan menyeringai membenturkan kepalanya di dinding membuat bodyguard itu kaget.

"Apa yang ingin kau rencanakan bocah sialan".  Ucapnya curiga

"Kau akan tau nanti..".   Ucap devan yang melihat kepalanya sudah keluar darah.

"TOLONG, MOMMY DADY.."   teriak devan membuat bodyguard itu mematung

Sedangkan di luar semua bodyguard dan keluarga Barclays mendengar suara Devan berlari memasuki kamar mandi.

Brak, pintu kamar mandi di tendang oleh Robert yang melihat anaknya sudah pingsan di lantai dengan kepala yang berdarah dan melihat satu bodyguard yang berada di dekat devan membuat Robert emosi.

"DEVAN".  Teriak semua melihat banyak darah keluar dari kepala devan.

"Urusan bajingan itu jac". Ucap Robert dingin mendekap tubuh devan

"Baik tuan".  Ucap jac tegas dan menyeret bodyguard itu keluar.

"Cepat bawa anakku ke rumah sakit Robert".  Teriak sania panik

Robert mengendong tubuh devan gemetar melihat banyak darah yang keluar dari kepala devan dan berlari menuju ke mobil membawa devan segera di tangani oleh dokter keluarga Barclays sendiri.

👋👋

DEVAN Where stories live. Discover now