🌱 27

205 6 12
                                    

Kucoba-coba melempar manggis
Manggis ku lempar mangga ku dapat
Kucoba-coba melamar gadis
Gadis ku lamar jandaku dapat

"Ho'a ... ho'e!"

Suara cempreng yang dinyanyikan Krisna membuat mereka yang mendengar praktis memutar bola matanya jengah. Jika saja mereka tak sayang buku, sudah dipastikan benda itu melayang ke wajah Krisna.

"Yo! Marco, digoyang yok!"

Sedangkan Apin yang baru saja tiba di kelas praktis mendelik tajam ke arah Krisna yang kini sedang berjoget di atas meja.

"Gue baru dateng, Prim! Udah cari masalah aja lo!" sembur Apin sembari menendang meja Krisna hingga cowok itu seketika terduduk agar tak jatuh ke lantai.

"Eetts ... santai-santai! Mending lo ikutan joget aja, mumpung Pak Ridan belum dateng," ucap Pipit sembari menarik bahu Apin dan menggerakkan kedua tangannya mengikuti irama.

Pian yang sedari tadi duduk di pojokan sembari bermain game di ponselnya, lantas menatap jengah ketiga teman absurdnya itu.

"Kayaknya yang kesurupan bukan Atlan, tapi lo semua!" ujar Pian seraya mematikan ponselnya.

"Halah, diem lo! Disuruh joget bang Jali aja kagak mau!" timpal Krisna.

"Sori ya, gue masih waras!" sahut Pian sembari mengibaskan tangannya.

Detik berikutnya, Atlan datang dengan penampilannya yang masih sama. Maksudnya masih sama seperti orang kerasukan setan bar-bar.

Pipit yang dikenal paling urakan saja merasa tersaingi. Sepertinya meminta tolong pada dukun yang disarankan Ucup, amatlah wajib.

"Halo, Altr–hmmph!" Apin buru-buru membekap mulut sial Krisna. "Twangan lo uwasin!"

Mengabaikan ucapan Krisna tanpa melepas bekapannya, Apin tersenyum menyapa Atlan.

"Hai, Tan ... hari ini lo udah ngerjain PR?" tanya Apin.

Sedangkan Atlan hanya menaikkan kedua alisnya sebagai jawaban dan kembali berjalan menghampiri bangkunya, di mana ada Fairy yang menunggunya sembari tersenyum manis.

Pipit yang melihat respons Atlan, lantas memicingkan matanya. Jiwa julidnya seakan menyuruhnya untuk mengkomentari sikap Atlan yang menurutnya sok kecakepan itu. Maksud Pipit, mengkomentari sikap setan yang merasuki tubuh Atlan.

"Kalau udah ngerjain, boleh dong ajarin gue," goda Fairy sembari mencolek-colek bahu Atlan.

Akan tetapi, bukannya senang seperti biasa karena ada yang meminta bantuannya untuk mengerjakan tugas. Atlan justru memberikan buku tugasnya pada Fairy secara cuma-cuma, lalu menelungkupkan wajahnya di atas meja.

Pipit yang melihat itu pun, lantas mengkode teman-temannya yang sudah dibentuk tim untuk mendekat.

Hal itu tak luput dari pandangan Ucup yang baru saja tiba di ambang pintu kelas.

"Gue punya rencana baru,"  bisik Pipit sembari melirik Atlan yang masih setia menelungkupkan wajahnya.

"Apa?" sahut Pian.

Sedangkan Ucup yang di belakang bersiap memasang telinga.

Pipit lantas menyuruh teman-temannya agar lebih dekat dan kembali berbisik, "Afsdhtnvxzyjifsjbdjk."

🌱

"Minggu depan, lawan kita anak SMA Merpati. Kayak biasa, lo semua masih inget, 'kan caranya bikin tim lain kalah?" kata Nalen sembari memantulkan bola basketnya di lantai koridor.

Steal HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang