11. Rencana Essa

39 6 0
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh, alur atau kejadian maka itu terjadi tanpa adanya kesengajaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh, alur atau kejadian maka itu terjadi tanpa adanya kesengajaan.

Ramaikan dengan komentar kalian yuk biar nambah semangat buat author

Semoga menikmati isi cerita.

°°°°°°°°°°°°






Dean terengah dan berusaha mengatur napasnya mencari Essa. Matanya berusaha menjelajahi setiap sudut ruangan untuk menjumpai gadis bermata bulat tersebut.

"Dari tadi gue nyariin lo, ternyata di sini."

Essa menoleh. Ia mengasingkan diri di perpustakaan setelah melewati proses interogasi. Tangannya menggenggam sebuah buku berisi arahan untuk penyelidikan dasar. Ternyata di perpustakaan sekolah besar ini banyak menyimpan buku-buku berguna.

"Males gue di kelas. Capek denger pembahasan yang itu-itu mulu. Lo ngapain nyariin gue?"

Dean segera duduk tepat disamping gadis itu. Tangannya mengeluarkan handphone yang berada di saku dan menunjukkan riwayat panggilan yang ia miliki.

"Tadi, Garel nelpon gue. Lo tau masalah chip yang kita jumpai di tempat sampah kemarin itu kan?"

Essa mengangguk cepat sebagai jawaban. "Terus?"

"Mereka menduga kalau sidik jari yang menempel di flashdisk itu milik dua orang yang berbeda. Dan Jhia juga ngasih tau kalau identitas dari pemilik sidik jari itu nggak terdaftar di data negara. Itu berarti, dia masih murid sekolah kan?"

Essa terdiam sejenak. Tak lama kepalanya mengangguk pelan. "Berarti, maksud lo-"

"Kita harus cari tau secepatnya, Sa. Chip itu cuma berada di lingkungan sekolah ini. Itu tandanya orang yang mengambil benda itu udah pasti murid Aksapura. Teman sekolah kita."

Essa menutup bukunya perlahan. Ia menatap Dean yang duduk di sampingnya dengan samar. Menggigit bibir bawahnya karena sejujurnya ia saat ini benar-benar merasa bingung.

"Tapi gue nggak tau gimana caranya." Ucap Dean pelan.

"Dari buku yang barusan gue baca ini, kita bisa melakukan pencocokan. Memeriksa setiap sidik jari dan mencocokkan dengan yang tersedia. Lo paham kan?"

Dean mengangguk cepat. "Caranya?"

Essa mendengkus pelan dengan senyuman tipis yang terlihat sedikit menyeramkan. "Lo harus bantu gue buat ngelakuin hal ini."

Black MissionWhere stories live. Discover now