Tidur Di Pangkuan Istri.

291K 13.1K 305
                                    

Sebelum lanjut jangan lupa;

Vote.

Komen.

Dan Follow.

Lopyuuu💕

Ok next!

Pagi harinya, umma, abah dan Kafka sudah berkumpul di meja makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya, umma, abah dan Kafka sudah berkumpul di meja makan. Ketiganya menunggu sepasang suami istri itu untuk turun, ketika tidak ada tanda-tanda keduanya turun, umma meminta tolong Kafka untuk memanggil kedua kakaknya. Kafka yang hendak beranjak dari duduknya pun mengurungkan niatnya kala melihat kakaknya tengah berjalan mendekat dan disusul oleh istrinya dari belakang.

Kafka masih memperhatikan keduanya berjalan mendekat, namun kini netranya tidak sengaja melihat jalan kakak iparnya yang menurutnya sedikit, aneh? "Kaki mbak kenapa?"

Ayra yang mendengar itu meringis dalam hati. "Emm tadi pagi mbak gak sengaja kepleset di kamar mandi, Ka." Mendengar itu Kafka hanya mengangguk saja.

Umma dan abah yang mendengar itu mengulum senyum. "Akhirnya buka puasa juga, Ray?" bisik abah membuat telinga putranya memerah.

Gus Rayyan tidak menjawab pertanyaan abah yang sebenarnya itu bukanlah sebuah pertanyaan, melainkan sindiran akibat ulahnya kemarin yang tercyduk oleh abahnya sendiri.

"Mau makan sama apa hm? biar mas ambilkan." ujar Gus Rayyan pada Ayra.

Ayra menggeleng. "Biar aku aja, mas."

"Kali ini biar mas aja, ya?" balas Gus Rayyan lembut membuat Ayra mau tak mau mengangguk mengiyakan.

Kafka yang melihat itu mendengus pelan. "Umma, Kafka mau nikah." ujarnya tiba-tiba membuat semua pasang mata menatapnya.

"Gak ada nikah-nikah, di suruh gantiin abah ngajar aja kamu masih banyak alasan." balas abah membuat semuanya terkekeh.

Kafka menghela nafas kasar dan mulai mengambil nasi ke piringnya. "Nasib..nasib, jadi jomblo gini amat, makan makan sendiri, minum minum sendiri, cuci ba—"

"Kafka." terus Gus Rayyan memotong nyanyian Kafka membuat adiknya itu kembali mengatupkan bibirnya.

Mereka pun memulai sarapan dengan khidmat yang hanya menyisakan suara dentingan sendok yang beradu.

***

Di dalam asrama, Adel tak henti-hentinya memikirkan Ayra, begitu juga dengan Farah. Sedangkan Maya? ia hanya sesekali melihat dan mendengar obrolan kedua temannya itu tanpa ia tau apa yang kedua temannya itu bicarakan.

"Kira-kira tuh anak berhasil gak, ya?" ujar Adel pada Farah.

"Berdoa saja semoga berhasil, aku jadi gak sabar lihat gus atau ning junior launching." balas Farah terkekeh.

KIBLAT CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang