lV. PERASAAN?

69 10 0
                                    

------Happy reading-----

Nazeya yang kini sedang berbaring di ranjang rumah sakit dan tampak tidak sadarkan diri.

Di sampingnya terdapat seorang lelaki yang tampak murung melihat keadaannya. Dia bernama MARS NAVIER BAGASKARA. Ia adalah teman Nazeya saat di sekolah lamanya serta sepupu dari gadis itu.

"Gimana keadaan Ralyn Mars?!"
Tanya seorang pria paruh baya yang memasuki ruangan Nazeya

"Nazeya belum sadar om. Kata dokter tadi tubuhnya sangat lemah jadi butuh waktu buat dia bangun"
Ucap Mars memberi tahu Zio

Zio yang melihat anaknya berbaring tidak berdaya ia pun merasa bersalah. Mengapa ia tidak menjemputnya tepat waktu? Mengapa ini terja
di pada anaknya?. Itu yang berada dalam pikirannya sekarang.

"Hallo! Cari pengecut yang udah celakai anak saya! Harus ketemu saya tidak mau tau!!" Ucap Zio terhadap bawahannya dari sambungan telepon.

Taklama kemudian jari tangan Nazeya mulai bergerak perlahan, Mars dan Zio yang melihat itu tersenyum girang.

"Geralyn? Kamu udah sadar sayang?"
Ucap Zio yang menatap anaknya penuh harapan

"Ralyn?" Ucap Mars lembut sembari mengelus pucuk kepala nya

Nazeya membuka mata nya dan melihat asbes yang berada di ruangan tersebut, lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah kedua orang itu

"A-ayaah?" Ucapnya lemah

"Iya sayang ayah di sini, maafin ayah yaa ayah telat jemput kamu" ucap Zio merasa bersalah

Nazeya hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah Mars

"K-kaak? Kak Mars? Knpa kakak ada di sini?!"

"Emang ga boleh gue kesini?"

"B-boleh kok, aku kan cuma nanya"

"Yaudah jangan banyak tanya, istirahat aja yaa"
Uacap Mars memberi senyuman hangatnya

"Mars? om titip Ralyn ya, om ada urusan mendadak" ucap Zio lalu di sambut oleh anggukan Mars

"Iya om. Hati hati"
Ucap Mars yang melihat kepergian Zio

"Oiya lo mau makan apa? Lo mau mochi ga? Gue tadi bawa buat lo"

Nazeya mengangguk antusias
"Mauu mauuu!!"

"Tapi ada syaratnya. Lo harus makan dulu sebelum makan mochi"

"Aku ga laper kak"

"Lo harus makan Ralyn, biar cepet sembuh"

"Eumm, yaudah deh"

"Nah gitu, gue suapin yaa?"

Nazeya mengangguk lalu satu suapan bubur mendarat di mulutnya

"Kenapa lo tadi bisa sama mereka?"

Nazeya menaikkan bahu nya tanda tak ingin terlalu memikirkan kejadian yang kini menimpanya

"Makan lagi nih, yang banyak"

Nazeya membuka mulutnya dan memakannya

"Udah kak, aku udah kenyang"

"Baru tiga suap Ralyn. Ayo makan lagii"

Nazeya menggeleng cepat

"Yaudah yaudah, nih mochi lo"

Nazeya tersenyum girang dan ia bangun perlahan lalu duduk di ranjangnya.

"Makasih kak" ucapnya seraya tersenyum ke arah Mars dan di balas oleh anggukan Mars.

"Inget yaa jangan banyak banyak!"

"Bawel kakak!"

"Kalau di bilangin tuh nurut Ralyyynn"

"Ishh iyaa iyaa, nihh"
Ucap Nazeya kesal dan hanya mengambil dua mochi di kedua tangannya.

"Habis ini lo tidur. Udah malem tuh"
Ucap Mars sambil menunjuk ke arah jam dengan dagunya yang kini menunjukkan pukul 22.30.

