24

263 36 9
                                    

Uhuk - uhuk - uhuk

"Es terus__" kata jimin yang memdengar jungkook batuk.

"Siapa juga yang minum Es" sahut jungkook dan minum setelahnya.

Uhuk - uhuk - uhuk

"Wah__ virus" kata taehyung dengan menutup hidung dan mulut nya dengan bercanda.

"Dasar mahluk menyebalkan" sahut jungkook dan tertawa setelahnya.

FIRE......FIRE......FIRE ..

"Astaga!" Kata jimin sambil mengelus dada nya karena terkejut.

"Bisa tidak jangan pakai nada dering itu? Bikin kaget saja" protes taehyung yang ikut terkejut dengan nada dering jungkook.

"Sorry, hehe" jungkook dengan santai mengambil ponsel dan pergi untuk mengangkat telfon.

Jungkook duduk di depan kos untuk mengangkat telfon dari ibu nya.

"Halo, bu" kata jungkook dengan sopan.

"Kookie, bagaimana keadaan  seokjin, sekarang?"

"Sudah tidak apa apa, bu. Jangan khawatir"- jungkook.

"Jangan khawatir, kau bilang? Kau itu tau kalau seokjin itu punya trauma, kenapa dia bisa sampai berenang dan tenggelam? Apa kau tidak mengingatkan nya?"

Jungkook menarik nafas panjang mendengar omelan ibu nya.

"Bu, aku sudah menginngatkan, tapi seokjin tidak mau dengar dan __" - jungkook.

"Kalau kau sudah melarang, dia pasti tidak akan sampai berenang. Walaupun seokjin keras kepala, tapi dia tidak akan melakukan sesuatu jika tidak di izinkan.

"Katakan! Kau mengijinkannya kan?"

Jungkook menutup matanya, dia tidak bisa mengelak lagi karena dia memang mengijinkannya.

"Maaf, bu. Aku salah" kata jungkook dan hanya pasrah mendengar omelan ibu nya.

"Ibu percaya kau bisa menjaga seokjin, tapi ternyata ibu salah" ucap nya dan mematikan telfon.

"Tck, selalu saja menyalahkan ku" gerutu jungkook dan mengambil rokok dari saku nya.

Jungkook merokok dengan mata berkaca kaca tanpa ada yang mengganggu nya.
.
.
.
.
.

Seokjin keluar kamar sambil menggaruk ketiak dan mencium jari nya yang baru dia gunakan untuk mencium ketiak.

"Astaga...bau sekali" ucap nya dan mengusap hidungnya dengan lengan baju.

Uhuk

Uhuk

Uhuk

Suara batuk jungkook membuat seokjin penasaran dan berjalan menghampirinya.

"Jungkook, kau merokok!" Seokjin bicara sedikit berteriak karena terkejut.

Jungkook langsung berdiri dengan tegang, kali ini dia melihat ekspresi dan sorot mata seokjin yang menyeramkan karena marah.

Seokjin mengambil rokok di tangan jungkook.

"Sejak kapan kau merokok?" Tanya seokjin tegas.

"Bukan urusan mu" jawab jungkook dan merebut rokok dari tangan seokjin.

"Aku tanya sejak kapan kau merokok?" Tanya seokjin lagi.

"Kenapa?" Tanya jungkook.

"Kau tanya kenapa? Aku bertanya karena aku perduli. APA KAU TIDAK TAHU BAHAYA MEROKOK ITU APA?"

Seokjin membentak jungkook, tapi jungkook sama sekali tidak takut dengan bentakannya.

"Kenapa kau marah, jin? Apa bedanya dengan mu? Kau juga bertindak dan melakukan semua sesuka mu, kenapa kau begitu marah pada ku?

"Kau fikir kau sudah benar?" Jungkook melihat seokjin remeh." Mikir, dasar menyebalkan" lanjutnya dan pergi begitu saja.

Seokjin melihat jungkook yang pergi dengan kesal, kemudian melangkah untuk mengejar.

"Aku belum selesai bica__" seokjin menghentikan ucapannya saat merasakan sakit di perutnya.

"Ssttt__ sakit" gumamnya, kemudian memilih untuk duduk.

"Kenapa tiba tiba sakit, sih? Padahal tadi tidak apa - apa" seokjin menarik nafas panjang untuk mengurangi rasa sakit.
.
.
.
.

Best brother berkumpul di rumah jaehyung. Mereka makan cemilan ringan dan minuman yang jaehyung siapkan.

"Jadi bagaimana? Besok tanding apa?" Tanya jake.

"Tarik tambang saja, bagaimana?" Sahut jaemin.

"Aku ikut" renjun bicara dengan semangat.

"Tidak usah, lah. Nanti kalah, lagian kau kan kecil, mana punya tenaga" ledek hoshi.

"Iya, lebih baik tidak usah. Kalau kau ikut nanti kalah"- haechan.

"He_i, kalian kalau bicara tidak pakai filter sekali. Enak saja bilang aku tidak punya tenaga, akan ku gunakan tenaga dalam saat bertanding.

"Masalah kalah menang itu urusan belakangan, basket saja kalian kalah walaupun aku tidak ikut" sahut renjun dengan tengil.

"Ya sudahlah, kalau begitu kau ikut saja" kata jaehyung dan itu sukses membuat renjun senang.
.
.
.
.

Seokjin berjalan masuk ke kamar. Dia berjalan dengan langkah pelan karena merasakan sakit pada perut saat berjalan.

"Jin, dari mana?" Tanya hoseok.

"Dari luar" jawab seokjin dan berbaring di tempat tidur yoongi.

"Yoon, kau tidur di atas ya! Aku di sini"- seokjin.

"Tidak mau"- yoongi

"Ayolah, jangan menyebalkan. Tinggal tidur saja kok susah sekali, sih."- seokjin.

"Tidur juga butuh kenyamanan, dan tempat nyaman ku itu di tempat tidur ku sendiri"- yoongi.

"Tempat tidur ku juga nyaman, jadi kau tidur saja di atas"- seokjin.

Yoongi berdecak malas.

"Kenapa kau mau tidur di sini? Tumben sekali"- yoongi.

"Kepala ku pusing, aku takut kalau malam aku mau buang air kecil, takut  pusing dan jatuh nanti" bohong seokjin.

"Kepala mu pusing? Sudah minum obat belum?" Tanya namjoon yang khawatir.

Namjoon ingat seokjin hampir pingsan karena vertigo.

"Sudah, sekarang mau tidur" lagi, seokjin kembali berbohong.

"Ya sudah, kalau yoongi tidak mau pindah, aku saja yang pindah. Kau tidur di tempat ku saja" tawar namjoon.

"Tidak usah" bukan seokjin, tapi yoongi yang menjawab, kemudian melihat seokjin.

"Kau tidur saja di sini. Aku pindah" ucap nya dan seokjin mengangguk.

"Thanks, yoon" - seokjin.

"Jangan sungkan"- yoongi.

"Aku tidur duluan ya, kepala ku pusing" kata seokjin dan merubah posisi nya menjadi miring menghadap ke dinding.

Seokjin tidak tidur, melainkan meremat perut nya yang terasa sakit.

Bersambung.

Best friend foreverWhere stories live. Discover now