|SW 61| Bertahan/ Merelakan?

Start from the beginning
                                    

"Bini pala Lo, inget ini di tempat kerja. Lo harus profesional biar Anindya gak kena masalah," ucap Rio yang mendengar bagaimana Arsa memuji Anindya yang tengah melakukan pemotretan di sana.

Arsa seketika mengubah ekspresi nya. Seperti biasa ketika ditempat syuting ia akan diam tanpa ekspresi, menyapa orang sesekali lalu mengobrol bersama timnya. Bahkan orang yang menyapa Arsa pun hanya diberikan senyuman dan lambaian tangan. Ya, saat ini Arsa duduk di sebuah kursi dengan tim yang tentu saja menyambut dirinya saat ini. Tatapan Arsa bahkan terus mengarah pada seorang model yang tak lain adalah istrinya. Anindya yang menyadari dirinya pun tersenyum, namun ia justru memalingkan wajahnya karena takut akan berekspresi berlebihan tentang pose istrinya.

"Gue dengar Bianca sakit, ya? Makanya diganti sama dia?" tanya Rudi yang merupakan stylish Arsa.

"Iya, Bianca sakit makanya diganti dia," balas Arsa menerima sentuhan dari stylish nya.

"Kenapa gak yang lain aja, sih, Sa?" tanya Rudi membuat Arsa mengerutkan alis nya.

"Maksudnya?" tanya Arsa memastikan kembali.

"Pejamkan mata dulu," ucap Rudi seraya memberikan hairspray pada rambut Arsa agar lebih mudah di tata. "Masih cantikan Bianca kemana-mana. Gue rasa chemistry Lo berdua gak akan dapat, sih. Gue lihat juga dia terlibat skandal sama -----"

Arsa yang mendengar hal tersebut menolehkan kepalanya. Ia menatap bagaimana stylish rambutnya itu memberikan hinaan secara terang-terangan pada istrinya. Apa ini? Kurang ajar sekali untuk di dengar.

"Maksudnya dia gak cantik? Lo buta apa gimana anjir? Secantik itu dibilang gak cantik? Gak boleh hina perempuan secara berlebih-lebihan. Padahal Lo sendiri juga gak mau dihina. Jangan main-main fisik, lah. Gue gak terima Lo hina dia," potong Arsa berhasil membuat Rio dan Rudi tampak terdiam saat mendengarnya.

"Awas kalau gue dengar kata-kata kaya gitu keluar dari mulut Lo. Gue pecat Lo," ucap Arsa lagi seraya mengarahkan jari telunjuknya. Rudi yang dimarahi oleh Arsa bahkan hanya diam membeku ditempatnya. Bukan karena takut, tapi ini pertama kalinya ia mendengar seorang Arsa membela seorang perempuan yang bahkan tak dikenal. Ketemu pun hanya saat pemotretan seperti ini.

"Atas dasar apa Lo gak terima? Tumben banget Lo ---"

"Gak usah kebanyakan bacot. Buruan beresin sih Arsa. Tuh model perempuannya udah selesai," ucap Rio berhasil menghentikan kata-kata Rudi sebelum Arsa tantrum karena ada orang yang menghina Anindya di depan suaminya sendiri.

"Iya-iya bawel," balas Rudi yang kembali bekerja untuk mempertampan Arsa.

"Istirahat 5 menit, ya. Habis itu kita mulai lagi," ucap sang fotografer pada Arsa dan Anindya.

"10 menit, lah, bang. Gue baru nyampe. Belum siap-siap juga," ucap Arsa meminta kompensasi saat ia melihat Anindya duduk dengan wajah yang tampak lelah. Bahkan ia lihat Anindya berulangkali menutup mulutnya. Ia yakin istrinya pasti mual karena hal tersebut sering dialami oleh ibu hamil.

"Oke. 10 menit ya guys!"

"Sa ganti baju dulu," ucap Ira yang tak lain adalah stylish bagian busana.

Arsa menganggukkan kepalanya. Ia sempat mengambil ponselnya pada Rio yang mengambil kesempatan tersebut untuk beristirahat. Arsa terlihat masuk ke ruang ganti. Ia menaruh baju yang akan ia kenakan di gantungan lalu membuka ponselnya saat ini. Nomor yang pertama kali ia hubungi adalah istrinya. Ya tentu saja kesempatan seperti ini ia gunakan untuk memastikan apakah keadaan istrinya baik-baik saja.

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta Where stories live. Discover now