Aku Rindu.

215K 11.9K 1K
                                    

"Alhamdulillah, atas izin dan pertolongan Allah, pasien berhasil melewati masa kritisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Alhamdulillah, atas izin dan pertolongan Allah, pasien berhasil melewati masa kritisnya." lanjut dokter, membuat semuanya bernafas lega.

"Alhamdulillah."

"Mas Ray, Bun. Mas Ray kembali." Ayra memeluk Luna dan kembali menangis di bahu bundanya itu. 

Luna mengelus bahu Ayra yang semakin bergetar di dalam pelukannya.

"Apa kami bisa menemui pasien, Dok?" tanya Haikal.

"Untuk saat ini belum bisa, karena pasien masih harus dipindahkan ke ruang rawat inap terlebih dahulu."

"Baik, Dok. Terima kasih." 

"Sama-sama, saya permisi dulu, mari."

Dokter pun berlalu pergi.

"Bunda tahu? pagi tadi jantung Ayra rasanya ikut berhenti waktu pihak rumah sakit kasih kabar itu, Ayra takut. Ayra nggak akan bisa hidup tanpa Mas Ray, Bun." tangis Ayra belum juga reda, ia masih membayangkan bagaimana hidup jika tanpa suaminya itu.

"Suami kamu baik-baik aja, sayang. Kamu tenang ya? sebentar lagi kita bisa temuin suami kamu."

Ayra mengangguk, ia melepaskan pelukan Luna dan menghapus sisa air matanya.

"Sebentar, ayah mau kasih kabar baik ini sama orang tua suami kamu dulu."

Dari seberang sana, umma yang mendengar kabar jika putranya berhasil melewati masa kritisnya pun meneteskan air matanya, tak lupa ia mengucap syukur pada Allah yang telah memberi kekuatan untuk putranya itu bertahan, pun abah dan Kafka yang ikut mengucap syukur tiada henti mendapat kabar baik pagi ini.

***

Pagi ini, Ayra tengah membersihkan tubuh Rayyan dengan kain yang sudah Ayra siapkan, senyum itu tak luntur sejak dokter mengatakan bahwa suaminya itu berhasil melewati masa kritisnya.

"Tidur aja kamu ganteng, Mas. Nggak salah kalau kamu itu sebenarnya pangeran tidur." Ayra terkekeh mendengar ucapannya sendiri. Setelah selesai, Ayra menuju kamar mandi untuk menyimpan kembali kain dan baskom yang Ayra gunakan tadi. 

Ayra keluar kamar mandi dengan merapikan jilbab yang ia kenakan, Tanpa Ayra sadari, seseorang yang ia tunggu-tunggu telah membuka matanya yang saat ini tengah menatap lekat ke arahnya.

Ayra yang baru saja berjalan menghentikan langkahnya begitu tak sengaja melihat tatapan seseorang yang sangat ia rindukan tengah menatapnya dengan pandangan lemah. Ayra segera menghampiri Rayyan dengan air mata yang kembali mengalir.

"Assalamualaikum, Mas." Ayra meraih tangan Rayyan dengan suara yang bergetar.

Ayra mencium seluruh inci wajah suaminya yang sangat ia rindukan, bibir Rayyan melekung ke atas ketika mendapat serangan tiba-tiba dari istrinya.

"Mas mau sesuatu?" Tanya Ayra pelan.

"A-ir." balas Rayyan terbata, karena saat ini seluruh tubuhnya masih terasa kaku, mendengar itu Ayra langsung mengambil air yang tersedia di atas nakas dan membantu suaminya itu untuk minum.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang