VII. BULLYING?

49 9 0
                                    

------Happy reading-----

Dengan tergesa-gesa Nazeya memasuki ruang kelasnya. Dan sudah terdapat guru di sana.

Nazeya dengan sopan membungkukkan setengah badannya guna memberi isyarat meminta maaf.

Namun Nazeya tau bahwa sekolah ini sangatlah disiplin dan harus mematuhi peraturan.

"Iya bapak maafin, tapi tetep aja kamu harus di hukum. Bersihkan ruangan komputer sekarang!"
Ucap pak Ratno selaku guru biologi.

Nazeya masuk ke dalam dan meletakkan tasnya. Lalu ia kembali pergi ke luar dan berlari menuju ruang komputer.

Ia memasuki ruangan tersebut dan memulai mengambil sapu lalu membersihkan lantai di tempat yang cukup luas dan besar itu.

Saat ia asik membersihkan ruangan tersebut ia merasa ada seseorang yang berjalan menuju ruang itu. Lalu Nazeya mengira itu guru dan ia segera membersihkannya dengan cepat.

Tetapi saat seorang cowok memasuki ruangan itu ia melihatnya dengan kaget.

"Kenapa lo telat?"
Ujar Reyden

"Gapapa"
Jawab Nazeya seadanya sambari membersihkan

"Kakak ngapain di sini?. Masuk sana, ikutan Mulu"

"Ge-er amat lo, orang gue cuma di suruh pak Ratno"

"Oooh"
Ucap Nazeya mengangguk

Nazeya selesai membersihkan lantai dan lalu ia mengambil kemoceng untuk membersihkan debu di sekitar computers.

Nazeya sangat anti dengan debu, sedikit saja ia menghirupnya ia akan bersin bersin dan berakhir pilek.

Nazeya membersihkan dengan pelan agar debu itu tidak menyentuh hidungnya.
Namun semua usahanya sia-sia ia tetap saja bersin.

"Haccyuuhh! Haccyuuhh!"
Kini hidung mancung itu sangat gatal.

"Yaelah debu doang langsung bersin lo" ucap Reyden

"Berisik kakak ah! Haccyuhh! Hattcyuuh!"

"Hahaha hidung lo merah kya tomat!"
Tawa lepas Reyden tampak membuat Nazeya kesal

"Udahhh dehh kaakk! Jangan kya doraaa bisaa gaa?! Berisik bnget.
Udah sana sana balik!"

Reyden yang mendengar perkataan Nazeya dan ia langsung keluar dari ruangan itu.

Nazeya kini bingung harus apa ia tidak membawa tisu atau sapu tangan.
Nazeya terus bersin tanpa henti, kepalanya mulai pusing dan hidungnya memerah.

"Dasar debunya ga bersahabat banget sihh! Kamu yaa debu minimal kalau ga berguna tuh yaa jangan nyusahin! Aku gasuka tauu sakit pilek, ntar aku gabisa napaasss, kalau aku gabisa napas trus aku meninggal trus ayah sama siapa?! Dasar debu jahatt"
Omel nya Nazeya panjang lebar dan tanpa ia sadari Reyden berada di dapan pintu

"Udah selesai marahin debu nya?"

Nazeya kaget sesaat
"Aduhh dateng lagi kaak dora, mau apa sih kak?"

"Terserah gue mau apa!"

"Nih! Minum dulu"
Reyden memberikan air mineral serta obat yang ia beli tadi, tak lupa juga tisu dan masker berwarna soft pink.

Nazeya menatapnya dengan tatapan curiga

"Kakak hobi banget bantu aku, jangan jangan kakak suka ya sama aku?! Hayoo ngaku?!"
Ucap Nazeya pede

"Hah!? Gue? Suka sama lo?! Duhh mimpi lo yaa?!"
Kata Reyden seraya menyentil dahinya pelan

"Duhh, apaan sih kak sokab banget tangannya" ujarnya sinis

NAZEYA [On Going]Where stories live. Discover now