52. Mencoba Menerima Sebuah Kenyataan

76 5 0
                                    

Happy Reading

Maaf jika ada typo yang bertebaran

Safina kini sudah berada di sebuah rumah yang bernuansa balkon, handphone di genggamannya itu terus berdering yang menandakan telefon masuk dari mamah, papah, Kevin dan juga Baskara tetapi Safina tidak menghiraukannya melainkan ia membuat nada dering tersebut menjadi mode hening dan ia pun mencoba mengketuk ketuk rumah balkon yang tepat berada di depannya itu.

'Tok Tok'

"Assalamualaikum" panggil Safina.

Safina terus mengetuknya sampai akhirnya dari arah dalam rumah tersebut menjawabnya dan membukanya.

"Walaikumsallam" ucap pemilik rumah tersebut dan terkejut tiba tiba saja Safina memeluk pemilik rumah tersebut sambil menangis.

"Kamu kenapa sayang" tanya pemilik rumah tersebut yang merupakan seorang perempuan paruh baya, ia adalah neneknya Safina mamah dari orang tua papahnya yang bernama Kusuma Indah Permata Sari

"Nenek" ucap Safina yang masih saja memeluknya dan menangis.

"Ayo masuk dulu, bi tolong masukin kopernya Safina ke dalam yaa" perintah neneknya.

Safina pun diajaknya ke dalam rumahnya, neneknya itu pun sambil menyiapkan beberapa sampai akhirnya menyadari dirinya yang kebetulan sudah memasak makanan favorite cucunya itu yaitu sambal goreng kentang.

"Ayo kamu makan dulu nanti setelah itu cerita ke nenek ada apa" kata neneknya.

"Ngga nek, aku ga mau makan" ucap Safina.

"Ngga, intinya siapa pun itu yang datang ke rumah nenek harus makan" perintah neneknya.

Safina pun akhirnya senyum dan mengiyakan ucapan neneknya itu, dan ia pun memakannya dengan sangat lahap.

"Pinter, makan yang banyak kalo kurang nambah lagi oke" kata neneknya.

Safina pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum kepada neneknya itu.

Setelah selesai makan Safina pun sangat merasa dirinya kelelahan dan ingin cepat cepat bersih bersih lalu tidur, tetapi ia sadar bahwa dirinya memiliki utang cerita kepada neneknya itu.

"Udah gapapa besok aja kamu ceritanya, sekarang istirahat. Kamu tidur di kamar yang biasa dulu kamu tiduri, nenek udh nyuruh bibi buat ngerapihin kamar itu" jelas neneknya.

"Makasih yaa nek, kalo gitu aku ke kamar dulu yaa nek" ucap Safina dan langsung pergi meninggalkan neneknya. Sedangkan neneknya pun beres beres merapikan bekas makan milik Safina sampai akhirnya ia tersadar ponsel milik Safina tertinggal di meja makan dan melihat ponsel milik Safina mendapat panggilan dari mamahnya, dengan itu neneknya pun mengangkat telefonnya.

"Kamu tenang aja Safina udh sama ibu, dia mungkin sekarng udh tertidur karena lelah" ucap neneknya.

"Alhamdulillah, makasih yaa bu" kata mamahnya Safina.

"Sebenarnya ada apa sama Safina? Tadi dia dateng ke sini sambil menangis terus peluk ibu, kamu marahin dia" tanya neneknya.

"Ngga bu sebenarnya Safina sewaktu tadi sudah menemukan siapa ayah kandungnya, dan ayah kandungnya itu berbicara 4 mata dengan Safina dan mungkin Safina terkejut sama semua atas kenyataan ini lalu makanya dia pergi tanpa kasih kabar ke aku bu" jelas mamahnya.

"Jadi dia sudah tau, ya sudah kalo gitu besok biar ibu yang bicara sama dia pelan pelan" kata neneknya.

"Makasih yaa bu, maaf aku bikin ibu kerepotan terus" ucap mamahnya.

BASKARA [COMPLETED]Where stories live. Discover now