Part 25

77 9 4
                                    

ternyata begini rasanya disambut oleh ibu, dengan pelukan dan senyuman manis diraut wajahnya. Itulah yang geyhan cari selama ini, kehangatan keluarga dan pelukan sang ibu.

inne menatap senyum kepada geyhan, ia membelai rambut lelaki anaknya itu dengan sangat lembut dan juga seperti ada selipan usapan kasih sayangnya untuk geyhan.

begitu juga geyhan, ntah perasaan apaa yang kini ia rasakan.
rasa di hatinya ini seperti baru, baru ia rasakan. geyhan membalas senyuman inne kini diwajah mereka terdapat senyuman manis.

"Mah, aku, boleh minta, peluk...?",
Pinta geyhan sedikit ragu kepada inne. Tanpa menjawab inne langsung membuka lebar tangannya agar anaknya bisa memeluk ia.

dengan rasa sedikit ragu untuk ia masuk kedalam pelukan itu, namun keadaan seperti mengharuskan ia masuk kedalam bekapan itu.
perlahan ia mendekati inne, namun dengan cepat inne mendekap anaknya itu kedalam pelukannya.
mereka bersatu, senyum mereka juga sangat lebar.

"mah, ini sungguh nyaman.
saya sangat membutuhkan ini", ucapnya dibekapan inne.
"banyak cara, aku lakukan agar, aku bisa tenang. kesana kemari untuk melepas penat tapi rasanya tak lepas dari diri ini. ternyata, dengan pelukan ini yang hanya bisa bikin aku lega", ujarnya dengan kata kata manisnya dibalikan bekapan inne.

inne semakin erat membekap geyhan. jemarinya juga mengelus rambut tebal geyhan.
"Pelukan mama ini akan selalu terbuka, untuk anak mama", jawab inne memberi keyakinan kepada anaknya. Bekapan hangat itu perlahan lepas, di sela sela itu inne mengecup dahi anaknya dan dibalas senyuman indah diraut wajah geyhan.

"mama ke dapur dulu ya, mama mau masakin, lauk ke sukaan kamu...", ucapnya sembari beranjak dari duduknya. "aku bantuin ya, mah...", unjuknya ingin membantu inne memasak. namun, inne melarang dirinya untuk ikut, karna baru saja ia sampai dan perjalanan yang ia tempuh cukup jauh makanya inne mengutus untuk dirinya beristirahat.

"jangan, kamu capek kan? istirahat aja ya...", larang inne kepada geyhan.
Bukannya ia menuruti perintah inne ia malah berjalan duluan ke arah dapur, dan berkarta "bukankah kalau masak bersama sama ituu, seru ma?", ucap dirinya berjalan ke arah dapur.
inne hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku anaknya.

Mereka sibuk dengan masakan sorenya, ada 3 hidangan makanan yang akan mereka siapkan untuk makan malam bersama.
inne sibuk dengan masakannya yang berada di atas kompor, beberapa bumbu alanya masuk kedalam makanan itu.
sementara geyhan, ia sibuk memotong sayur mayur seperti wortel, kacang panjang, kol, dan bahan lainnya.

•••

Mobil hitam Pajero milik arafi telah tiba di halaman rumahnya, ia membuka pintu dan berjalan menuju masuk kedalam.

malik sedang sibuk di meja makan, banyak kertas kertas berserakan diatas meja itu, terdapat juga laptop yang sedang ia amati.

arafi berjalan menghampiri malik, dan mengelus pucuk kepala malik.
Sehingga malik terbuyar dari tatapan laptopnya dan ia juga baru sadar ada kehadiran ayahnya.
"ayah....", ucapnya.

"sibuk banget, berantakan gini, ngerjain apaa, lik?", tanya arafi sembari mengambil gelas di meja makan dan menuangkan air kedalam gelas itu lalu ia minum.
"makalah doang yah, biasalah...", ucapnya kembali fokus ke arah laptopnya.

setelah meneguk air itu habis, arafi meletak kembali gelas itu dimeja.
"geyhan? ada di kamar?", tanya arafi kepada malik. malik hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban arafi.

"kemana dia ya? ini udah mau malam, dia belum pulih, belum boleh keluyuran seperti ini", ujar arafi meninggikan suaranya. Malik langsung mengalihkan pandangannya kepada arafi
"biarkan aja yah, dia mungkin suntuk, kan dia berbulan bulan ga bisa ngapa-ngapain", malik mencoba menenangkan ayahnya agar tak ada lagi perkelahian antara ayah dan adiknya. Saat geyhan pulang nanti.

KEINGINANKUWhere stories live. Discover now