01. Berita persidangan

281 16 0
                                    

Ini hanya cerita fiktif, bila ada nama, latar, alur atau kejadian yang sama maka itu terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Ini hanya cerita fiktif, bila ada nama, latar, alur atau kejadian yang sama maka itu terjadi tanpa adanya unsur kesengajaan.

Jangan lupa vote dan komentnya yaa

°°°°°°°°°








"Berita terkini, kasus atas nama Satrio Herawan dibuka kembali karena adanya seseorang yang menuntut kembali masalah ini. Penggugat..."

Televisi yang menyiarkan berita itu segera dimatikan oleh tangan keriput yang memegang remote kontrol. Pria dengan sebagian rambutnya yang sudah berwarna putih itu menghela napas sembari ia memperbaiki posisi kacamata yang bertengger di hidung.

"Ayah mau kemana?"

Haga tersenyum mendapati anak tunggalnya keluar dari kamar dengan rambut yang masih basah. Ia tidak menyangka bahwa anaknya sudah tumbuh sangat dewasa sekarang.

"Mau ngambil minum."

"Biar Dean aja. Ayah duduk aja di situ. Nanti jatuh lagi."

Haga menunduk memperhatikan kedua kakinya yang sudah mati rasa. Ia memukul pelan kedua kaki yang selama ini menjadi titik ia bertumpu untuk berdiri, sudah tidak lagi berfungsi. Ia tidak merasakan apapun di sana.

Haga beralih menatap putranya, Dean. Raut kesedihan jelas tercetak di wajahnya. Dean datang dengan membawakan segelas air untuk sang ayah yang terus menatapnya dengan pandangan tak rela dan iba.

"Kamu sudah meyakinkan diri kamu?"

Dean terdiam sejenak. "Untuk?"

Haga tersenyum tipis. Sekuat apapun Dean menahan lukanya, ia tetaplah seorang pria kecil bagi Haga. Ia tidak ingin kehilangan Dean yang selama ini menemaninya di kala ia susah setelah peristiwa mengerikan yang terjadi padanya.

"Kasus Satrio sudah masuk ke siaran berita televisi. Kami yakin kalau kamu bisa, kan? Ayah khawatir kalau nanti pada akhirnya semua,"

Ayah tak meneruskan ucapannya. Dean menatap ke arah pria paruh baya itu dengan lekat. Ia paham bagaimana perasaan ayahnya saat ini. Dean telah mengalami banyak hal sulit setelah apa yang ia lakukan sebelumnya atas dasar dendam dan nekat.

"Ayah jangan khawatir. Dean tau apa yang harus Dean lakuin. Jangan takut juga. Dean bakal terima seluruh konsekuensinya sebagai bentuk tanggung jawab. Dean sudah yakin setelah selama ini Dean selalui dihantui rasa bersalah."

Haga menghela napas. "Tapi ayah takut jika nanti seluruh fakta akan diputar balikkan demi keuntungan dirinya sendiri. Kamu tau bagaimana liciknya Satrio kan, Dean? Ayah nggak mau kalau keputusan akhirnya nanti kamu yang dinyatakan bersalah dan berakhir di penjara. Ayah akan kembali merasa kehilangan dan ditinggal seperti ibu kamu."

Black MissionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora