Bab Tiga Puluh Delapan

Começar do início
                                    

"Hiyaah!"

Suara teriakan milik seorang gadis muda yang masih terdengar lembut membuat Alicia menoleh ke belakang. Leticia baru saja menebas punggung prajurit yang berniat menyerang Alicia dari belakang.

Alicia kehilangan kata-kata. Ini mungkin pertama kalinya bagi gadis yang saat ini terlihat kesulitan mencabut pedang dari tanah untuk mengayun atau bahkan memegang pedang. Namun, dia tetap mengangkat pedangnya sekali lagi deski dengan terhuyung-huyung.

"Sama sepertimu, aku juga bisa bertarung," kata Leticia menyadari tatapan Alicia.

"Apa kau baik-baik saja? Kau baru saja mimisan."

"Aku baik-baik saja," jawab Leticia pasti. "Aku sudah berhenti menggunakan Mind Transmission dan menyembuhkan diriku sendiri. Aku bisa kembali bertarung."

"Sungguh?"

Leticia mengangguk. "Lagi pula, aku juga ingin membuktikan pada mereka bahwa kita juga bisa bertarung di garis depan. Seperti dia."

Alicia terdiam untuk sesaat. Leticia sepertinya mendengar ucapannya tadi.

"Baiklah kalau begitu." Alicia berbalik membelakangi Leticia. Dia mulai membidik lagi. "Aku akan menyerang. Tolong bantu aku."

"Tentu," sahut Leticia lalu tersenyum. Dia merentangkan kedua tangannya ke punggung Alicia. "Resist. Holy Armor. Goddess Guidance. Blessing."

"Mari kita mulai," kata Alicia lalu melepaskan anak panah.

***

Suara bilah pedang yang saling beradu juga terdengar tak jauh dari tempat Alicia dan Leticia. Harry menggerakkan tombak perunggu dengan lincah seolah tombak itu adalah bagian dari tubuhnya sendiri. Ayunan tombak yang tajam dan akurat diiringi dengan pergerakan cepat membuat serangan Harry mustahil untuk dihalau sepenuhnya. Pelat besi yang terkoyak dan luka sayat di sekujur tubuh Lucien adalah bukti nyata kekuatan seorang Harry Cyrus.

Lucien mengangkat pedang ke atas lalu membuat tusukan beruntun. Setiap tusukan itu mengarah pada titik vital Harry. Namun, laki-laki itu menggerakan tombaknya lebih cepat sehingga dia berhasil menghalau semua serangan Lucien. Dia membuat ayunan lebar yang membuat Lucien melompat mundur.

Lucien.

Kelopak mata Lucien melebar. Suara ini ... milik Leticia.

Maaf, aku harus berhenti menggunakan Mind Transmission. Aku harus menyokong Alicia sekarang.

Lucien menganggukkan kepala. Baik, Yang Mulia.

Maaf, aku tidak bisa membantumu sampai akhir.

Rasa bersalah terdengar dari suara Leticia yang menggema di kepala Lucien.

Yang Mulia tidak perlu meminta maaf. Saya justru harus berterima kasih pada Yang Mulia karena sudah membantu pertarungan saya.

Hening.

Lucien, jangan mati. Aku tidak akan memaafkanmu jika kau pergi meninggalkanku. Kalahkan Harry Cyrus. Ini perintahku.

Lucien menyunggingkan seulas senyum. "Siap laksanakan, Yang Mulia."

"Hei, apa ini sudah berakhir?" tanya Harry seraya berjalan maju ke arah Lucien. "Aku akan kecewa jika kau sudah tidak sanggup menghadapiku."

"Tidak," bantah Lucien seraya membenarkan posisinya. "Aku baru saja mau mulai."

Harry membuat senyum lebar. "Baguslah kalau begitu. Aku senang mendengarnya."

Lucien menatap lurus Harry. Si Kesatria Langit memegang tombak perunggu dengan satu tangan. Dia sedang mempersiapkan serangan berikutnya.

Harry Cyrus. Tak diragukan lagi, dia sangat cepat. Serangannya pun kuat dan akurat. Aku tidak melihat celah sedikit pun. Dia hampir tidak memiliki kelemahan.

Jilid III. Celena and The Broken Seal [HIATUS]Onde histórias criam vida. Descubra agora