|SW 79| Perkara Sate Ayam

Start from the beginning
                                    

"Beneran tahu sayang. Nanti anak kamu nge ---"

Anindya batal melanjutkan kata-katanya. Arsa yang enggan mendengar kalimat selanjutnya segera memasukan nasi dan Pete itu ke dalam mulutnya. Anindya yang melihat hal tersebut mengelus lembut rambut Arsa seraya memujinya. Entah kenapa melihat ekspresi Arsa yang seolah ingin muntah membuat ia tertawa, bukan merasa kasihan atau pun iba karena keterpaksaannya.

"Minum-minum," ucap Anindya tersenyum, karena berhasil mengerjai suaminya.

"Nakal, ya. Puas sekarang?" tanya Arsa seraya meminum ice teh yang disodorkan oleh Anindya.

"Kalau boleh jujur aku mau ngakak lihat kamu mau muntah. Lucu tahu, kaya ada manis-manisnya," balas Anindya kembali melanjutkan makannya.

"Dikira lemineral kali, ah," sahut Arsa yang berulangkali menggosok bibirnya dengan tisu karena bau Pete itu masih menempel jelas di lidahnya.

"Makan lagi dong demi aku," ujar Anindya membuat Arsa memperdekat jarak diantara mereka berdua, bahkan mata mereka saling menatap satu sama lain saat ini.

"Kalau aku makan lagi ada imbalannya gimana?" tanya Arsa dengan suara yang pelan saat ini.

"Apa? Asal jangan aneh-aneh aku mau," balas Anindya yang juga penasaran.

Arsa yang mendengar hal tersebut tersenyum. "Imbalannya gak aneh-aneh kok. Buat bayi lagi aja udah lama ----"

"Uhuk ... Uhuk ..." Mendengarnya saja membuat Anindya tersedak nasi. Tentu saja melihat itu Arsa segera memberi istrinya minum seraya menepuk-nepuk pelan punggung istrinya.

"Makanya kalau makan itu baca doa," tuduh Arsa membuat Anindya melemparkan tisu pada wajah Arsa.

"Gak sopan tahu ngomongin soal kaya gitu di depan umum. Dosa, loh," lirih Anindya yang tampak kesal pada suaminya.

Arsa yang mendengar hal tersebut tertawa ditempatnya. Ekspresi kesal milik Anindya berhasil menyalurkan keisengan nya. Ya, hitung-hitung satu sama. Namun jika Anindya mau itu artinya bonus dan takdir berpihak pada dirinya malam ini. Selama istrinya hamil, Arsa memang kerap kali melempar candaan agar Anindya tidak stress pada kehidupannya. Hitung-hitung ia memberikan hiburan pada istrinya, walau ujung-ujungnya membuat istrinya kesal tak terkira.

"Yuk cabut!" ajak Anindya berdiri secara tiba-tiba setelah menyelesaikan acara makannya.

"Siap Bu bos!" balas Arsa yang tentu saja berdiri dan tak lupa membayar makanan mereka.

"Pulang yuk Bu bos, udah malem, nih," ucap Arsa seraya melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

"Siapa bilang pagi? Kan kita keluar juga malam. Pak suami ini gimana, sih," balas Anindya yang terus melangkahkan kakinya tak tahu arah, namun matanya menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

"Yang mau trending gak?" tanya Anindya secara tiba-tiba.

"Trending gimana?" tanya Arsa yang menjaga istrinya dari belakang.

"Kamu foto di tengah jalan. Kebetulan lagi sepi, nih, pasti banyak yang tiru kamu, deh," balas Anindya seraya terhenti lalu menolehkan kepalanya pada Arsa yang ada di belakangnya.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now