XIV. MUSEUM

46 7 0
                                    

------Happy reading-----
"Ahh, shit!"
Desis Reyden saat ia menyadari tangganya memeluk Nazeya.

"Kok bisa tidur seranjang sih?! Mana nyaman banget lagi"
Tambahnya.

Reyden perlahan bangkit dari tempat itu. Kini jam menunjukkan pukul 06.30 pagi, ia sebenarnya masih kelelahan namun tidak baik jika tidur lebih lama lagi.

Reyden bergegas untuk mandi. Selesainya ia mandi ia membangunkan Nazeya yang masih tertidur dengan pulas.

"Zey?!" Ucapnya

Nazeya belum merespon ucapan Reyden.

"Nazeya bangun udah pagi"
Ucap Reyden lagi tepat di telinga Nazeya.

Nazeya terbangun dan membuka matanya.

"Eh!? Kaka kok di sini?!"
Ucapnya kaget.

"Ya bisa lah, orang tidur seranjang" kata Reyden dengan suara yang hampir tak dapat terdengar.

"Apa ka?! Kok Kaka bisa di sini??"
Desak Nazeya kepada lawan bicaranya.

"Iya gue baru masuk tadi" ucap Reyden berbohong.

Mendengar pernyataan itu Nazeya sedikit lega. Tentu saja ia masih akan was was terhadap lelaki.

"Yauda sana keluar, aku mau tidur lagi" ucap gadis itu.

Reyden menepuk pelan dahi Nazeya
"Anak perempuan bangun gaboleh siang siang!"
Ucapan Reyden seolah olah seperti perkataan Ayahnya saat ia ketahuan bangun siang.

Setelah hal itu Nazeya menangis.
"Huaaaaaa!!!" Tangisan Nazeya pecah.

"Lah? Lo napa woy! Baru di tepuk gitu doang nangis" ucap Reyden.

Namun Nazeya tidak menghiraukan perkataan itu, ia terus menangis. Butiran bening itu membasahi pipinya.

Reyden bingung atas hal itu, apakah tepukan di dahi itu terlalu kuat? Apakah ia sangat galak dengan gadis itu?. Pertanyaan itu sedang berkelahi di dalam pikiran Reyden.

Reyden yang tidak ingin gendang telinga pecah pun akhirnya memeluk Nazeya. Gadis itu di bawa dalam dekapan dada bidang Reyden.

"Shuuutt!!! Udah dong, gue minta maaf!!"
Kata Reyden yang berusaha untuk menenangkan.

"A-aku kangen Ayaahhhh!!"
Kata Nazeya dengan sesegukan nya.

"Dasar cwe gajelas!" Desisnya.

"Kaka yang gajelas! Kaka ngapain ngomong kaya Ayahh?!"
Kata Nazeya nyolot.

"Lah? Jadi kata kata gue tadi yang buat lo kangen ayah lo?"

Nazeya mengangguk dan menatap Reyden sendu dengan hidung memerahnya.

"Yauda yauda, telfon aja"

"Pinjem handphone"

Reyden memberikan benda pipih itu kepada Nazeya.

Lalu Nazeya segera menelfon ayahnya. Dan berbicara bahwa ia sangat merindukan sang ayah.

Setelahnya rasa rindu gadis itu sedikit terkikis, ya walaupun saat ini ia ingin sekali memeluk sang ayah.

"Yauda mandi sono, bau got lo"
Kata Reyden.

"Berarti kaka pernah masuk got ya? Iwhh ga banget"
Balas Nazeya dengan nada meledek dan langsung berlari ke kamar mandi. Tak lupa menutup pintunya.

"Gue kira lo cuma bisa nangis, ternyata bisa bercanda juga"
Ucap Reyden dari luar kamar mandi.

Setelah menghabiskan waktu yang cukup lama Nazeya akhirnya keluar dari ruangan lembab itu.

NAZEYA [On Going]Where stories live. Discover now