🌱 23

99 5 15
                                    

Flashback on.

Sore itu, di jalan yang lumayan sepi oleh pengendara. Apin terus mengklakson Atlan agar menghentikan motornya. Namun bukannya berhenti, motor Atlan justru semakin melaju begitu cepat.

Melihat itu, membuat Apin kembali meneriaki sahabatnya. "Atlan! Lo mau kemana, woi!"

Cowok itu berusaha menyalip motor Atlan. Namun sayangnya, motor yang ia kendarai hanya bisa mencapai batas 110 km/jam saja.

"Altra!" teriak Apin saking jengkelnya.

Beberapa orang yang melihat mereka saling kejar-kejaran dan berteriak keras, hanya menggelengkan kepalanya. Mereka berharap polisi segera mengamankan dua anak itu.

Tak lama kemudian, motor sport Atlan berhenti di depan sebuah tempat yang berhasil membuat Apin tercengang dari kejauhan.

Apin yakin seratus persen, Stella akan mengamuk jika putranya pergi ke tempat yang tak seharusnya Atlan datangi.

Ya, di sebuah club malam! Cowok bertampang lugu itu berani menginjakkan kakinya di sana.

"Gawat! Atan mau dugem!" gumam Apin nampak frutrasi.

Cowok itu ingin mengejar Atlan. Namun saat melihat pria berbadan kekar tengah berjaga di depan pintu club tersebut, membuatnya kesulitan untuk meneguk salivanya.

"Tapi masa gue harus takut sama orang kayak gitu?" Apin kembali menggumam. Cowok itu membuang napas panjang sebelum turun dari motornya. "Pokoknya nggak boleh terjadi apa-apa sama Atan!"

Baru ingin beranjak menuju seberang jalan. Suara deringan ponsel dari dalam saku membuat Apin berdecak kesal dan terpaksa menghentikan langkahnya. Tanpa melihat siapa peneloponnya, cowok itu segera mengeser ikon telepon tersebut.

"Apasih?! Ganggu banget lo! Lagi buru-buru, nih!" sembur Apin.

"Gavin?! Ini papa!"

Cowok itu segera menutup mulutnya, ia segera menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat nama penelpon tersebut.

Mampus!

"Ma-Maaf Papa, tadi aku nggak lihat," ucap Apin setelah menempelkan kembali ponselnya pada telinga.

"Buru-buru kemana? Ini udah mau malam, kenapa belum sampai rumah?"

"Ke club–eh!" Apin segera membekap mulutnya dan merutuki kebodohannya.

"Ke club?! Sejak kapan kamu berani kesana?! Siapa yang ajarin? Sekarang papa nggak mau tahu, jam setengah enam kamu belum sampai rumah papa tinggal kamu ke luar kota sama Gema!"

"Ta-Tapi Pa–"

"Nggak ada tapi-tapi. Pulang!"

Pria di seberang sana segera menutup panggilannya dan berhasil membuat Apin ketakutan.

Cowok itu kembali menatap gedung bernuansa hitam tersebut dengan perasaan tak menentu. Ia ingin menjemput Atlan sebelum Stella mengetahui anaknya berada di sana, tapi jam sudah menunjukkan pukul lima lebih seperempat.

Steal HimWhere stories live. Discover now