XV. TEMAN MASA KECIL?

45 8 0
                                    

------Happy reading-----
Di apartemen itu terdapat seorang cowo yang memainkan ponselnya.

"Tok tok tok"
Suara ketukan pintu itu terdengar. Dan taklama cwo yang bernama Pram itu pun membuka pintu.

"Maaf siapa ya?"
Ucap Pram terhadap gadis cantik di depannya.

"Em maaf ka, saya di suruh pak Zio nganter ini"
Ucap Nazeya sambil mengulurkan berkas yang ia bawa tadi ke cwo itu.

"Oh iya makasih"
Ucapnya dan langsung menutup pintu apart nya.

Nazeya menatap sinis. Ia merasa tak di hargai, padahal kan ia belum saja pergi mengapa sudah di tutup pintunya.

Kemudian Nazeya tak ingin berlama-lama di sini ia berjalan untuk keluar dari gedung Apartemen itu.

Nazeya keluar dan berjalan menuju rumahnya. kebetulan rumah nya tidak terlalu jauh dari sana.

Ia berjalan dengan riang, tetapi ada sesuatu yang ganjal menurutnya. Namun ia tak tahu itu apa.

Nazeya meneruskan jalannya hingga sampai ia di rumah gadis itu baru teringat bahwa handphonenya tercampur dalam berkas itu.

Tadinya ia tak mempunyai saku jadi Nazeya menyelipkannya di dalam berkas yang ia berikan pada Pram tadi.

Tentu saja Nazeya harus kembali ke Apartemen cwo itu untuk mengambilnya, ia kembali lagi berjalan menuju gedung putih itu.

Namun saat ia berjalan di trotoar tak sengaja sekelompok anak SD yang tengah pulang sekolah menabrak nya.

Nazeya yang tak siap atas tabrakan dan segerombolan anak SD itu pun tubuh mungilnya menabrak tembok, serta kepalanya membentur sudut lancip tembok itu.

Tentu saja dahi Nazeya terluka dan mengeluarkan darah. Namun anak anak itu tidak menghiraukan hal tersebut. Mereka terus berlari ntah apa yang mereka kejar.

Nazeya segera menyekat darahnya agar tak tercecer kemana mana.
Tak munafik kepalanya kini sangatlah sakit.

Rasanya ia ingin menangis di tempat itu juga, namun banyak orang yang berlalu lalang, tak lucu jika ia menangis di pinggir jalan seperti itu.

Dengan memegangi dahi nya dan tangan yang kini telah berlumuran darah ia mengetuk pintu kamar cwo itu.

Tak lama pintu itu di buka oleh Pram.

Awalnya Pram kaget melihat tangan gadis itu banyak darah, namun ekspresinya berubah saat melihat itu adalah Nazeya.

"Apa lagi ya?"
Tanya nya.

"Eee, itu ka, handphone saya ketinggalan di berkas itu"
Ucapnya dengan menahan sakit.

Saat melihat Nazeya Pram iba, ia menarik masuk gadis itu dan langsung mengobati luka Nazeya.

Pram melihat ada plaster di pergelangan tangan Nazeya. Ia berfikir bahwa gadis ini lemah.

"Lo siapanya Pak Zio?"
Tanya Pram.

"Anaknya"
Ucap Nazeya sambil luka di dahinya di beri Betadine.

"HAH?!"
Ucap Pram sedikit kaget.

"Lo ga kenal gue?"

Nazeya menggeleng.
"Aku cuma di suruh ayah"

"Sekarang Pak Zio lagi di mana?"

"Luar kota"

"Lo emang bener anaknya pak Zio? Ibu lo namanya Bu Ignes kan?"

Nazeya lagi lagi mengangguk.

Selesai mengobati dahi itu Nazeya segera berterimakasih kepada Pram.

"Makasih ya ka, oiya handphone aku mana ya ka?"

NAZEYA [On Going]Where stories live. Discover now