32. Penjelasan singkat

32 5 0
                                    

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh, alur dan kejadian maka itu terjadi tanpa disengaja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka, bila ada kesamaan nama, tokoh, alur dan kejadian maka itu terjadi tanpa disengaja.

Komentarnya dikeluarkan euyyy!

°°°°°°°°°°°°









"Tunggu, maksudnya gimana?"

Baru saja Revian hendak membuka mulut untuk menjelaskan, Dean menyela dengan cepat. Perkataan Revian yang mengatakan bahwa Nabel adalah dalangnya terdengar cukup ambigu untuk ditarik sebagai sebuah kesimpulan.

"Gue cuma berpendapat kalau-"

"Jahat bener lo, bang. Gue curiga sama si Nabel tapi nggak sampe nuduh dia sebagai dalang." Dean menggelengkan kepalanya.

"Iya, gue tau. Tapi mengenai-"

"Sidik jari yang ada di flashdisk? Emang kejadiannya gimana? Kenapa dia cocok dicurigai sebagai dalangnya?"

"Makanya lo diem dulu, anjing!" Revian menyolot kesal. Tentu saja karena sedari tadi ucapannya yang terus dihentikan oleh pemuda itu.

Lain halnya dengan Garel dan Essa, kedua insan itu terbahak tak karuan. Apalagi melihat wajah Dean yang hanya menyengir tatkala melihat Revian yang mulai tersulut emosi.

"Lagian mulut lo lancar banget buat ngomong, bang Revi dari tadi belum sempat jelasin." Jhia tersenyum tipis. Matanya sibuk memandangi layar ponselnya.

"Gak mood gue. Lo aja yang jelasin, Sa." Revian menyandarkan tubuhnya di atas sofa empuk itu. Menghela napas pelan dengan matanya yang terpejam.

"Dih, ngambek lo? Bang, udah tua ingat umur. Nggak mungkin gue bujuk pake es krim, 'kan?" Dean menahan senyumannya ketika Revian menegakkan tubuh.

Sebuah lemparan buku diarahkan kepada Dean. Bukannya marah, lelaki itu malah tertawa pelan. Ternyata menjahili pria itu cukup membuatnya terhibur.

"Bego lo! Anak siapa, sih?"

"Anaknya pak Haga. Belum kenalan, ya?"

Garel bertepuk tangan. "Lanjut! Baru kali ini bang Revi dibuat emosi, cuy! Kenapa nih? Mbak Zee cuekin lo, bang?"

"Lo kenapa jadi ikut-ikutan, njir?!" Revian menoyor kepala Garel. Tidak terlalu kuat, tapi cukup membuat kepalanya sedikit terhuyung ke samping.

Jhia yang sedari tadi diam pun bereaksi. Wajahnya sumringah menatap ke arah Revian yang sedang dikelilingi oleh para bocah kematian seperti mereka.

Black MissionWhere stories live. Discover now