"Iywa kwak, habwis inwi twidur"
Ucap Nazeya mulut penuh mochi

Mars terkekeh melihat tingkah laku Nazeya

"Di makan dulu yang bener Ralyn"

Taklama kemudian mochi yang kini Nazeya makan telah habis

"Minum nih"
Ucap Mars sambil menyodorkan sebuah gelas air mineral lalu di ambil oleh Nazeya dan meminumnya.

"Udah ya, sekarang tidur"

Nazeya mengangguk dan menuruti apa kata Mars. Lalu ia berbaring di ranjangnya dan menari selimut sampai ke perutnya.

"Kakak Mars pulang ke rumah?"

"Nggak. Gue di sini jagain lo"

"Pulang aja kak, aku udah baik baik aja kok"

"Ohh lo ngusir gue?!hmm?"

"E-ehhh nggak gitu kak, kasian kakak ntar capek, lagian besok kakak sekolah"

"Badan badan gue, suka suka gue"

"Dihh ngeyel"

"Udah tidur! Gausah ngebacot"

"Galak amat, tadi baik. Labil si Mars"
Gumam Nazeya yang terdengar oleh telinga tajam Mars

"Ga sopan lo yaa! Ngomong sekali lagi gue lem bibir lo!"
Ucap Mars yang kini mampu membuat Nazeya terdiam dan langsung memejamkan matanya.

Mata Mars melihat wajah putihh bersih serta sedikit luka memar dan pucat milik Nazeya. Ia tertegun sejenak dan memikirkan perasaan yang sudah lama ia pendam sendiri.

"Gue pengen banget bisa ngutarain perasaan gue ke lo Lyn, but gue takut di tolak. Hha, gue bakal tunggu waktu yang tepat"
Ucap Mars dalam hati yang kini tampak memendam perasaan yang begitu dalam.

Mars kini mengelus pucuk kepala Nazeya, lalu ia mendekatkan wajahnya ke pipi Nazeya. Apakah ia ingin mencium pipi Nazeya?

"Selamat malam pak, saya ingin mengecek kondisi ibu Nazeya"
Ucap seorang gadis muda yang memasuki ruangan itu tiba-tiba dan memakai topi suster di kepalanya

"O-oohh iya sus silahkan" ucap Mars yang bertingkah layaknya orang canggung

"Sialan ni mbak mbak, gagal kan gue cium Ralyn!" Batinnya yang begitu kesal

"Baik pak, saya keluar dulu" ucap suster itu dan di balas anggukan kepala Mars.

Mars menatap kepergian suster tersebut lalu ia berjalan menuju sofa yang terdapat di ruangan itu

Ia membaringkan tubuhnya dan melipat kedua tangannya di atas dada.

***

"Oohh, jadi anda yang melukai nona Zeya?!
Tanpa aba aba satu bogeman kuat mendarat di perut Delon. Delon yang belum siap atas pukulan tersebut pun langsung terhuyung ke belakang.

"BERANI SEKALI ANDA MELUKAI NONA ZEYA!!!?"
ucap bodyguard yang bertubuh besar serta kekar.
Bodyguard itu tidak segan lagi memukul rahang Delon. Delon tidak bisa bela diri ia hanya bisa kasar terhadap wanita yang lemah.

Delon kini terbaring tidak berdaya, ia pingsan di tempat itu. Bodyguard yang sedari tadi memukuli nya pun tersenyum melihat Delon

"Cihhh, pria lemah. Sepertinya kau banci!" Ucapnya sarkas.

Lalu bodyguard itu pergi meninggalkan Delon tanpa rasa kasihan sedikit pun.

------------------

⚠️❗ATTENTION PLEASE ❗⚠️
LIHAT POJOK KIRI BAWAH ADA GAMBAR ★, LALU TEKAN.

Terimakasih;)
Jangan lupa beribadah dan bahagia, okey seeyou next part💐

NAZEYA [On Going]Where stories live. Discover now