41. Permintaan Maaf

141 7 1
                                    

Happy Reading

Maaf jika ada typo yang bertebaran

Melin masih saja setia menunggu mamahnya yang tengah di tangani oleh para suster dan dokter sembari ditemani oleh Repal.

"Udh lo tenang aja nyokap lo pasti selamat" kata Repal yang berusaha untuk menenangkan Melin.

"Gue harus telfon papah gue Pal" kata Melin dan mengambil ponselnya dan menelfon papahnya.

"Halo pah" panggil Melin.

"Apa? Kamu mau minta uang?" tanya papahnya.

"Bukan pah, papah harus ke rumah sakit pah. Sekarang mamah di rumah sakit, mamah lagi di tangani sama dokter pah" jelas Melin.

"Terus saya harus apa? Yaudah biar ga ribet saya kasih uang ke kamu" kata papahnya yang tidak memiliki rasa khawatir.

"Pah aku mohon untuk kali ini aja papah kesini jenguk mamah sebentar pah, aku mohon nanti setelah ini aku sama mamah bakalan pergi dari kehidupan papah" jelas Melin yang akhirnya mengeluarkan air matanya.

Repal yang mendengar itu merasa terkejut, dengan cepat Repal langsung merampas ponsel milik Melin.

"Om tinggal kesini aja kenapa ga bisa?! Sibuk selingkuh om?! Emang brengsek sekali anda istri anda tengah sakit dan anak anda sedang sedih tapi anda malah -" ucap Repal terpotong karena tiba tiba saja terputus karena dimatikan oleh papahnya Melin.

"Sialan!" kata Repal.

"Udah Pal, tenang aja papah bakalan ke sini kok. Makasih yaa" ucap Melin.

"Makasih for what?" tanya Repal.

"Buat semuanya" jawab Melin.

"Terimakasih kembali" ucap Repal.

"Buat?" tanya Melin.

"Gapapa mau bilang makasih juga, udh intinya lo ga ush pikirin bokap lo sekarang fokus ke nyokap dulu, lo tunggu sini sebentar biar gue beliin lo makanan sekalian gue mau telfon nyokap gue" jelas Repal.

"Lo kalo mau pulang gapapa Pal, biar gue aja disini yang tungguin nyokap gue" ujar Melin.

"Ngga, biar gue temenin aja udh lo fokus aja dulu ke nyokap lo. Gue tinggal bentar kalo ada apa apa telfon gue dan jangan kemana mana" ucap Repal.

"Iyaa Repalll" jawab Melin.

Repal pun pergi untuk membeli makanan buat Melin.

•••[B]•••

Galih tersenyum senyum sendiri mengingat tadi di pantai bersama Nara. Ia merasa sangat lega jika ia berada di dekat Nara.

"Masa iya gue jatuh cinta haha ga mungkin lah!" kata Galih.

Galih masih meragukan perasaannya itu, ia tidak tahu mengapa sangat lega dan merasakan nyaman jika dekat dengan Nara tetapi begitu juga dengan dekat Safina.

"Tapi gue ngerasa nyaman banget sama Nara, sama Safina juga wkwk. Udh lah ngapa jadi mikirin ginian" ucapnya pada diri sendiri.

Saat sedang memikirkan itu tiba tiba saja dari arah luar kamar papahnya Galih memanggil Galih untuk keluar.

"Galih" panggil Papahnya.

Galih pun menjawabnya dan membukakan pintunya.

"Iyaa pah kenapa?" tanya Galih.

BASKARA [COMPLETED]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن