33

254 41 8
                                    

Jaehyung, haechan, renjun dan jake masih berada di lapangan setelah di tinggal jisung, jaemin dan hoshi.

"Jae, bagaimana kalau kita mencari jie di gudang? Aku yakin dia membawa hoshi dan jaemin ke sana" ajak jake.

"Mau apa kita ke sana? Kau mau di hajar, jake?" Sahut jaehyung

"Benar juga, jie itu menyeramkan saat sudah marah seperti itu. Dia benar benar seperti singa" kata haechan dan menghela nafas.

"Jae dan hoshi yang malang, mereka sudah seperti rusa yang akan menjadi santapan singa" sambung renjun dan di angguki yang lain tanda setuju.
.
.
.
.

Gudang.

Jisung berdiri memunggungi jaemin dan hoshi yang ketakutan. Tanpa ekspresi, jisung membuka semua kancing baju sekolah yang berwarna putih sampai kaos dalam nya yang berwarna hitam terlihat. Dengan tatapan tajam, dia berbalik menghadap kedua temannya.

Jisung melihat kedua teman nya dengan tangan masuk ke dalam saku celana. dia terlihat santai, tapi terlihat menakutkan.

Selangkah demi selangkah, jisung berjalan memutari kedua temannya dengan tatapan yang sama, dingin dan menakutkan.

"Apa kalian merindukan ku yang dulu?" Tanya nya setelah berdiri di depan ke dua temannya itu.

"Tidak jie, kami lebih suka kau yang sekarang. Kau yang tidak suka kekerasan dan tidak mudah emosi" jawab hoshi takut.

"Benar, jie. Aku setuju dengan haechan" sambung jaemin.

Jisung mengulum senyum smirk, kemudian mengambil tongkat baseball di atas meja yang ada di dekat nya. Dia memukulkan pelan tongkat baseball ke tangannya sendiri.

"Lalu, kenapa kalian melakukannya?" Tanya jisung, kemudian mengangkat dagu hoshi dengan ujung tongkat baseball.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti maksud mu" tanya hoshi berusaha tenang.

Jisung tersenyum smirk mendengar jawaban hoshi  yang malah bertanya balik.

Duak

Bruk

"Akh" hoshi  yang jatuh memegangi perut yang di tendang jisung.

Jaemin menelan saliva nya sambil melihat hoshi  yang kesakitan dan berusaha berdiri.

"Kau, kenapa melakukannya?" Pertanyaan jisung membuat jaemin menoleh ke arah nya.

"Aku tidak mengerti maksud mu, jie. Aku __" jaemin menghentikan ucapanya karena jisung menendangnya.

Duak

Bruk

"Akh" erang jaemin sambil memegangi perut.

"Jae" ucap hoshi dan langsung membantu jaemin untuk berdiri.

"Kenapa melakukannya?" Jisung melihat mereka bergantian." Kalian fikir aku tidak melihatnya? Menendang menggunakan lutut dan menendang bola ke arah perut.

"KALIAN FIKIR AKU TIDAK MELIHAT NYA?" Jisung berteriak sampai membuat mereka berdua tersentak takut.

Jisung benar benar geram dengan kedua temannya yang masih tidak mau mengaku.

"Baiklah, ku robek saja mulut kalian kalau begitu" jisung mengancam dan bergerak memasukan tangan ke saku celana.

"Jangan jie, tolong jangan lakukan itu!" Mohon hoshi yang ketakutan.

Hoshi mengira jisung akan mengeluarkan senjata tajam, padahal dia hanya mengeluarkan sapu tangan untuk mengelap tangan nya.

Jaemin menghela nafas, dia benar benar lega saat melihat jisung mengeluarkan sapu tangan.

"Jelaskan!" Titah jisung sambil mengelap tangan nya.

"Kami hanya ingin menyelamatkan harga diri Bb saja. Jangan sampai bb kalah lagi untuk pertandingan futsal. Kita ini kakak kelas, masa kalah dengan adik kelas" hoshi menjelaskan.

Jisung tertawa remeh mendengar jawaban hoshi.

"Menyelamatkan harga diri? Harga diri mana yang mau kalian selamatkan?hah! APA YANG KALIAN LAKUKAN SUDAH MERUSAK HARGA DIRI BEST BROTHER, BRENGSEK"

"Lebih baik kalah dengan jujur, DARI PADA MENANG DENGAN CURANG. Kalian benar benar keterluan, MEMBUAT MALU SAJA!" Jisung melihat kedua temannya dengan emosi.

Maaf jie, tolong maafkan kami. Kami minta maaf kalau apa yang kami lakukan salah, tolong maafkan kami, jie" mohon jaemin.

"Tolong maaafkan kami, jie" sambung hoshi. Mereka melihat jisung dengan memelas.

"Jangan minta maaf pada ku, tapi minta maaf pada seokjin!" Kata jisung dengan tegas, membuat mereka saling melihat.

"Kenapa? Tidak mau minta maaf pada seokjin?" Tanya jisung dan mereka langsung menggeleng .

"Mau, kami mau minta maaf, tapi tolong jangan sakiti kami lagi, jie" sahut jaemin yang di angguki hoshi tanda setuju.

Jisung melihat kedua temannya bergantian.

"Besok temui dia dan minta maaf pada seokjin!" Tegas jisung.

"Oke" jawab hoshi dan jaemin bersamaan.
.
.
.
.

Uks.

Jungkook melihat seokjin yang terbaring di tempat tidur. Seokjin tertidur karena pengaruh obat.

"Besok, kau benar benar akan tanding?" Tanya jimin.

Jungkook mengangguk." Aku ingin pertandingan konyol ini selesai" jawab nya.

"Memang lebih baik selesai secepatnya, aku juga sudah muak" kata taehyung dan di angguki yang lain tanda setuju.

"Perut nya pasti sakit, dia sampai jatuh tadi" - jimin melihat seokjin sendu.

"Sudah pasti, bola nya begitu keras mengenai perut nya" sahut jungkook.

"Kalau seokjin bangun, langsung pulang saja. Biarkan dia istirahat di  kost" - namjoon.

"Ide bagus" - taehyung.

Hoseok mengeluarkan salep darinsaku celana nya. Dia tersenyum saat teringat bagaimana hana dulu sering mengobati luka atau memar dengan salep yang di pegang.

"Ekhem..., sepertinya ada yang tersandung masalalu" ledek namjoon membuat yang lain melihat hoseok.

Hoseok buru buru memasukan salep ke dalam saku.

"Tersandung, jatuh dan tidak bisa bangkit lagi"- taehyung.

"Sepertinya yang berlalu biarlah berlalu"- jungkook.

"Begitulah cinta, bodoh dan buta, sudah tau sakit masih mau di jalani" - yoongi.

"Kalian ini bicara apa sih? Siapa juga yang mau balikan" kata hoseok, kemudian memasukan kembali salep ke saku celananya.

"Memangnya ada yang bilang balikan? Perasaan tidak ada" - yoongi.

"Benar, kami tidak bilang seperti itu"- jungkook.

"Kalian memang tidak bilang, tapi maksud kalian itu seperti itu. Aku tidak bodoh, jadi aku tau maksud sindiran kalian" kata hoseok membuat bff mencebik dengan saling melihat.

"Eungh"

Seokjin perlahan membuka matanya.

"Jin" panggil jungkook.

"Kook, mual" keluh seokjin.

"Kau mau muntah?" Tanya jungkook khawatir.

"Tidak, hanya mual, perut ku sakit" keluh seokjin lemah.

"Pulang saja ya? Makan dan lanjut istirahat" bujuk jungkook.

Seokjin hanya mengangguk, dia tidak mau banyak bicara karena merasakan sakit di perutnya.

"Teman teman, seperti biasa ya, kita pisah di depan. Aku harus pulang ke rumah dulu" kata taehyung dan mereka mengangguk sebagai jawaban.

Bersambung

Best friend foreverWhere stories live. Discover now