40. Secercah petunjuk

29 4 0
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh, alur dan kejadian maka itu terjadi tanpa disengaja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh, alur dan kejadian maka itu terjadi tanpa disengaja

Tagihan komentnya dong!

°°°°°°°°°°°









Ada beberapa hal janggal yang terlihat dari wajah Dean. Sedari tadi Essa mengamati pemuda dengan seragam sekolah yang memilih diam di bangkunya tanpa berniat pergi ke kantin. Padahal gadis itu hendak mengajaknya membeli mie ayam langganan si ibu kantin.

"Muka lo nekuk terus, nggak capek?"

Dean melirik sekilas ke arah Essa yang mengamatinya dari depan. Membuat pemuda itu menghela napas lelah sembari menegakkan punggung.

"Pertanyaan lo random banget, Sa. Gue lagi pusing aja."

Essa menganggukkan kepalanya tanda ia paham. Sementara Dean, ia kembali melamun. Kepalanya memikirkan tentang pembicaraannya dengan Zio kemarin. Pertanyaan tanpa jawaban yang ia berikan.

Ya, Dean meninggalkan ketua kelas itu seorang diri tanpa ada menjawab sepatah kata pun. Lidahnya bahkan terasa begitu kelu untuk sekedar menyangkal apa yang dipertanyakan oleh Zio.

"Tadi gue nyuruh Rena mesen jus, lo nggak mau ke kantin?"

Lagi dan lagi Dean hanya diam. Matanya beralih menatap Essa dengan lamat. Tidak seperti biasa, justru tatapan kali ini terlihat sedikit menyeramkan bagi gadis tersebut.

"Jawab, anjing! Lo kerasukan apa gimana?"

Sebuah pukulan kecil dilayangkan Essa ke bahu Dean. Pemuda itu hanya menggelengkan kepalanya. Menumpu dagu diatas jemari tangan sembari pandangannya masih lurus menatap sang gadis.

"Kalau identitas kita terbongkar gimana?"

Essa menaikkan kedua alisnya. "Tiba-tiba banget?"

Dean mengangguk cepat. Sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan agar sedikit mendekat kepada Essa dan mulai membuka suara dengan sangat pelan.

"Udah ada yang tahu soal identitas kita. Lo harus hati-hati," ucapnya lirih.

Essa membulatkan kedua matanya. Menatap tak percaya ke arah Dean yang menampilkan senyuman tipis kepadanya. Ingin mengeluarkan suara pun jadi terasa susah karena rasa keterkejutan yang menyerang.

"Kenapa lo baru ngasih tau gue? Siapa orangnya? Apa yang bakal dia lakuin? Terus, lo punya rencana apa? Gue takut, Dean. Bang Revi udah tau soal ini? Lo jangan diem-diem aja!"

Black MissionWhere stories live. Discover now