27

231 34 5
                                    

Hoseok keluar toilet, dia menghela nafas malas saat melihat hana menunggu nya di depan. Dengan gaya yang cuek, dia berjalan melewati hana.

"Seokie" panggil hana, dia langsung menahan tangan hoseok.

"Lepas!" Ketus hoseok tanpa melihat hana.

"Aku minta maaf, tolong maafkan aku, aku menyesal" kata hana, tapi hoseok hanya tersenyum miring.

"Lupakan! Aku tidak perduli" sahut nya dingin dan melangkah pergi, tapi hana tetap menahan tangannya

"Bisakah kita mengulang dari awal?" Tanya nya.

Hoseok melihat hana, tatapan yang tadinya begitu dingin, perlahan terlihat luluh saat menatap wajah nya.

"Aku menyesal" ucap hana dengan tatapan begitu dalam pada hoseok.

Hoseok langsung memalingkah wajah nya untuk menghindari tatapan hana, dia tidak mau hanyut dalam perasaan.

"Lepas!" Hoseok menarik tangan nya dengan kasar sampai hana hampir jatuh, tapi hoseok langsung menahan nya.

"Aku tau, kau masih menyayangi ku, kan?" Tanya hana setelah hoseok melepas tangan nya

"Orang lain juga akan melakukan hal yang sama saat melihat orang akan jatuh, jadi tidak usah berfikir macam macam!" Jawab nya ketus dan pergi setelahnya.

Hana melihat hoseok dengan mata berkaca kaca, dia benar benar tidak menyangka hoseok sangat berubah.
.
.
.
.

Saat pulang sekolah, taehyung paling sibuk memasukan semua buku nya dan langsung beranjak dari duduk nya.

"Teman teman, aku pulang duluan ya, aku ada urusan, jadi tidak usah mencari kalau aku tidak ada di kost nanti" ucap nya sambil menggendong tas.

"Kau mau kemana?" Tanya namjoon.

"Biasalah, ada urusan, aku akan pulang ke rumah orang tua ku dulu untuk satu minggu ini, jadi kemungkinan aku akan pulang ke kost malam" jawab nya dengan santai dan bff mengangguk percaya.

"Ya sudah, aku pulang dulu" pamit taehyung dan pergi setelahnya.

"Kook" panggil seokjin.

"Apa?" Jungkook menoleh ke arah nya.

"Setelah ku fikir fikir, kita ke dokter saja, aku rasa batuk mu harus segera di obati dokter" - seokjin.

"Benar itu, aku setuju dengan seokjin. Dari pada tidak bisa tidur lagi, lebih baik berobat saja" sambung jimin.

"Tapi..." - jungkook.

"Sudahlah, kook. Ikuti saja apa kata seokjin, tidak usah keras kepala" sela hoseok.

"Baiklah" jawab jungkook membuat seokjin dan yang lain senang.

Yoongi melihat hana yang melihat hoseok dari jauh.

"Kau mengenal nya?" Tanya yoongi sambil menunjuk hana dengan gerak mata.

"Nanti saja ku jelaskan" kata hoseok dan beranjak dari duduk.

"Ayo, kita harus pulang sekarang" ajak hoseok.

"Aku dan jungkook kan mau ke dokter. Jadi kita pisah di depan" - seokjin.

"Oke" jawab bff bersamaan.
.
.
.
.

Seokjin dan jungkook duduk di depan dokter yang sedang melihat hasil lab.

"Bagaimana dokter? Saudara saya sakit apa?" Tanya seokjin yang tidak sabar menunggu penjelasan dokter.

"Kau ini bisa sabar tidak, sih? Cerewet sekali" omel jungkook pelan.

"Aku penasaran, makanya bertanya" sahut seokjin dan kembali fokus melihat dokter.

Jungkook menggeleng, kemudian melihat dokter.

"Ada infeksi dari batuk nya, beruntung cepat di bawa ke dokter, kalau terlambat, infeksinya bisa menyebar ke paru paru" kata dokter membuat seokjin dan jungkook saling melihat, kemudian kembali melihat dokter.

"Apa anda merokok?" Tanya dokter dan jungkook mengangguk.

"Kalau bisa berhenti merokok, ya! Karena merokok bisa memperburuk batuk nya. Saya resepkan obat dan habiskan ya!"- dokter

"Baik, dokter" jawab jungkook.

Dokter mengangguk, kemudian meresepkan obat yang harus jungkook minum.

"Ini resep nya" dokter memberikan kertas resep ke jungkook.

"Terimakasih,  dokter" jungkook mengambil kertas resep dari tangan dokter.

"Sudah selesai kan, dokter? Kalau sudah selesai, saya pamit dulu" tanya jungkook.

"Sudah" sahut dokter

"Baik, dokter." Jawab si kembar bersamaan, kemudian pergi setelahnya.
.
.
.
.

Parkiran.

Seokjin mengambil tas jungkook dan menggeledah isinya.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa tidak sopan _"

"Diam!" Seokjin memotong ucapan jungkook dan mengeluarkan sebungkus rokok dari dalm tas.

"Kenapa? Kenapa kau merokok? Siapa yang mengajari mu merokok, hah?" Tanya seokjin tegas.

"Bukan urusan mu" jungkook bergerak mengambil rokok nya, tapi seokjin tidak memberikan nya.

"Berikan rokok ku!" Pinta jungkook dengan tegas.

"Kau mau rokok nya?" Tanya seokjin dan jungkook menggangguk.

Seokjin mengeluarkan semua isi rokoknya dan menggabungkan nya jadi satu.

"Buka mulut mu dan Hisap semuanya!" titah seokjin dengan emosi, dia menyodorkan semua batang rokok ke mulut jungkook, tapi jungkook menepisnya sampai rokok jatuh berserakan.

"Kau sudah gila, ya! Kau mau aku mati dengan merokok sebanyak itu, hah?" Kesal jungkook.

"Kenapa? Bukankah kau sakit karena merokok? Dari pada kau merokok satu per satu dan sakit, lebih baik kau hisap semuanya saja sekalian!

"Kenapa kau marah? Bukankah kau juga melakukan hal yang sama pada ku? Kau bahkan membuat ramen satu panci untuk ku makan saat aku sakit.

"Kenapa kau marah aku melakukan ini sekarang?" Sahut seokjin membuat  jungkook terdiam kikuk.

"Kau masih mau merokok? KAU MASIH MAU MEROKOK SETELAH SAKIT?" bentak seokjin.

"Tidak usah berteriak! Aku tidak tuli" ketus jungkook.

"Aku benar benar kesal dengan mu, jin" Ucapan jungkook membuat seokjin mengernyit bingung.

"Kesal? Kenapa?" - seokjin.

"Kau masih bertanya? Apa kau tidak sadar kau itu sangat menyebalkan? Ibu selalu saja menyalahkan ku atas apa yang terjadi pada mu.

"Kau yang keras kepala ikut tanding renang, tapi saat terjadi sesuatu pada mu, AKU YANG DI SALAHKAN OLEH IBU" jungkook berteriak emosi, membuat seokjin diam.

"Ibu menyalahkan mu?" - seokjin.

Jungkook tidak menjawab, dia melihat seokjin dengan mata berkaca kaca, kemudian pergi tanpa mengantakan apapun. Sementara seokjin hanya diam, dia tidak menyangka kalau ibu nya diam diam menyalahkan jungkook atas apa yang terjadi pada dirinya.

Bersambung.

Best friend foreverWhere stories live. Discover now