15. Terungkapnya Ulah Sasa

347 29 0
                                    

Hai hai hai! Yang sekolahnya udah tatap muka / offline tetap semangat!

Yang masih daring juga tetap semangat ya! Yang lagi sakit semoga cepet sembuh!

Happy Reading

Sesampainya di rumah sakit semua para tim medis bergegas membawa Melin ke dalam ruangan IGD, Repal menunggunya dengan tampak frustasi dan gelisah sedangkan Pak Beni, ia menghubungi kedua orang tua Melin setelah selesai ia menghampiri Repal.

"Gimana pak?" tanya Repal.

"Orang tua Melin mereka ga bisa dateng karena sibuk dengan pekerjaan"

"Sepenting apa dari pada anaknya, yaudah nanti biar saya aja pak yang ngomong"

Namun tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan IGD dan ingin memberi tahu tentang keadaan Melin saat ini.

"Gimana dok keadaannya?" tanya Repal.

"Pasien saat ini jantungnya sangat lemah jadi dimohon untuk kerabatnya atau keluarganya menemaninya" jelas Dokter.

"Baik dok apa sekarang kita boleh masuk untuk menjenguk?" tanya Pak Beni.

"Boleh dan dimohon nanti jika ada yang ingin menjenguk pasien harus 3 orang saja karena pasien saat ini masih dalam keadaan lemah, dan disini kalian keluarga atau kerabat dari pasien?"

"Saya pacarnya dok" jawab spontan Repal.

Pak Beni yang mendengar hali itu langsung melihat Repal dengan tatapan aneh.

"Ah iya dok dia ini pacarnya sekaligus calon suaminya pasien" jawab Pak Beni.

Repal langsung menatap pak Beni dengan tatapan sinis.

"Ya sudah kalian boleh masuk, dan saya tinggal dulu ya kalau ada apa apa dengan pasien segera memanggil saya atau suster lainnya" ucap dokter itu dan pergi meninggalkan Pak Beni dan Repal.

Repal dan Pak Beni langsung memasuki ruangan IGD, Repal melihat Melin yang berbaring lemas dan sedang tidur itu.

"Bangun lo Mel, nyusahin bener" ucap Repal.

"Kamu Repal udh tau temennya sakit eh bukan temen deh tapi pacar" kata Pak Beni.

"Pak bisa diam ngga pak itu tadi saya juga terpaksa"

"Terpaksa apa terpaksa" ledek Pak Beni.

"Terserah bapak"

"Ya sudah bapak balik ke sekolahan, kamu jagain Melin soal tas kamu dan tas Melin biar teman teman kamu aja nanti yang membawanya"

"Iya pak"

"Yasudah"

Pak Beni meninggalkan Repal, kini Repal terus menatap Melin yang sedang berbaring lemas, sebuah infusan, dan sebuah alat oksigen kecil yang membantu Melin untuk pernafasannya.

"Kalo emang ada masalah cerita ke temen temen lo, gunanya punya temen tapi kalo ada masalah ga mau cerita cerita buat apa?" kata Repal.

"Dipikir pikir Melin cantik juga ya walaupun anaknya ngeselin" batin Repal.

Repal menyadari hal itu pun langsung memukul mukul palanya sendiri.

"Apaan dah gue? Ngapa juga gue peduli ama ini orang" ucapnya.

Repal terus menunggu Melin sehingga ia tertidur.

•••[B]•••

Di Kelas 12 IPA 4 Safina terus saja memikirkan tentang Melin, ia takut Melin kenapa kenapa.

BASKARA [COMPLETED]Where stories live. Discover now