38

23.1K 1.8K 20
                                    

hiii
yang ga vote sinyalnya Edge terus.

Happy reading.

>>>

Hari sudah mulai gelap, namun Theo dan Rosaline masih sibuk membagikan sebuah bingkisan kepada seluruh orang di perusahaan. Entahlah mengapa Jeffery tiba-tiba membagikan hal seperti itu, Theo sangat heran dengannya akhir-akhir ini. Ah padahal biasanya jam segini ia sudah bersiap-siap untuk pergi makan malam bersama dengan pujaan hatinya,

"Theo, Rosaline." Panggil Jeffery, keduanya menoleh dan membungkuk hormat.

"Sudah semuanya?" Tanya Jeffery,

"Masih tersisa 4 pak," jawabnya, Jeffery mengangguk singkat.

"Bawa pulang saja, saya memang melebihkan jumlahnya. Oh ya, bingkisan besar yang ada disana untuk kalian. Saya akan pulang dulu." Ucapnya kemudian pergi dengan tergesa-gesa.

"Baik pak."  Theo dan Rosaline berbinar mendengar itu. Bagaimana tidak, bingkisan yang dimaksud oleh Jeffery adalah bingkisan yang sangat besar. Keduanya mengangkat bingkisan itu, mereka makin senang lagi ketika merasakan betapa beratnya bingkisan itu.

Jeffery melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, laki-laki itu bingung dengan dirinya yang seperti ini. Pagi hari, ia merasa enggan untuk beranjak dari ranjang dan meninggalkan Alice yang ada dipelukannya. Dan ketika sore hari, ia terus ingin pulang dan menemui istrinya itu. Ah dia merasa dirinya seperti ABG yang sedang jatuh cinta saja.

Jeffery memarkirkan mobilnya dan memanggil penjaga garasi untuk menutup pintu garasi. Laki laki itu berjalan masuk kedalam Mansion, namun ia tak mendapati istri dan anak-anaknya disekitar sana. Laki laki itu kembali melangkah masuk dan ia bertemu dengan seorang maid,

"Dimana Alice?" Tanya Jeffery,

"Nyonya Alice sedang menemani tuan muda Aldric, tuan muda Jackson dan tuan muda Jaycob belajar di kamarnya tuan." Jeffery mengangguk singkat kemudian segera memasuki lift untuk naik keatas.

Sesampainya di lantai 3, Jeffery berjalan menuju kamar si kembar. Namun ia tak menemukan siapapun didalam sana, kemudian ia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar putra sulungnya. Jeffery mengetuk pintu dan menunggu respon dari dalam sana, beberapa detik kemudian pintu terbuka dan menampilkan Aldric yang tengah membawa sebuah buku.

"Ayah, ada apa?"

"Dimana ibu?" Tanya Jeffery, Aldric terdiam sembari memperhatikan ayahnya yang masih dengan pakaian formalnya dengan sebuah tas ditangannya.

"Umm.. ibu sudah kembali ke kamar ayah, ibu mengatakan ingin merapikan pakaiannya yang kemarin dikeluarkan oleh ibu." Jawab Aldric,

"Kenapa tidak menyuruh maid saja?" Tanya Jeffery lagi, Aldric mengangkat bahunya tanda ia pun tak tahu.

"Aku tidak tahu ayah."

"Ayah," panggil Jaycob dibelakang Aldric, si sulung menepi dan membiarkan kedua adiknya menyapa sang ayah.

"Ya?" Tanya Jeffery saat melihat si kembar yang menghampirinya.

"Ayah baru pulang dari kantor?" Tanya Jackson melihat sang ayah masih menenteng tas ditangannya. Jeffery berjongkok guna menyamakan tingginya dengan si kembar,

"Ya ayah baru saja sampai di rumah." Jawabnya,

"Ayah lihatlah, apa gambaranku bagus?" Tanya Jaycob sembari menunjukkan gambarnya kepada sang ayah, Jackson yang tak mau kalah pun ikut menunjukkan gambarnya.

"Bagaimana dengan punya ku ayah?"

"Bagus, kalian sangat pintar menggambar." Puji Jeffery, namun ia berusaha menahan tawanya karena tidak ingin si kembar kecewa. Jika boleh jujur, gambar keduanya sangat sulit untuk dicerna. Sebenarnya gambar apa itu?

My Husband's Family Are Obsessed With Me. Where stories live. Discover now