🌱 33

73 4 13
                                    

"Atan!" panggil Fairy pada cowok yang sedang mengayuh sepedanya di tengah ramainya kendaraan berlalu-lalang.

"Iya?"

Gadis itu mendongak, menatap wajah Atlan yang nampak berkeringat. Jika sudah seperti ini, mana mungkin Fairy akan melirik yang lain?

"Lo udah suka sama gue belum?"

Pertanyaan Fairy membuat Atlan tersentak, parahnya ia tak sengaja melindas batu hingga membuat sepeda yang mereka naiki mendadak tak seimbang.

"Eh, eh, eh! Atan hati-hati!" pekik Fairy sembari membantu Atlan untuk menyeimbangkan sepedanya dengan menekan rem.

Tak lama sepeda itu berhenti di pinggir jalan. Keduanya menghela napas lega, karena sesuatu buruk tak jadi menimpa mereka.

"Fairy, kalau ada orang fokus jangan diajak ngobrol dulu!" ujar Atlan.

"Sedangkan gadis itu mendadak lesu dan menelungkupkan wajahnya pada setang sepeda. "Iyaa ...."

Atlan menggelengkan kepalanya dan kembali mempedal sepeda tersebut. Kini hanya keheningan di antara keduanya. Sesekali Atlan melirik Fairy yang masih setia menelungkupkan wajahnya sembari memainkan lonceng sepeda.

Tiba di depan lampu lalu lintas, Atlan kembali menghentikan sepeda tersebut. Melihat rambut Fairy yang tergerai berantakan, membuat Atlan berinsiatif untuk mengikatnya dengan gelang hitam yang selalu ia kenakan.

"Kalau ditanya sudah suka sama kamu atau belum. Jawabannya sudah," ucap Atlan tiba-tiba. Namun sayangnya hanya dengkuran kecil yang keluar dari mulut Fairy.

Sialan!

🌱

"Lo tadi liat Atlan sama Krisna udah berangkat?" tanya Pian yang baru saja datang sembari membawa bola basket dan dilemparkan ke arah kedua temannya.

Dengan sigap, Pipit menerima bola tersebut dan memantulkannya pada lantai. "Krisna bilang hari ini ijin, neneknya meninggal."

"Neneknya ada berapa dah?" tanya Pian sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Bukan karena apa, masalahnya jika Krisna izin tidak masuk sekolah pasti selalu memberi alasan yang sama.

Pipit mengangkat bahunya, acuh. Saat pandangannya kembali pada Pian, ia justru mendapati beberapa luka lebam di wajah cowok itu.

"Tuh muka lo abis dicipok siapa?" tanya Pipit sembari menunjuk wajah Pian dengan dagu.

Sedangkan Apin yang sedari tadi asik bermain ponsel, lantas mengalihkan pandangannya pada Pian.

"Oh ... ini ke--"

"Hallo, guys! Orang smart datang!"

Kalimat Pian terpotong saat suara Ucup yang begitu menggema di lapangan indoor tersebut. Meskipun sebal oleh kedatangan anak itu, dalam hati Pian sangat berterimakasih, akhirnya ia tidak repot-repot untuk mencari kebohongan sebagai jawaban dari pertanyaan Pipit.

Dalam senyuman tengil, mata Ucup menjelajah untuk mencari seseorang yang ia cari, tapi tak ada di sana.

"Yaudah deh, sekarang fokus latihan sambil nunggu Atlan ke sini," ucap Apin sembari bangkit dari duduknya, seolah tak menyadari keberadaan Ucup.

Melihat kedatangannya begitu tak dihargai, membuat Ucup mengeram kesal dan berjalan mengikuti mereka.

"Woi! Sapi, sapi apa yang punya kaki delapan?" tanya Ucup sembari merangkul bahu Pian dan Pipit.

Steal HimWhere stories live. Discover now