🌱 35

81 6 11
                                    

Seorang pria dengan kacamata hitam yang bertenger di pangkal hidungnya, terlihat keluar dari mobil sedan pribadinya.

Pria itu berjalan menghampiri teras rumah dan menekan sebuah bel yang terpasang di samping pintu.

Tak lama terdengar sahutan seorang wanita dari dalam untuk membukakan pintu. Sedangkan pria itu kembali berlari kecil menuju halaman rumah dan merentangkan kedua tangannya, dengan sudut bibirnya yang merekah.

Tak lama pintu besar tersebut telah dibuka.

Kedua mata Kukila berbinar seketika saat mendapati suaminya telah tiba di rumah.

"Mas!"

"Ay!"

"Mas!"

"Ay!"

Keduanya berlari saling menghampiri dan merentangkan tangannya, bak film India yang selalu Kukila saksikan. Beruntung putra mereka sedang pergi ke warung, andai saja jika menyaksikan ini sudah dipastikan akan menjadi bahan cibiran si Pipit.

"Mas, oleh-olehnya banyak banget!" Kukila langsung meraih paper bag yang berada di tangan suaminya.

Pria bernama Jalu, itu praktis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia pikir istrinya ini akan memeluknya sama seperti yang akan dilakukannya.

"Kamu nggak peluk aku?" tanya Jalu menatap penuh protes. "Aku baru pulang loh!"

Mendengarnya, membuat Kukila terkikik. "Yang bilang, Mas baru mandi juga siapa?" guraunya lalu segera memeluk tubuh kekar tersebut. "Mas lama banget pulangnya, Awa sama Pipit sampai lupa kalau punya ayah!"

"Serius?! Sekarang mereka ke mana?" tanya Jalu sembari mengusap punggung Kukila.

"Pipit lagi di warung beli kecap, Awa lagi mainan di kamar," kata Kukila sembari menguraikan pelukannya.

"Mas denger Pipit mau tanding ya? Kebetulan pas banget sama jatah libur mas," ucap Jalu begitu semangat. Ia bahkan tak sabar untuk menyaksikan putranya yang menyebalkan itu ketika berada di lapangan.

Kukila tergelak dan menggandeng tangan suaminya untuk masuk ke dalam rumah.

"Sekarang bersih-bersih dulu gih! Pipit pasti seneng banget kamu pulang," kata Kukila.

"Oke, tolong buatin kopi ya, Ay?"

"Sip!" Kukila mengacungkan kedua jempolnya pada sang suami yang kini berjalan menuju kamar mereka.

"Kak Anya, mau boneka Barbie itu!"

Saat hendak menghampiri kamarnya, Jalu tak sengaja mendengar suara Awa yang sedang berbicara pada seseorang.

"Katanya Pipit lagi ke warung," gumam Jalu sembari berjalan perlahan mendekati pintu kamar Awa.

"Loh?" Pria itu mengucek kedua matanya untuk memastikan saat ini dirinya sedang tidak salah lihat, saat mendapati seorang gadis yang seumuran dengan putranya.

Wajar, jika pria itu terheran-heran. Pasalnya seumur hidup dirinya belum pernah mendapati seorang gadis menginjakkan kaki di rumahnya. Apalagi ini di kamar Awa.

"Awa, kakak ke toilet bentar ya," ucap gadis itu dan membuat Jalu menutup mulutnya tak percaya.

Sedangkan Kukila yang berjalan menuju dapur justru dibuat penasaran oleh suaminya yang sedang mengintip kamar putrinya.

"Mas?" panggil Kukila. "Ada apa?"

Jalu yang mendengar segera membalikkan tubuhnya dan berlari kecil menghampiri sang istri.

"Tega kamu, Ay!"Jalu menunjuk wajah Kukila dengan ekspresi kecewa.

Sedangkan Kukila praktis mengkerutkan dahinya, heran. "Tega?"

Steal HimWhere stories live. Discover now