XIX. DELON

42 10 0
                                    

——————Happy reading—————

Dua minggu pencarian gadis yang hilang usai kecelakaan itu kini tidak berkabar lagi. Semua orang sudah ber opini bahwa gadis itu meninggal.

Namun berbeda dengan pemikiran Nick, pria itu akan terus mencari Nazeya walaupun hanya menemukan baju yang dikenakan gadis itu.

Ia tak akan mau menyerah sampai nafas terakhir. Entah apa yang membuat Nick begitu peduli pada Nazeya. Padahal itu hanya adik tirinya.

Pria berwajah tampan bak dewa itu kini mengumpulkan semua informasi yang ada. Zio hanya mengetahui bahwa Nazeya di rumah sakit luar negeri.

***

"Asshh"
Desis seorang gadis yang merasakan tubuhnya perih dan kaku. Ia berbaring di ranjang namun ia tak melihat apapun dan siapapun di dalam ruangan itu, pasalnya ruang itu kini sangat gelap gulita.

Gadis itu berusaha untuk bangun dan duduk. Tiba tiba suara pintu terbuka terdengar oleh telinga sang gadis.

"Istirahat, pulihin dulu tubuh lo, setelah itu siap siap buat gue siksa"

Suara itu seperti tidak asing di telinga sang pendengar, namun sang pendengar tidak melihat wujud dari sang pemilik suara.

"Maksud kamu apa?, kamu siapa?"
Ucap sang gadis dengan hasrat ingin tahu.

"Gue malaikat lo, lebih tepatnya malaikat maut lo. Jadi sebelum gw siksa pastiin lo sehat wal‘afiat"

"Apasi mau kamu?"

"Dasar cwe bego, gue ngomong panjang lebar lo masih gatau mau gue apaan"

"Mau gue itu ya buat lo tersiksa dan mati secara perlahan"
Ucapan cwo itu tampak nyata, dan tangan kekar miliknya mengelus pipi sang gadis.

Gadis yang kini sangat penasaran oleh cwo itu, tiba tiba ia melempar sebuah sumpit ke sembarang arah. Namun keberuntungan di pihaknya.

Sumpit itu tepat mengenai saklar lampu, dan saat tangan yang mengelus pipi tadi ingin melayangkan sebuah tamparan lampu itu menyala.

Dan menghentikan gerakan tangannya.
Ruangan itu menjadi terang dan gadis tadi adalah Nazeya, dan cwo yang mengusiknya adalah Delon.

Nazeya kini mengigat jelas apa yang dilakukan Delon padanya di waktu lalu. Ia meneteskan airmata nya dan mematung menatap Delon dengan tatapan lelah.

"Kenapa?"
Suara itu kini berasal dari bibir yang seharusnya tak sanggup mengatakan apa pun.

"KENAPA AKU TERUS YANG JADI INCARAN KAMU, AKU MUAK DELON!"
Emosi Nazeya memuncak dan teriakan itu pecah.

Delon hanya menatap gadis itu remeh. "Kalau bukan lo emang siapa lagi? Ibu lo? Ignes kan udah mati"

"Plak..."

Tamparan yang tadi sempat terhenti kini di teruskan oleh Nazeya ke pipi Delon. Sang empu hanya tersenyum miring, raut wajahnya menyatakan bahwa tangan kecil itu tak mampu membuatnya sakit.

"Jangan Sekali-kali Ngomong Kalau Ibu aku Meninggal"
Ucap Nazeya penuh penekanan dan deru napas yang berpacu tak karuan.

Nazeya takut dengan Delon namun ia tak akan membiarkan ibunya menjadi kaitan.

NAZEYA [On Going]Where stories live. Discover now